HARI SABTU SUCI

Dipublikasikan tanggal 11 April 2017

HARI SABTU SUCI

Ibu dari Segala Tirakatan

Pada hari Sabtu Suci Gereja berjaga dekat makam Tuhan, sambil merenungkan sengsara dan wafat-Nya, serta turun-Nya ke tempat penantian. Gereja menantikan kebangkitan Tuhan dengan berdoa dan berpuasa. Sebaiknya suasana tenang dan damai mewarnai hari ini. Karena makna dan suasana perayaan hari ini, maka dilarang mengadakan Perayaan Ekaristi, merayakan sakramen perkawinan ataupun sakramen-sakramen lainnya, kecuali sakramen rekonsiliasi/tobat, pengurapan orang sakit dan komuni kudus bagi orang sakit (viaticum). Misteri Sabtu Suci terletak pada Kristus yang terbaring di dalam makam. Hal ini melambangkan saat istirahat (sabat) Allah, setelah mewujudkan keselamatan umat manusia, yang menciptakan damai di seluruh bumi.

Vigili Paska

Perayaan Vigili Paskah harus dilangsungkan pada malam hari, sedemikian sehingga tidak dimulai sebelum matahari terbenam dan selesai sebelum fajar hari Minggu. Sesuai dengan tradisi tua dalam Gereja, malam ini adalah malam berjaga-jaga bagi Tuhan (Kel 12:42). Seturut nasihat Injil (Luk 12:35 dst) umat beriman dengan membawa lilin bernyala bersikap seperti orang-orang yang menantikan Tuhan bila Ia kembali. Pada waktu Ia tiba dan mendapati mereka sedang berjaga-jaga, Ia akan mengundang mereka duduk bersama pada meja perjamuan-Nya. Inilah inti pusat dan jantung perayaan Trihari Paskah, saat Kristus bangkit sebagai pemenang atas maut. Vigili Paskah disebut sebagai “Ibu dari segala vigilia (tirakatan)”. Gereja memperingatinya setiap tahun

Susunan liturgi Vigili Paskah:

  1. Ritus Cahaya (Lucernarium)
  2. Liturgi Sabda: Gereja merenungkan karya-karya ajaib Tuhan Allah bagi umat-Nya sejak awal mula, sambil menaruh kepercayaan pada sabda dan janji-Nya.
  3. Liturgi Pembaptisan: Umat Allah bersatu dengan anggota-anggota baru yang dilahirkan dalam pembaptisan.
  4. Liturgi Ekaristi: Umat Allah diundang ke meja perjamuan, yang disediakan oleh Tuhan bagi umat-Nya sebagai kenangan akan kematian dan kebangkitan-Nya, hingga Ia datang.
  5. Ritus Penutup

Tata cara perayaan liturgis Malam Paskah tidak boleh diubah oleh siapa pun atas inisiatif sendiri. Demikian pula nyanyian-nyanyian mazmur tanggapan jangan diganti dengan lagu-lagu lain, apalagi lagu yang tidak berkaitan dengan bacaan sebelumnya.

Upacara Cahaya

Upacara ini dilakukan di luar gedung gereja. Suasana sekitar gelap, demikian juga di dalam gedung gereja tempat perayaan berlangsung. Dalam upacara cahaya dilakukan pemberkatan “api baru” (dari bara arang), yang melambangkan awal penciptaan, dari tiada menjadi ada. Lilin Paskah (dinyalakan dari api baru) melambangkan cahaya Kristus yang bangkit, yang menerangi Gereja semesta dan setiap pribadi.  Lilin Paskah, yang memimpin perarakan ini, juga melambangkan tiang api yang memimpin bangsa Israel, ketika berjalan di waktu malam di padang gurun, setelah keluar dari tanah Mesir. Rahmat Terang itu hendaknya dibagikan kepada sesama.

Gereja pun bersyukur memuliakan Tuhan dengan Madah Pujian Paskah (Exsultet), yang merupakan pemakluman Paskah Kristus secara meriah, sekaligus menyimpulkan bagian pertama perayaan Malam Paskah, perayaan cahaya Kristus yang bangkit jaya. Dunia pun bergema dengan sorak sorai (Exsultet). Madah ini mau mengungkapkan seluruh Misteri Paskah dalam konteks sejarah keselamatan. Exsultet dinyanyikan oleh diakon, imam, atau jika mereka tidak bisa bernyanyi, boleh diganti oleh seorang awam yang bisa bernyanyi dengan baik dan indah, tetapi pembukanya tetap dilakukan oleh Imam .

Liturgi Sabda

Dalam Vigili ini, yang merupakan induk dari segala vigili, disediakan sembilan bacaan, yaitu tujuh dari Perjanjian Lama dan dua dari Perjanjian Baru (Epistola dan Injil). Dengan demikian Gereja, “dimulai dengan Musa dan semua nabi”, menjelaskan misteri Paskah Kristus. Semuanya harus dibawakan apabila dapat dilaksanakan, agar tampak ciri vigili yang memerlukan waktu yang panjang. Tetapi, bila keadaan pastoral tidak memungkinkan, jumlah bacaan dari Perjanjian Lama dapat dikurangi, namun hendaknya selalu diperhatikan bahwa bacaan sabda Allah merupakan bagian dasar dari vigili Paskah. Hendaknya dibawakan sekurang-kurangnya tiga bacaan yang diambil dari Perjanjian Lama, yakni dari Taurat dan Nabi-nabi dan tiap-tiap mazmur tanggapannya dinyanyikan. Tetapi, bacaan dari Kitab Keluaran 14 dan kidungnya tetap harus dibawakan.

Liturgi Pembaptisan

Liturgi Baptis mengajak setiap orang untuk kembali memperbarui janji baptisnya, janji kesetiaan iman. Upacara ini ditandai dengan pemercikan air baptis dan penyalaan lilin-lilin dari api Lilin Paskah. Umat beriman harus senantiasa hidup menjadi anak-anak terang yang bersumber dari Terang Kristus sendiri. Bila ada baptisan baru, upacara diawali dengan Litani Para Kudus. Melalui seruannya yang panjang dan indah, Gereja di dunia memohon bantuan doa kepada Allah dari Gereja yang jaya di surga. Setelah dibebaskan, setiap baptisan hendaknya selalu hidup dalam kesetiaan iman, senantiasa hidup dalam ”Terang-Nya” dan menjadi “terang-terang kecil” bagi sesama.

Liturgi Ekaristi

Perayaan ekaristi adalah bagian keempat perayaan Vigili Paskah dan juga puncaknya, karena ekaristi adalah sakramen Paskah, kenangan akan kurban salib Kristus, kehadiran Tuhan yang bangkit, penyelesaian inisiasi ke dalam Gereja dan antisipasi pesta Paskah abadi. Komuni sebagai saat partisipasi paling mendalam pada misteri yang dirayakan.

Perayaan Vigili Paskah harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan jemaat memahami seluruh kekayaan teks dan ritus. Maka dari itu harus diperhatikan, agar semuanya penuh makna dan tepat, agar kaum beriman berperan aktif dan diusahakan agar ada cukup misdinar serta lektor dan paduan suara.

Sumber:      PERAYAAN PASKAH DAN PERSIAPANNYA (Litterae Circulares De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis), Mengenai Surat Edaran Persiapan dan Perayaan Perayaan Paskah, Kongregasi Ibadah Ilahi, 16 Januari 1988