YESUS MEMBANGKITKAN ANAK PEREMPUAN YAIRUS & MENYEMBUHKAN PEREMPUAN YANG PENDARAHAN

Dipublikasikan tanggal 10 July 2017

YESUS MEMBANGKITKAN ANAK PEREMPUAN YAIRUS DAN MENYEMBUHKAN PEREMPUAN YANG MENDERITA PENDARAHAN

Dua Tokoh dalam Satu Kisah

Bacaan Injil hari ini (Mat 9:18-26) mengisahkan tentang peristiwa Yesus membangkitkan anak perempuan Yairus dan menyembuhkan perempuan yang menderita pendarahan. Dua tokoh utama dalam perikop ini secara nyata memiliki beberapa kesamaan. Pertama, mereka sesama wanita, kelompok masyarakat yang tersisihkan dalam masyarakat Yahudi pada saat itu. Kedua, mereka berhubungan dengan angka “dua belas”, karena anak perempuan Yairus berusia dua belas tahun, sedangkan perempuan itu sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.

Apabila diteliti lebih jauh, masih ada persamaan di antara mereka. Nama mereka tidak dikenal. Siapa nama perempuan yang menderita pendarahan? Tidak ada yang tahu, mungkin karena perempuan ini dianggap tidak berguna. Namun, tiba-tiba dia muncul di panggung peristiwa Yesus. Perempuan ini dikenal karena “penyakitnya”. Sama halnya dengan anak perempuan Yairus. Siapa namanya? Setali tiga uang. Dia hanya dikenal sebagai “anak perempuan Yairus”.

Kedua perempuan ini dikenal bukan secara “siapa mereka”, melainkan “siapa mereka menurut pandangan orang lain.” Cara pandang seperti ini sangat dominan dalam kehidupan manusia dewasa ini. Manusia mengenal sesamanya sesuai dengan prasangka dan perasaan tentang masa lalunya, kejahatan yang pernah dilakukannya, ras, pilihan hidupnya dan lain-lain. Betapa sedikitnya manusia mencoba berbicara tentang orang lain sebagai “siapa orang itu sebenarnya” atau “orang itu hendak menjadi apa.” Yesus sendiri mengalami hal yang sama ketika dia mengajar di Nazaret, kota-Nya sendiri. Meskipun pengajaran Yesus mengagumkan orang banyak, segera mereka berubah pikiran, “Bukankah Dia itu anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita?” (Mat 13:55-56)

Masih ada persamaan lagi: Yesus melakukan dua mukjizat, namun tidak di hadapan orang banyak. Mukjizat Yesus kali ini cukup tenang dan tidak kelihatan. Tidak ada seorang pun menyadari bahwa perempuan yang menderita pendarahan memperoleh kesembuhan setelah menjamah jumbai jubah Yesus. Demikian pula, anak perempuan Yairus dibangkitkan oleh Yesus dari “tidurnya”.

Mukjizat penyembuhan adalah peristiwa yang sangat pribadi dan mendalam, maka tentu saja bukan merupakan tontonan bagi orang banyak! Yesus justru mengajak semua umat beriman untuk memusatkan perhatian pada hubungan antara diri-Nya dengan kedua orang itu. Yesus tidak ingin bahwa orang banyak lebih ingin melihat mukjizat-Nya daripada diri-Nya sendiri. Orang-orang yang haus mukjizat ini beberapa saat kemudian akan berteriak, “Salibkan Dia!” Yesus tidak ingin mengambil manfaat dari saat-saat di mana Dia melakukan mukjizat untuk membangkitkan iman manusia dan menjadikannya murid-Nya.

Persamaan yang terakhir, kedua perempuan ini sama-sama manusia putus asa. Dalam injil Markus dikisahkan bahwa perempuan yang menderita pendarahan sampai jatuh miskin karena telah mencoba berbagai pengobatan. Meskipun tidak diceritakan, pasti Yairus juga telah mengupayakan penyembuhan atas penyakit yang diderita anak perempuannya. Maka kedua perempuan ini adalah manusia-manusia putus asa yang sedang menantikan kesembuhan! Bukan hanya kesembuhan, melainkan juga keselamatan. Mereka ingin memulihkan status sosial mereka di tengah masyarakat. Dan betapa berbahagianya mereka ketika mereka mengecap sentuhan kasih Yesus. Allah yang mengasihi manusia telah turun dari surga untuk menyentuh kehidupan manusia di bumi. Dia hanya menantikan uluran tangan manusia, manusia yang putus asa dan berbeban berat. Nampaknya bacaan Injil hari ini berhubungan dengan bacaan Injil hari Minggu kemarin. Yesus bersabda, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu an berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” (Mat 11:28)