MENGENAL MINGGU LAETARE

Dipublikasikan tanggal 07 March 2018

MENGENAL MINGGU LAETARE

Minggu Prapaskah IV

Masa Prapaskah adalah masa pertobatan, doa, puasa dan amal, dengan warna liturgi ungu. Namun, masa Prapaskah memiliki saat-saat sukacita, di mana warna liturgi berubah dari ungu menjadi merah muda. Saat ini dikenal sebagai "Minggu Laetare", Minggu Prapaskah IV, yang akan berlangsung pada hari Minggu mendatang (11/03).

Tapi, tahukah Anda mengapa disebut Minggu Laetare? Minggu Prapaskah keempat disebut demikian karena pada hari itu antifon perarakan masuk perayaan Ekaristi berbunyi, "Laetare, Ierusalem, et Conventum facite omnes qui diligites eam; Gaudete cum laetitia, qui di tristitia fuistis; ut exsultetis, et satiemini ab uberibus consolationis vestrae "("Bersukacitalah hai Yerusalem, dan berhimpunlah kamu semua yang mencintainya! Bergembiralah dengan sukacita, hai kamu semua yang dulu berdukacita, agar kamu bersorak sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu!"), sebagaimana tercatat dalam Yes 66:10-11. Perubahan warna liturgi dari ungu ke merah muda menandakan sukacita pada saat Gereja semakin mendekati hari raya Paskah.

Minggu ini juga disebut "Minggu Mawar", karena pada zaman dahulu, umat Kristen pada hari ini saling memberi mawar. Demikianlah dari sini muncul istilah "Mawar Emas". Pada abad X lahirlah tradisi "Pemberkatan Mawar", di mana Bapa Suci, pada hari Minggu Prapaskah IV, berangkat dari Basilika  Santo Yohanes Lateran menuju Basilika Salib Suci Yerusalem, yang keduanya terletak di kota Roma.  Beliau membawa  mawar emas di tangan kirinya sebagai perlambang sukacita karena Paskah sudah semakin dekat. Tangan kanan Paus memberkati kerumunan umat. Setibanya di Basilika Salib Suci Bapa Suci menyerahkan mawar emas itu kepada kepala prefek kota Roma sebagai pengakuan atas segala pelayanannya. Tradisi ini kemudian berkembang dengan mempersembahkan "Mawar Emas" kepada pribadi-pribadi dan penguasa-penguasa yang memiliki hubungan baik dengan Takhta Suci, misalnya pangeran, kaisar, raja dan lain-lain.

Di zaman modern Paus biasanya menyerahkan simbol kasih sayang ini ke tempat-tempat peziarahan yang terkenal. Sebagai contoh, Tempat Peziarahan Bunda dari Fatima Portugal menerima menerima “Mawar Emas” dari Paus Paulus VI pada tahun 1965. Demikian pula Basilika Our Lady of Aparecida, Brasil, menerima “Mawar Emas” dari Paus Paulus VI pada tahun 1967 dan dari Paus Benediktus XVI pada tahun 2007.