Pesan Natal Bersama PGI & KWI Tahun 2010

Dipublikasikan tanggal 01 December 2010

Pesan Natal Bersama Tahun 2010

PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI)

KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI)

TAHUN 2010

"Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dalam dunia"

(bdk. Yoh. 1:9)

Saudara-saudari yang terkasih,

segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada,

Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.

1. Pada saat ini kita semua sedang berada di dalam suasana merayakan kedatangan Dia, yang mengatakan: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup"1. Dalam merenungkan peristiwa ini, rasul Yohanes dengan tepat mengungkapkan: "Terang yang sesungguhnya itu sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak m engenal-Nya.  Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima- Nya"2. Suasana yang sama juga meliputi perayaan Natal kita yang terjalin dan dikemas untuk  merenungkan harapan itu dengan tema: "Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dunia".

2. Saudara-saudari terkasih, 

Kita bersyukur boleh hidup dalam suatu negara yang secara konsti-tusional menjamin kebebasan beragama. Namun akhir-akhir ini gejala-gejala kekerasan atas nama agama semakin tampak dan mengancam kerukunan hidup beragama dalam masyarakat. Hal ini mencemaskan pihak-pihak yang mengalami perlakuan yang tidak wajar dalam masyarakat kita. Kita semakin merasa risau akan perkembangan "peradaban" yang mengarus-utamakan jumlah penganut agama; "peradaban" yang memenangkan mereka yang bersuara keras berhadapan dengan mereka tidak memiliki  kesempatan bersuara; "peradaban" yang memenangkan mereka yang hidup mapan atas mereka  yang terpinggirkan. Peradaban yang sedemikian itu pada gilirannya akan menimbulkan  perselisihan, kebencian dan balas-dendam: suatu peradaban yang membuahkan budaya kematian  dari pada budaya cinta yang menghidupkan. 

Keadaan yang juga mencemaskan kita adalah kehadiran para penanggung jawab publik yang tidak sepenuhnya memperjuangkan kepentingan rakyat kebanyakan. Para penanggungjawab publik memperlihatkan kinerja dan moralitas yang cenderung merugikan kesejahteraan bersama. Sorotan media massa terhadap kinerja penanggung jawab publik yang kurang peka terhadap kepentingan masyarakat, khususnya yang terungkap dengan praktek korupsi dan mafia hukum hampir di segala  segi kehidupan berbangsa, sungguh-sungguh memilukan dan sangat memprihatinkan, karena itu  adalah kejahatan sosial

Kenyataan ini yang berlawanan dengan keadaan masyarakat yang semakin jauh dari sejahtera, termasuk sulitnya lapangan kerja, semakin memperparah kemiskinan di daerah pedesaan dan perkotaan. Keadaan ini diperberat lagi oleh musibah dan bencana yang sering terjadi, baik karena faktor murni alami maupun karena dampak campur-tangan kesalahan manusiawi, terutama dalam penanganan dan penanggulangannya. Sisi-sisi gelap dalam peradaban masyarakat kita dewasa ini membuat kita semakin membutuhkan Terang yang sesungguhnya itu. 

Terang yang sesungguhnya, yaitu Yesus Kristus menjelma menjadi manusia, sudah datang ke  dalam dunia. Walaupun banyak orang  menolak Terang itu, namun Terang yang sesungguhnya ini  membawa pengharapan sejati bagi umat manusia. Di tengah kegelapan, Terang itu menumbuhkan  pengharapan bagi mereka yang menjadi korban ketidakadilan. Bahkan di tengah bencana pun  muncul k  epedulian yang justru melampaui batas-batas suku, agama, status sosial dan kelompok  style="white-space: pre;"> apa pun. Terang itu membawa Roh yang memerdekakan kita dari pelbagai kegelapan, sebagaimana dikatakan oleh Penginjil Lukas: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah  mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah  mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan  bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan  tahun rahmat Tuhan telah datang"3

Natal adalah tindakan nyata Allah untuk mempersatukan kembali di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu yang telah diciptakan-Nya4. Semua yang dilihat-Nya baik adanya itu5, yang telah dirusakkan dan dicerai beraikan oleh kejahatan manusia, menemukan dirinya di dalam  Terang itu. Oleh karena itu, dengan menyambut dan merayakan Natal sebaik-baiknya, kita  menerima kembali, „Ÿ dan demikian juga menyatukan diri kita dengan „Ÿ  karya penyelamatan  Allah yang baik bagi semua orang. 

