ROTI

Dipublikasikan tanggal 05 May 2017

ROTI

Akulah Roti Hidup

Rasanya tidak ada orang yang tidak mengenal makanan yang bernama roti. Roti adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu dan air, yang difermentasikan dengan ragi dan dipanggang. Pada awalnya roti hanya dikonsumsi oleh masyarakat yang tinggal di daerah Barat (Eropa), namun saat ini roti sudah menjadi bagian dari konsumsi masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut sejarah, cikal bakal roti berasal dari bangsa Mesir Kuno, meskipun tentu pada saat itu masih dibuat dengan cara yang sederhana dan rasanya tentu berbeda dengan roti saat ini. Pada abad pertengahan, evolusi roti mencapai puncaknya, terutama di benua Eropa.

Bacaan Injil hari ini diambil dari Injil Yohanes Bab 6, yang boleh dinobatkan sebagai “Injil Roti”. Di sini dikisahkan bagaimana Yesus memberi makan lima ribu orang dengan modal lima roti jelai dan dua ikan. Di Palestina zaman dahulu jelai berharga lebih murah daripada gandum sehingga merupakan makanan untuk ternak dan rakyat miskin. Rupanya anak yang menyumbangkan bekalnya kepada Yesus bukanlah orang kaya! Tanda yang dibuat oleh Yesus ini benar-benar memesona orang banyak sehingga mereka ingin menjadikan-Nya raja. Maka, Yesus menyingkir ke gunung seorang diri.

Orang banyak tidak lelah mencari Yesus dan Dia tahu alasannya. Mereka mencari-Nya karena perut mereka telah kenyang makan roti. Tibalah kesempatan bagi Yesus untuk memberikan pengajaran tentang roti, bukan tentang sembarang roti melainkan tentang roti hidup. Bangsa Israel bangga karena nenek moyang mereka pernah menerima manna. Manna adalah roti yang diturunkan Allah dari surga ketika mereka mengembara di padang gurun setelah melarikan diri dari perbudakan di Mesir.  

Yesus menyatakan diri bahwa Dia adalah roti hidup. Roti hidup adalah roti yang datang dari Allah, roti yang turun dari surga, dan roti yang memberi hidup kepada dunia. Orang yang makan roti hidup tidak akan lapar lagi. Siapa yang tidak ingin makan roti ini? Namun, karena roti hidup bukan roti biasa, maka cara memakannya pun tentu berbeda. Dalam wejangan tentang roti hidup Yesus memberikan dua cara memakannya:

  1. Cara memakan roti hidup yang pertama adalah dengan “datang kepada Yesus dan percaya kepada-Nya” (Yoh 6:35). Dalam hal ini roti hidup adalah Sabda Allah. Manusia yang ingin dikenyangkan dengan roti hidup harus “mendatangi” Sabda Allah dan percaya.
  2. Cara kedua adalah dengan “makan tubuh dan minum darah Yesus” (Yoh 6:54). Di sini roti hidup berarti roti ekaristis.

Sebagaimana setelah makan roti biasa manusia merasa kenyang, demikian pula setelah makan roti hidup manusia akan merasakan efeknya. Ada dua akibat dari makan roti hidup: mempunyai hidup yang kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman (Yoh 6:40, 54).

Dengan demikian menjadi jelaslah apa yang dimaksud dengan pernyataan dokumen Dei Verbum 21, “Kitab-kitab ilahi seperti juga Tubuh Tuhan sendiri selalu dihormati oleh Gereja, yang terutama dalam Liturgi Suci – tiada hentinya menyambut roti kehidupan dari meja sabda Allah maupun Tubuh Kristus, dan menyajikannya kepada umat beriman.” Hubungan Ibadat Sabda dengan Ibadat Ekaristi dalam Misa Kudus diungkapkan dengan istilah “misteri dua meja”. Yang satu adalah meja (altar) roti dari surga, yang lain adalah meja Sabda Allah, pelajaran dari Allah yang menanamkan iman. Tanpa kedua meja ini manusia tidak bisa memperoleh hidup yang kekal, karena Sabda Allah adalah terang jiwa, dan sakramen-sakramen adalah roti kehidupan.

Selamat merayakan hari Jumat pertama!

Gereja Menyambut Roti Hidup dari Dua Meja