DUA KISAH PENGGANDAAN ROTI DALAM INJIL MARKUS

Dipublikasikan tanggal 22 March 2017

DUA KISAH PENGGANDAAN ROTI DALAM INJIL MARKUS

Markus 6:30-43, 8:1-10

Umat Kristiani pasti sudah tidak asing lagi dengan kisah mukjizat penggandaan roti. Yesus memberi makan lima ribu orang hanya dengan lima roti dan dua ekor ikan, bahkan menyisakan dua belas bakul. Namun, mungkin tidak semua menyadari bahwa sebenarnya dalam Injil Matius dan Markus ada dua kisah penggandaan roti yang mirip. Kisah penggandaan roti yang pertama, yang lebih banyak dikenal orang muncul dalam Mrk 6:30-43. Lalu, ada kisah penggandaan roti yang kedua yang diceritakan dalam Mrk 8:1-10. Di sini, Yesus memberi makan empat ribu orang dengan tujuh roti, dan menyisakan tujuh bakul.

Ada beberapa kemiripan dalam kedua kisah ini. Pertama, Yesus mengadakan mukjizat penggandaan roti karena belas kasihan kepada orang banyak yang mengikuti-Nya (Mrk 6:34, 8:2). Dalam kisah pertama dikatakan bahwa Yesus tergerak hati-Nya oleh belas kasihan kepada orang banyak, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Hubungan antara TUHAN dan bangsa Israel dalam Perjanjian Lama sering dilambangkan dengan hubungan antara gembala dan domba-dombanya (Bil 27:17, 1 Raj 22:17, Yer 23:1-3). Pada puncaknya TUHAN menjanjikan untuk menggembalakan domba-domba-Nya melalui Mesias (Yeh 34:23, Yoh 10:11-16).

Kedua kisah penggandaan roti juga meninjau sejarah karya penyelamatan Allah di Perjanjian Lama dan mengantisipasi karya-Nya di masa yang akan datang:

  1. Kedua kisah ini mengingatkan bangsa Israel akan mukjizat manna surgawi yang turun ke atas bangsa Israel ketika mereka sedang mengembara di padang gurun (Kel 16)
  2. Kedua kisah ini juga menyegarkan kembali kisah nabi Elisa menggandakan dua puluh roti jelai untuk memberi makan seratus orang dan ada sisanya (2 Raj 4:42-44)
  3. Kedua kisah ini mengantisipasi penetapan Ekaristi, hal ini nampak dari proses penggandaan roti: mengambil ... mengucap berkat ... memecah-mecahkan ... memberikan (Mrk 6:41, 8:6)

Mosaik Roti dan Ikan di Gereja Lima Roti dan Dua Ikan Tabgha

Lalu apa perbedaan maksud Penginjil menceritakan dua kisah penggandaan roti? Yesus bahkan menanyakan hal itu kepada murid-murid-Nya (Mrk 8:19-21) dan memberikan pertanyaan retorik kepada mereka, “… Masihkah kamu belum mengerti?”

Simbolisme angka 12 dalam kisah penggandaan roti pertama dan angka 7 dalam kisah kedua kemungkinan besar dimaksudkan untuk menyatakan bangsa yang mendengarkan pewartaan Injil. Angka 12 dalam kisah pertama melambangkan kedua belas suku bangsa Israel dan kedua belas rasul. Sedangkan angka 7 dalam kisah kedua mewakili bangsa-bangsa lain atau non Yahudi. Dalam Ul 7:1  Musa menyebutkan ada 7 bangsa yang menduduki tanah Kanaan ketika bangsa Israel kembali dari perbudakan di Mesir: Het, Girgasi, Amori, Kanaan, Feris, Hewi, dan Yebus. Yesus menawarkan keselamatan baik kepada bangsa Yahudi maupun bangsa-bangsa lain. Mereka memberi warna dan dimensi internasional dari Perjanjian Baru. Rasul Paulus dengan tegas menyatakannya dalam suratnya kepada jemaat di Roma, yang sering disebut sebagai “Injil Paulus”, “ Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.” (Rom 1:16)

Dalam Injil Markus keselamatan ditawarkan kepada bangsa lain dalam kisah percakapan antara Yesus dengan seorang perempuan Siro-Fenesia (Mrk 7:24-30). Remah-remah roti yang dijatuhkan anak-anak akan diberikan kepada anjing. Paulus dan Barnabas memperingatkan orang-orang Yahudi, “... Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.” (Kis 13:46)