Bersyukur karena dikasihi Tuhan

Dipublikasikan tanggal 10 January 2011

Jakarta, 10 Januari 2011.

Kepada keluarga-keluarga kristiani
Se-Keuskupan Agung Jakarta
di tempat

Salam damai dalam kasih Keluarga Kudus Yesus, Maria dan Yosep.

Tak terasa, kita memasuki tahun 2011. Mengawali seluruh perjalanan di tahun 2011 ini saya ingin mengajak Anda, keluarga-keluarga untuk bersyukur. Bersyukur atas keluarga. Bersyukur atas suami. Bersyukur atas isteri. Bersyukur atas anak-anak. Sekali lagi, bersyukur atas keluarga. Kita bersyukur atas semua pengalaman hidup yang telah membawa keluarga kita sampai sekarang ini. Bersyukur atas pengalaman-pengalaman hidup yang baik dan menyenangkan merupakan sesuatu yang mudah dilakukan. Tetapi untuk bersyukur atas pengalaman yang buruk, kegagalan, kesusahan membutuhkan sebuah usaha yang kuat.

Pengalaman hidup kita, juga di dalam keluarga tak selalu baik dan menyenangkan. Ada suka. Ada duka. Ada tangis. Ada tawa. Ada saat dimana kita berhasil. Ada saat dimana usaha kita tampak gagal. Ada saat dimana kita mendapat apresiasi atas apa yang dilakukan. Ada saat kita justru dicela. Ada saat hubungan terasa baik dan harmonis. Ada saat dimana kita berusaha mengatasi konflik dan rasa tak cocok. Semua pengalaman itu kita syukuri.

Pengalaman-pengalaman tersebut telah membawa kita sampai pada hidup sekarang ini. Bersyukur lebih dari sekedar menerima pengalaman hidup yang baik. Bersyukur berarti berterimakasih atas semua kenyataan hidup yang telah mengantar kita sampai pada hidup sekarang ini. Kegembiraan maupun k esusahan. Keberhasilan maupun kegagalan. Pujian maupun celaan. Kenyataan hidup yang baik maupun yang buruk.

Mengapa kita bersyukur? Alasan utama mengapa kita bersyukur ialah karena kita menjalani kehidupan ini lebih-lebih karena kita dikasihi oleh Allah. Kalau kita sampai pada kenyataan hidup sekarang ini, itu semata-mata karena kita dikasihi. Karena kita dikasihi, maka kita berusaha untuk menjadi pribadi yang mampu mengasihi. Hidup kita adalah hidup orang-orang yang dikasihi dan karena itu dipanggil untuk menjadi orang yang mampu mengasihi. Mengakui dengan sepenuh hati, bahwa kita dikasihi merupakan kekuatan utama dalam melewati perjalanan hidup. Di dalam keluarga, masing-masing anggota mesti yakin bahwa setiap pribadi mempunyai keistimewaan, kekhususan, keunikan yang berasal dari kelimpahan kasih Allah.

Kita bersyukur atas keluarga kita masing-masing karena kasih Allah yang mempersatukan suami, isteri dan anak-anak. Jangan pernah membiarkan kemarahan berlarut-larut menyerang inti keluarga oleh karena tak adanya kekuatan untuk bersyukur. Betapapun kasih yang dinyatakan suami kepada isterinya terbatas, itu tetap tak dapat menghilangkan keberadaan suami-isteri sebagai dua pribadi yang disatukan oleh kasih Allah.

Hilangnya semangat untuk bersyukur bisa menjadi sebab dari sebuah penyelewengan. Seorang suami yang mempunyai isteri yang cantik dan anak yang pintar jika tidak ada semangat untuk bersyukur bisa mencari penghiburan palsu di luar rumah. Hal yang sama bisa terjadi dengan isteri dan anak-anak. Bersyukur atas keluarga meminta setiap anggota untuk menghargai setiap pribadi betapa pun kemampuannya untuk mengasihi bersifat terbatas.

Berterimakasih kepada Allah yang telah memberikan pasangan, memberikan anak-anak, memberikan keluarga merupakan bentuk perayaan dan rasa syukur terhadap keluarga. Perjumpaan suami dengan isteri kemudian membentuk sebuah keluarga tentu bukan sebuah kebetulan melainkan sudah direncanakan oleh Allah. Bersyukur merupakan sikap yang tepat untuk itu. Betapa sering di dalam kehidupan ini, kita mempunyai banyak sekali kesempatan untuk bersyukur tetapi kita tak pernah sungguh-sungguh menggunakannya.

Mempunyai suami yang bertanggungjawab, memiliki isteri yang setia, mempunyai anak yang sehat dan pintar, singkatnya mempunyai keluarga yang baik merupakan alasan yang tepat untuk bersyukur. Ada banyak alasan yang membuat kita bersyukur tetapi kita seringkali tak pernah sungguh-sungguh menggunakan kesempatan itu. Hidup ini merupakan pilihan. Kita bisa memilih untuk bersyukur atau mengeluh? Tak ada kata terlambat untuk memulainya. Mulailah menanamkan semangat syukur di dalam hati karena dikasihi. Bersyukur atas suami. Bersyukur atas isteri. Bersyukur atas anak-anak. Bersyukur atas keluarga.

Keluarga-keluarga kristiani yang terkasih,

Memilih untuk bersyukur atas semua pengalaman yang kita alami dalam keluarga merupakan sumber kekuatan yang membahagiakan. Suami merasa bahagia ada bersama isteri. Isteri merasa bahagia ada bersama suami. Orang tua bahagia ada bersama anak-anak. Anak-anak bahagia ada bersama orang tua. Semoga tahun 2011 ini kita jalani dengan penuh rasa syukur karena yakin bahwa Allah yang mengasihi, menemani perjalanan kita sebagai keluarga.

Sampai jumpa pada edisi mendatang.
Salam dalam nama Keluarga Kudus, Yesus, Maria dan Yosep

Rm. Ignas Tari, MSF
Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta