GOSYEN TEMPAT TINGGAL UMAT ALLAH

Dipublikasikan tanggal 30 November -0001

GOSYEN, TEMPAT TINGGAL UMAT ALLAH

Kiat Hidup Bahagia di Tengah Kesulitan

Bacaan pertama hari ini diambil dari kitab Kejadian 46, yang mengisahkan tentang migrasi keluarga Yakub ke Mesir. Ketika Yakub mengetahui bahwa putra kesayangannya Yusuf masih hidup dan tinggal di Mesir, dia dan seluruh keluarganya pindah ke Mesir. Tempat baru mereka di Mesir adalah (tanah) Gosyen. Menurut Kej 47:11 Gosyen disebut juga “tanah Raamses”, tanah yang terbaik di negeri Mesir. Gosyen terletak tidak jauh dari kota-kota perbekalan Pitom dan Raamses (Kel 1:11). Lokasinya berada di tepi timur sungai Nil, tidak jauh dari istana Firaun. Kini Goshen adalah gurun pasir dan dikenal dengan nama Wady Tumilat. Ketika Yakub menetap di sana, Gosyen nampaknya adalah daerah para gembala, bahkan Firaun sendiri menyimpan ternaknya di sana (Kej 47:6). Inilah tempat tinggal orang-orang yang percaya kepada Allah!

Memahami etimologi kata “Gosyen” dalam bahasa Ibrani juga tidak kalah menariknya. Dalam Kitab Suci terutama Perjanjian Lama, sebuah nama sangat erat hubungannya dengan maknanya. Acapkali tempat-tempat diberi nama tertentu yang bermakna rohani. Arti kata “Gosyen” adalah “mendekat”. Yusuf menempatkan seluruh keluarganya di Gosyen, supaya mereka semakin mendekat kepada Allah. Gosyen menjadi saksi nyata di mana Allah mencukupi, memberkati, dan melindungi umat-Nya.

Ketika Allah menghukum bangsa Mesir dengan sepuluh tulah, hanya Gosyen yang luput dari malapetaka itu. Pada saat sepuluh tulah Allah menyerang negeri Mesir, nampak jelas perbedaan antara umat Allah dan umat dunia. Umat Allah mengalami penyelenggaraan dan perlindungan ilahi, sedangkan umat dunia tidak. Bayangkan kalau saja bangsa Israel pindah dari Gosyen, pasti mereka akan mengalami hal yang sama dengan bangsa Mesir.

Dewasa ini hidup semakin sulit adalah fakta yang tidak terbantahkan. Kenyataan memang berbicara demikian dan hampir semua orang merasakan hal itu. Harga-harga terus merangkak naik, lapangan pekerjaan semakin sempit, mencari uang tidak mudah, dan alam mudah terserang bencana adalah beberapa bukti kesulitan hidup dewasa ini. Lalu, orang bisa saja mempertanyakan di manakah Allah yang dahulu memberikan Gosyen, tempat terbaik kepada umat-Nya? Jawabannya hanya satu, bahwa di tengah kesulitan hidup, Gosyen adalah jawabannya. Hidup di Gosyen adalah hidup dekat dengan Allah. Maka, tidaklah heran Santo Yakobus memberi nasihat kepada seluruh umat beriman,

“Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! Dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!“ (Yak 4:8)