Duns Scotus Santo Lukas, Pembawa Damai dan Semangat Persatuan

Dipublikasikan tanggal 07 January 2018

Duns Scotus Santo Lukas

Pembawa Damai dan Semangat Persatuan

Lansia ( lanjut usia) sering dikonotasikan dengan dengan tidak mampu secara fisik, kesepian, tidak punya banyak teman, penurunan daya pikir, finansial dan kesehatan. Tak jarang dalam kenyataan lansia tidak mampu melakukan aktivitas untuk diri sendiri dan harus dilayani orang lain. Sehingga secara psikis mereka merasa frustasi, kecewa dan marah pada diri sendiri sehingga menjadi lansia merupakan hal yang mengkhawatirkan banyak orang.  Hal ini tentunya tidak berlaku bagi para lansia di Gereja Santo Lukas, dimana pada Sabtu, 06 Januari 2018, di Aula Hendrikus, sebanyak ± 350 orang lansia  berkumpul bersama untuk merayakan Natal dengan penuh suka cita karena mereka mau menjadi pembawa damai dan semangat persatuan dalam lingkungan keluarga, Gereja maupun masyarakat.

Rangkaian acara diawali dengan Misa yang dipimpin oleh Pastor Bonaventura Hendrikus Roi Gultom, OFMConv. Dalam homilinya, Pastor Bona mengajak oma dan opa untuk merayakan natal dengan penuh sukacita di dalam hatinya. Karena ketika sukacita Natal menyentuh hati kita yang terdalam maka kita bisa menjalankan tema Natal tahun ini yaitu “ Hendaklah Damai Sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu”. Lagu- lagu misa diiringi oleh musik angklung yang dimainkan oleh para lansia.

Setelah misa selesai acara dilanjutkan dengan kata sambutan dari Pastor Paroki yang diwakili oleh Pastor Bonaventura, kata sambutan dari DPH diwakili oleh Bapak Irhandi Ludiarto, kata sambutan dari Ibu Jeanny Mok selaku Ketua Seksi Lansia  dan Bapak Yohannes Herry Surya selaku Ketua Lansia Keuskupan yang sempat hadir di acara ini.  Dalam kata sambutannya Bapak Irhandi menyampaikan kepada para lansia agar selalu hidup dalam sukacita dan harus menjadi manusia yang menyenangkan serta hidup harus semakin rendah hati.  

Lansia yang hadir juga dihibur dengan beberapa acara seperti tari Gambyong, “Grup musik jadul” dan pemilihan “putri Indonesia Kadaluwarsa”. Di akhir acara lansia bersantap siang bersama dan pembagian bingkisan bagi para lansia yang hadir.