PERAYAAN DI TENGAH KETERBATASAN

Dipublikasikan tanggal 27 July 2020

Perayaan di Tengah Keterbatasan

Peringatan Santa Maria Magdalena dirayakan setiap tanggal 22 Juli. Di Paroki Sunter - Gereja Santo Lukas, Santa Maria Magdalena merupakan nama lingkungan di dalam Wilayah Santo Agustinus.

Sudah menjadi kebiasaan umat Katolik untuk merayakan Santo/Santa yang melindungi baik itu tempat, lingkungan, wilayah, maupun Gereja. Perayaan tersebut biasanya di lakukan dalam bentuk misa. Namun, pada tahun 2020 ini, sangat sulit untuk merayakannya dalam misa dikarenakan COVID-19 yang merebak di seluruh dunia. Namun, Lingkungan Santa Maria Magdalena, memiliki caranya tersendiri yang unik, dimana dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada untuk tetap berkumpul dan bersatu bersama.

Perayaan peringatan Santa Maria Magdalena ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2020, melalui platform Zoom, yang berarti dilakukan di rumah masing-masing. Acara ini diikuti oleh 15 keluarga, dimana dihadiri oleh umat yang ada di lingkungan dan wilayah. Umat yang hadir sedikit, karena sebagian besar umat di lingkungan sudah lanjut usia dan kesulitan untuk menggunakan teknologi yang ada. Dengan platform tersebut kami membuat ibadat sabda online.

Ibadat sabda online dimulai pada pukul 19.30, yang dibuka oleh ketua lingkungan Santa Maria Magdalena, Bpk. Eddy Bong. Kemudian dilanjutkan pada bacaan Injil, yang menceritakan Yesus menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Selanjutnya dibacakan sebuah renungan dari buku Ruah, kemudian pendalaman “siapakah sosok Maria Magdalena” yang dapat diteladani oleh  umat Lingkungan Santa Maria Magdalena ini. Ada umat yang mengatakan, “kita meneladani kerinduan kita dengan Tuhan Yesus”. Ketua Wilayah Santo Agustinus, Ibu Yolanda,  memberikan penjelasan mengenai sosok Santa Maria Magdalena yang dirayakan tersebut. “Santa Maria Magdalena ini adalah orang yang disembuhkan Yesus dari roh-roh jahat. Sejak saat itu, ia dan perempuan-perempuan lainnya melayani Yesus. Yang perlu diteladani dari Santa Maria Magdalena ini adalah bagaimana perubahan yang ia lakukan sehingga menjadi orang kudus. Kita dapat belajar dari kesabaran yang dialaminya, ketika mengalami sakit, ia menantikan pertolongan kesembuhan dari Yesus. Selain itu, pada saat ia sudah melayani Yesus, ia sabar mengikuti Yesus kemana pun Yesus pergi, dari pelayanan, sengsara-Nya di kayu salib, hingga kebangkitan-Nya. Dapat dilihat dari pagi-pagi benar ia datang ke kubur Yesus. Maria Magdalena juga tegar, dimana ketika sengsara-Nya, banyak murid meninggalkan-Nya, tapi ia tetap setia. Dari teladan inilah, kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat pandemi ini, bagaimana semua dilakukan di rumah dan kita menjadi tidak sabar. Seharusnya kita harus tegar dan bersyukur atas apa yang ada. Bekerja dari rumah membuat semuanya menjadi sibuk. Namun, jangan lupa akan firman-firman yang ada supaya hidup kita menjadi seimbang.” Setelah Ibu Yolanda selesai menjelaskan mengenai Santa Maria Magdalena, umat pun saling sharing akan kehidupannya selama pandemi ini.

Acara pun dilanjutkan dengan doa umat, foto bersama, dan juga meniup kue ulang tahun bersama. Walaupun acara ini sederhana dan penuh keterbatasan, namun kami akan dengan semangat untuk mendalami teladan yang diberikan Santa Maria Magdalena yang diberikan kepada kita semua. Acara ini mungkin menjadi awal di dalam lingkungan dan wilayah kami untuk terus bertumbuh dan berkembang bersama walaupun dalam kondisi yang sulit seperti pandemi ini. Selamat merayakan peringatan Santa Maria Magdalena. Semoga berkat Tuhan menyertai kita selalu.

Artikel: Thomas Cornelius