Di dalam merayakan Natal sekarang ini, kita semua kembali diingatkan, bahwa Terang sejati itu sedang datang dan sungguh-sungguh ada di dalam kehidupan kita. Terang itu, Yesus Kristus,  berkarya dan membuka wawasan baru bagi kesejahteraan umat manusia serta keutuhan  ciptaan. Inilah semangat yang selayaknya menjiwai kita sendiri serta suasana di mana kita  sekarang sedang menjalani pergumulan hidup ini.

3. Saudara-saudari terkasih, Peristiwa Natal membangkitkan harapan dalam hidup dan sekaligus memanggil kita untuk tetap mengupayakan kesejahteraan semua orang. Kita juga  dipanggil dan diutus untuk menjadi terang yang membawa pengharapan, dan terus bersama-sama  mencari serta menemukan cara-cara yang efektif dan manusiawi untuk memperjuangkan  kesejahteraan bersama.

  • Bersama Rasul Paulus, kami mengajak seluruh umat kristiani di tanah air tercinta ini: "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan"6, karena dengan membalas kejahatan dengan kejahatan, kita sendirilah yang dikalahkannya.
  • Selanjutnya kita wajib ikut serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur, bahkan melalui usaha-usaha kecil tetapi konkrit seperti menjalin hubungan baik dengan sesama warga masyarakat demi kesejahteraan bersama. Kita turut menjaga dan memelihara serta melestarikan lingkungan alam ciptaan, antara lain dengan menanam pohon dan mengelola pertanian selaras alam, dengan tidak membuang sampah secara sembarangan; mempergunakan air dan listrik seperlunya, mempergunakan alat-alat rumahtangga yang ramah lingkungan.
  • Dalam situasi bencana seperti sekarang ini kita melibatkan diri secara proaktif dalam pelbagai gerakan solidaritas dan kepedulian sosial  bagi para korban, baik yang diprakarsai gereja, masyarakat maupun pemerintah.
  • Marilah kita memantapkan penghayatan keberimanan kristiani kita, terutama secara batiniah, sambil menghindarkan praktik-praktik ibadat keagamaan kita secara lahiriah, semu dan dangkal. Hidup beragama yang sejati bukan hanya praktik-praktik lahiriah yang ditetapkan oleh lembaga keagamaan, melainkan berpangkal pada hubungan yang erat dan mesra dengan Allah secara pribadi.

Akhirnya, marilah kita menyambut dan merayakan kedatangan-Nya dalam kesederhanaan dan kesahajaan penyembah-penyembah-Nya yang pertama, yakni para gembala di padang Efrata, tanpa jatuh ke dalam perayaan gegap gempita yang lahiriah saja. Marilah kita percaya kepada Terang itu yang sudah bermukim di antara kita, supaya kita menjadi anak-anak Terang7.[1]Dengan demikian perayaan Natal menjadi kesempatan mulia bagi kita untuk membangkitkan dan menggerakkan peradaban kasih sebagai tanda penerimaan akan Terang itu dalam lingkungan kita masing-masing. Dengan pemikiran serta ungkapan hati itu, kami mengucapkan:

SELAMAT NATAL 2010 DAN TAHUN BARU 2011 

Jakarta, 12 November 2010    

Atas nama

                 PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA                                KONFERENSI WALIGEREJA 
  

                              DI INDONESIA (PGI),                                                       INDONESIA (KWI),

                         Pdt. Dr. A.A. Yewangoe                                         Mgr. M.D. Situmorang OFMCap.

                                     Ketua Umum                                                                        Ketua

                       Pdt. Gomar Gultom, M.Th.                                               Mgr. J.M. Pujasumarta

                               Sekretaris Umum                                                            Sekretaris Jenderal

 

[1] Yoh.8:12;          2Lih.Yoh.1:9-11;                   3Luk.4:18-19;                   4Lih.Ef.1:10;

5Lih.Kej.1:10;         6Rom.12:21;                  7Lih.Yoh.12:36.

 

Sumber : http://www.mirifica.net/