MENGATASI KONFLIK DALAM PELAYANAN

Dipublikasikan tanggal 14 September 2018

MENGATASI KONFLIK DALAM PELAYANAN

Pertemuan III BKS 2018

Paulus dan Barnabas melakukan perjalanan bersama melewati Pulau Siprus dan Provinsi Asia (sekarang Asia Kecil) dan mewartakan Injil dalam perjalanan misi pertama (Kis 13). Nama Barnabas berarti “anak penghiburan” (bdk. Kis 4:36), dan penghiburan merupakan pelayanannya yang pertama dalam kehidupan Paulus. Ketika Paulus baru saja bertobat dan mengunjungi jemaat di Yerusalem, mereka takut kepadanya. Namun, Barnabaslah yang membangun jembatan antara Saulus dan jemaat, dengan menjamin bahwa iman dan pelayanan Paulus adalah tulus. (bdk. Kis 9:26-27)

Kemudian, sampailah kabar ke Yerusalem tentang gereja di Antiokhia (Siria) yang sedang berkembang, dan Barnabas diutus untuk meneguhkan umat beriman di sana (bdk. Kis 11:22). Banyak orang mulai percaya kepada Tuhan dan bergabung dengan jemaat, maka Barnabas mencari Paulus. Setelah bertemu dengannya, Barnabas membawanya ke Antiokhia. Kitab Suci mencatat Barnabas sebagai “orang baik , penuh dengan Roh Kudus dan iman” (bdk. Kis 11:24). Ketika Paulus dan Barnabas masih ada di Antiokhia, seorang nabi bernama Agabus bernubuat bahwa akan terjadi bahaya kelaparan, sehingga jemaat memutuskan untuk menggalang dana dan mengirimkannya kepada saudara-saudara yang tinggal di Yudea (bdk. Kis 11:27-29). Mereka mengutus Paulus dan Barnabas untuk mengirimkan sumbangan tersebut (bdk. Kis 11:30)

Setelah itu, Roh Kudus memilih Paulus dan Barnabas untuk menjadi misionaris (bdk. Kis 13:2) dan jemaat Antiokhia mengantarkan keberangkatan mereka. Paulus dan Barnabas membawa serta Yohanes Markus sebagai pembantu. Di tengah perjalanan, Markus meninggalkan Paulus dan Barnabas, dan hal ini kelak menjadi penyebab perselisihan di antara mereka. Ketika Paulus dan Barnabas merencanakan perjalananan misi kedua, mereka berbeda pendapat tentang apakah mereka harus membawa serta Markus lagi atau tidak. Paulus tidak ingin membawanya serta, karena Markus telah meninggalkan mereka sebelumnya. Sebaliknya, Barnabas, sang anak penghiburan tidak rela meninggalkan Yohanes Markus. “Perselisihan yang tajam” timbul di antara mereka, sehingga mereka berpisah. Mulai saat itu, Barnabas melakukan perjalanan bersama Yohanes Markus, sedangkan Paulus memilih Silas sebagai teman pelayanannya (bdk. Kis 15:36-41)

Paulus dan Barnabas dalam Perjalanan Misi Pertama

Dari hubungan Paulus dan Barnabas kita dapat memetik pelajaran berharga. Mereka adalah dua orang baik yang dicintai oleh jemaat, yang penuh dengan Roh Kudus, yang bersama-sama melewati perjuangan, yang melihat bagaimana manusia diselamatkan, dan yang menikmati pelayanan yang efektif. Namun, mereka tetap adalah manusia-manusia yang lemah dan tidak dapat sehati dalam segala hal. Mereka berselisih dan berpisah. Rupanya orang-orang yang paling baik dan paling setia di antara kita juga memiliki kecenderungan untuk berkonflik dan membuat kesalahan. Kita semua adalah manusia yang rapuh. Akan tetapi, pelayanan misi mereka tetap dilanjutkan, bahkan sisi baiknya adalah bahwa jumlah tim misioner menjadi dua kali lipat. Tuhan dapat memutarbalikkan perselisihan manusia menjadi langkah dalam karya penyelamatan-Nya.

Konflik antara Paulus dan Barnabas Karena Markus

Paulus dan Barnabas tetap mengandalkan Allah. Mereka melanjutkan pelayanan masing-masing dalam damai, meskipun harus berpisah. Dalam opini pribadi dan hal-hal praktis, Paulus dan Barnabas bisa saja berbeda. Namun dalam hal ajaran, mereka berdua melihat satu keharusan untuk mewartakan Injil sampai ke ujung dunia. Dalam hal ini secara rohani mereka dipersatukan dengan satu hal yang paling penting. Perselisihan juga pada akhirnya dapat diselesaikan dengan baik dan damai. Dalam surat-suratnya, berkali-kali Paulus menyebutkan nama Markus sebagai teman pelayanannya (bdk. Kol 4:10, 2Tim 4:11, Flm 1:24).