TITIK KEBERANGKATAN YESUS KE SURGA

Dipublikasikan tanggal 25 May 2017

TITIK KEBERANGKATAN YESUS KE SURGA

Galilea atau Yudea?

Pada hari ini Gereja merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan. Bacaan pertama liturgi hari ini diambil dari Kis 1:1-11, sedangkan bacaan Injil diambil dari Mat 28:16-20. Kalau saja umat jeli dan teliti mendengarkan kedua bacaan tersebut, pasti akan menangkap bahwa kedua bacaan ini menyajikan dua tempat atau titik keberangkatan Yesus yang berbeda. Kis menceritakan bahwa Yesus naik ke surga dari Betania, sebuah kota di luar kota Yerusalem di daerah Yudea. Sedangkan Mat mengisahkan bahwa Yesus memberikan amanat terakhir kepada murid-murid-Nya di Galilea. Galilea dan Betania berjarak “tiga hari perjalanan”. Kalau begitu, di mana titik keberangkatan Yesus ke surga? Betania atau Galilea?

Penulis injil Matius mengisahkan bahwa tiga kali Yesus menyuruh murid-murid untuk menemui-Nya di Galilea . Pertama, pada perjamuan terakhir (Mat 26:32) Dia bersabda, “Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea.” Tiga hari kemudian, pada hari kebangkitan Yesus, seorang malaikat memberitahukan Maria Magdalena dan wanita lain bahwa  mereka harus segera pergi dari kubur kosong dan menyampaikan kepada murid-murid Yesus tentang kebangkitan-Nya  dan tentang kepergian-Nya ke Galilea mendahului para murid (Mat 28:7). Di tengah perjalanan, Yesus sendiri menampakkan diri kepada para wanita dan berkata, “Jangan takut. Pergi dan katakan kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.” (Mat 28:10)

Kisah yang berbeda dicatat oleh penulis injil Lukas. Yesus menampakkan diri kepada semua murid di Yerusalem (Luk 2:33-43) dan memerintahkan mereka agar tetap tinggal di kota itu sampai  mereka diperlengkapi dengan  kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49). Kisah ini diperkuat dengan catatan penulis Kisah Para Rasul, yang menurut tradisi adalah orang yang sama dengan penulis injil Lukas (Kis 1:4). Di Yerusalemlah para rasul akan menerima Roh Kudus dan mereka akan menjadi saksi Kristus sampai ke ujung dunia (Kis 1:8)

Perbedaan-perbedaan yang muncul dalam Kitab Suci membuktikan bahwa Kitab Suci tidak menyajikan laporan sejarah. Kitab Suci adalah buku iman yang memberikan kesaksian tentang Allah yang berkarya dan bersabda dalam sejarah manusia.  Dalam menulis Kitab Suci, seorang pengarang Kitab Suci tentu memiliki alur cerita tertentu untuk menyampaikan amanatnya.

Penulis Injil Matius sejak awal menceritakan bahwa Yesus adalah Imanuel, yang artinya Allah menyertai kita (Mat 1:23). Dia akan menyelamatkan umat manusia dari dosa (Mat 1:21). Galilea merupakan tempat yang penting dalam narasi injil Matius. Mengapa demikian? Karena Galilea adalah wilayah bangsa-bangsa lain (Mat 4:15). Kalau dibandingkan dengan kondisi perkotaan seperti zaman sekarang, Galilea bisa disejajarkan dengan kota metropolitan di mana banyak terdapat orang-orang asing di kota itu. Hal ini sesuai dengan misi untuk “menjadikan semua bangsa murid Yesus”, “membaptis mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus” dan “mengajarkan mereka segala sesuatu yang telah diajarkan oleh Yesus”. Begitu sulitnya tugas perutusan ini sehingga Yesus berjanji bahwa “Dia akan menyertai para pengikut-Nya sampai akhir zaman” (Mat 28:19-20)

Injil Lukas juga memiliki alur sendiri. Injil Lukas dimulai di kota Yerusalem dengan kisah pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis oleh Malaikat Gabriel kepada Zakharia di Bait Suci. Meskipun kota Yerusalem adalah kota yang menyalibkan Yesus, kota ini dipilih untuk menjadi pintu pertama pewartaan Injil. Para rasul menantikan kedatangan Roh Kudus di kota ini dan setelah menerima Roh Kudus, mereka pun menjadi saksi Kristus  di “Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kis 1:8). Menarik pula untuk disimak bahwa kenaikan Yesus ke surga juga lewat sebuah perjalanan yang “naik”. Dari Yerusalem Yesus menuju tempat yang lebih tinggi yaitu Betania (Luk 19:37), untuk akhirnya naik ke tempat yang paling tinggi yaitu surga.

Lalu darimana titik keberangkatan Yesus ke surga? Tradisi meyakini di Betania yang terletak di Bukit Zaitun. Situs rohani kenaikan Yesus ke surga (Dome of the Ascension) terletak di Bukit Zaitun. Kalau Matius memilih Galilea sebagai titik keberangkatan Yesus ke surga, tentu pemilihan tempat ini lebih bersifat teologis daripada historis. Kepada orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi sidang pembacanya, penulis injil Matius menegaskan bahwa Yesus tidak layak naik ke surga dari Yerusalem, kota yang menyalibkannya. Dalam hal ini Yerusalem, yang mewakili bangsa Yahudi, sudah menolak Mesias, maka Injil akan diberitakan kepada bangsa-bangsa lain, dan tentu saja Galilea adalah tempat yang cocok!