REKOLEKSI PENYEGARAN ROHANI PETUGAS LITURGI

Dipublikasikan tanggal 04 March 2019

Rekoleksi Penyegaran Rohani Petugas Liturgi

Bidang Liturgi Paroki Sunter mengadakan rekoleksi penyegaran rohani untuk petugas liturgi (Lektor- Lektris, Pemazmur, Dirigen, Organis), Minggu 03 Maret 2019 di Pondok Paroki. Pastor Marselinus Salem Damanik OFMConv dalam kata sambutannya mengharapkan agar kita semua dapat menjadi berkat bagi sesama.

Rekoleksi penyegaran rohani dibawakan oleh Pastor Ignatius Tari MSF dengan tema “Beriman Dalam Post-Modern”.  Hal yang dapat disimpulkan dari rekoleksi ini adalah perkembangan pola hidup manusia dari zaman ke zaman terbagi atas 3 bagian yaitu

  • Zaman Pra-Modern
  • Zaman Modern
  • Zaman Post-Modern

Dan saat ini kita berada di zaman postmodern  dimana beriman dalam postmodern kita mengalami perjumpaan dengan Allah secara pribadi:

  1. Allah yang MENUNTUN atau memimpin umat-Nya
  2. Allah yang MEMBEBASKAN umat-Nya.
  3. Allah yang MENGHADIAHKAN keselamatan kepada umat-Nya.
  4. Allah yang MENGUMPULKAN umat-Nya

Dekalog memberi kita orientasi untuk itu dan itu berarti:

  1. Menempatkan nilai rohani paling tinggi dan nilai barang-barang material menempati urutan terendah.
  2. Allah berada pada tempat yang utama dan pertama sementara hal-hal yang bersifat material berada pada tempat yang terakhir.
  3. Terkait dengan relasi antar manusia, kita dapat menemukannya pada bagian atas dari keseluruhan Dekalog.
  4. Menempatkan misalnya keluarga, kehidupan dan perkawinan yang stabil pada urutan bagian atas.

Pastor Ignatius juga memberikan tips kepada para petugas liturgi bahwa di zaman postmodern ini kita tidak dapat mengubah dunia seperti yang kita mau tetapi mulailah dari diri kita sendiri dengan berusaha sebaik mungkin menjalankan tugas kita sebagai petugas liturgi dan jangan lupa berdoa saat ingin bertugas. Selain itu  kita juga bisa meneladani hidup St. Theresia yang mengajari kita Jalan kecil, jalan cinta kasih, melayani dan hidup karena digerakkan oleh cinta kepada Yesus serta Mother Teresa dari Kalkuta yang mengajari kita untuk berjiwa besar, pertama-tama kaya secara rohani karena hidup adalah kesempatan, jangan disia- siakan.