SUPAYA NGGAK CEPAT MELEMPEM, HIDUPLAH BERKOMUNITAS!

Dipublikasikan tanggal 12 September 2018

Supaya Nggak Cepat Melempem, Hiduplah Berkomunitas!

Misa Ulang Tahun ke-31 Paguyuban Marsudi Utomo Gereja St Lukas

Selasa, 11 September 2018, Paguyuban Marsudi Utomo (MU) Paroki Sunter Gereja St Lukas merayakan hari jadinya yang ke-31. Ucapan syukur atas ulang tahun ini dalam perayaan ekaristi di Aula Hendrikus yang dipimpin oleh Romo Yustinus Ardianto Pr, Ketua Tim Karya Pastoral KAJ. Misa yang dimulai pk 17.00 ini mengangkat tema "Syukur atas Persekutuan untuk membangun Kebhinekaan yang lebih baik".

Pada kotbahnya, Romo Yus menyampaikan bahwa paguyuban ini berperan penting dalam memperkenalkan Gereja Katolik di masyarakat Sunter sejak Paroki ini masih merupakan stasi Paroki Pademangan. Setiap kali Romo Yus bertanya lokasi gereja kepada umat sekitar gereja, tanggapan masyarakat sangat ramah dan membantu. Ulang tahun sebuah paguyuban yang mencapai usia puluhan tahun pasti bukan paguyuban biasa. Ada Roh Kudus yang menjadi penggerak pelayanan paguyuban ini.

Dalam pembahasan Injil Lukas 2:12-19, Romo Yus menjelaskan bahwa bacaan Injil tersebut dapat dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama menunjukkan Yesus berdoa di bukit, bagian kedua mengenai Yesus yang memilih para rasul (membentuk group), dan bagian ketiga yang menunjukkan Yesus dan para murid pergi ke tempat yang datar untuk memberi pertolongan (pengajaran, penyembuhan). Ketiga hal ini sangat relevan dengan ciri-ciri suatu komunitas, yakni rajin dalam doa, anggota tidak bisa sendiri-sendiri tapi perlu beraktivitas bersama, dan kelompok ini pergi memberi pelayanan kepada umat lainnya.

Aktivitas MU saat berkumpul bersama tidak untuk tujuan yang spektakuler, seperti misalnya ibadat penyembuhan, namun untuk kegiatan sehari-hari yang sederhana, seperti doa, kunjungan ke orang sakit, dan sebagainya. Biasanya paguyuban yang mengandalkan doa dan Tuhan, anggotanya juga memiliki kehidupan rohani yang baik.

Di bagian akhir kotbahnya, Romo Yus menyampaikan bahwa membangun paguyuban tidak gampang. Jika ada salah paham itu lumrah, maka jangan sampai karena hal-hal yang kecil dan sepele, anggota membubarkan diri. Menggunakan analogi gejala ikan koi yang akan mati dan kerupuk dalam kaleng, beliau mengatakan "Supaya jangan melempem , hiduplah berkomunitas!

Selesai Misa, acara dilanjutkan dengan sambutan dan hiburan, hiburan tersebut antara lain adalah persembahan lagu dari kelompok Faith & Music, Angklung para lansia, dan tari tradisional Jawa, yaitu tari Bondan.

Selamat ulang tahun Marsudi Utomo!