DATANGLAH YA ROH KUDUS

Dipublikasikan tanggal 21 May 2017

DATANGLAH YA ROH KUDUS

Menyambut Kedatangan Sang Penolong dan Penghibur

Dari ketiga pribadi dalam Allah Tritunggal, mungkin Roh Kudus adalah pribadi yang paling sulit dipahami. Ketika mengajarkan tentang Roh Kudus kepada anak-anak, seorang guru BIA mungkin akan lebih mengajarkan lambang-lambang Roh Kudus seperti lidah api dan burung merpati. Namun, anak-anak yang kritis tentu akan segera bertanya kembali tentang kehadiran Roh Kudus di tengah kebakaran yang melanda kawasan tempat dia tinggal atau ketika dia harus menyantap hidangan burung dara goreng. Demikian pula, cara-cara kelompok Karismatik Katolik berdevosi kepada Roh Kudus kerap menuai kritik dari umat lain yang kurang cocok dengan cara-cara tersebut.

Hal ini tidak perlu diherankan. Kata "roh“ baik dalam bahasa Ibrani "ruah“ maupun bahasa Yunani "pneuma“ memang memiliki dua makna: roh dan angin. Angin adalah aliran udara yang secara fisik memang sulit untuk dideteksi dengan indra penglihatan manusia. Namun, kehadiran angin dapat dirasakan oleh manusia berupa hembusannya, bunyinya, atau sejuknya. Ketika menjelaskan tentang Roh kepada Nikodemus, Yesus juga memberikan keterangan yang sama, "Angin bertiup ke mana ia  mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.“ (Yoh 3:8)

Kehadiran Roh Kudus dinubuatkan oleh Yohanes Pembaptis ketika dia membaptis banyak orang di sungai Yordan, "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.“ (Mrk 1:8) Roh Kudus merupakan janji Allah yang dinubuatkan oleh para nabi (Yeh 47:1, Zak 14:8) dan janji ini dipertegas oleh Yesus, "Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: 'Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.’ Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.“ (Yoh 7:37-39)

Dalam Kitab Suci Roh Kudus juga disebut sebagai "Penghibur“ atau "Penolong“, karena menolong dan mendampingi umat beriman dengan berbagai cara. Kata Yunani untuk "Penghibur“ atau "Penolong“ adalah "parakletos“, yang artinya kurang lebih adalah “pembela, perantara, penolong, penyelamat”. Dalam amanat perpisahannya Yesus bersabda, "tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.“ (Yoh 14:26) Demikian pula, sebelum naik ke surga Yesus berpesan, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.“ (Kis 1:8)

Kapan manusia menerima karunia Roh Kudus? Apabila dia bertobat dari dosa-dosanya! Petrus berkata kepada orang banyak, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.“ (Kis 2:38)

Roh Kudus juga disebut Roh Kebenaran seperti tertulis dalam Yoh 15:26, “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” (Yoh 15:26) Karena Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, Roh Kudus mewahyukan kebenaran dan menyertai umat beriman dalam setiap kebenaran. Yoh 16:13 mencatat sabda Yesus, “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran, sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.”
Manusia yang percaya kepada Allah dapat dipenuhi dengan Roh Kudus atau dengan kata lain dapat dipenuhi dengan kebenaran. Maka, manusia pun diberi keberanian untuk menjadi saksi Kristus. Kis 4:31 mencatat bahwa “dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.” Di hadapan Mahkamah Agama mereka bersaksi, “Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia.” (Kis 5:32)

Sebaliknya  manusia yang memberontak kepada Allah dapat menolak Roh Kudus, atau dengan kata lain menolak kebenaran. Kis 7:31 mencatat kecaman Stefanus kepada orang-orang Yahudi, “Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.

Manusia yang menentang Allah dipenuhi dengan roh kesesatan sehingga tidak dapat mengenal dan memahami kebenaran. Santo Yohanes menegaskan, “Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.” (1 Yoh 4:6)

Hari Pentakosta, Mahakarya Pelukis Jean II Restout