REKOLEKSI PRODIAKON SANTO LUKAS- PAROKI SUNTER

Dipublikasikan tanggal 22 September 2020

Rekoleksi Prodiakon Santo Lukas - Paroki Sunter

Di masa ini, Apakah Prodiakon Masih Bisa Melayani ?

Sebanyak 80 orang Prodiakon Gereja Santo Lukas Paroki Sunter, mengikuti Rekoleksi melalui Zoom, Senin 21 September 2020 yang disiarkan melalui kanal Youtube Paroki Sunter pukul 19.00 – 21.00 dengan pembicara Romo Eko Wahyu OSC dan Romo Marselinus Salem Damanik OFMConv selaku Pastor Kepala Gereja  St Lukas – Paroki Sunter Jakarta.

2020 menjadi tahun istimewa bagi umat manusia sedunia, karena di tengah Pandemi Covid-19 semua kegiatan / aktivitas, sekolah, bekerja dan pelayanan dilakukan dari rumah. Begitu pula para Prodiakon selaku Pembantu Pastor Paroki, yang selama ini penuh semangat melakukan pelayanan terhadap umat  saat ada misa di gereja maupun diluar gereja sesuai tanggung jawab dan kewajibannya menjadi sangat terbatas ruang lingkupnya. Pergerakan berkunjung ke orang-orang sakit dan membagi hosti (Tubuh Kristus) menjadi terhambat bahkan terhenti sama sekali. Dan hal ini sudah memasuki bulan yang keenam, sampai kapan? tidak ada seorang pun yang tahu. Tema rekoleksi dikupas dengan santai tapi serius oleh Romo Eko Wahyu OSC. Lalu apakah dengan keadaan  seperti saat ini iman kita semakin menurun? Lalu bagaimana pula kita harus menyikapi dengan iman kita sebagai Prodiakon ?

Rekoleksi sebagai permohonan untuk berucap datanglah Roh Kudus dalam menjalankan pelayanan yaitu Roh atau Spirit pelayanan harus dalam koridor yang sama. Bahwa pelayanan adalah panggilan untuk para awam secara sukarela dan penuh semangat. Dengan kesungguhan. bahwa dalam panggilan ada ketaatan. Tugas Prodiakon adalah membawa awam berjumpa dengan Kristus. Untuk itu. seorang pelayan tidak boleh meninggalkan doa pribadi, karena di dalamnya ada sumber mata air. Ada roh kudus di dalamnya. Sehingga harus dipenuhi dengan doa. Seorang Prodiakon sebagai pelayan awam sebaiknya dipenuhi dengan kepenuhan hidup doa dan menaati hirarki dalam menjalankan tugas pelayanannya. Dalam menjalankan hirarki  timbul rasa kasih yang  menjadi dasar  utama dalam pelayanan, dengan doa yang baik dan benar lahirlah kerendahan hati yang amat dalam.

Berkarya dalam pelayanan tanpa pamrih,  mengesampingkan segala rasa kesombongan dan  rasa untuk dihargai, tidak untuk menjadi terkenal tapi penuh dalam pelayanan, cara memberikan diri tanpa menuntut diakui, dihargai bahkan tanpa ingin merasa puas melihat hasil pemberian diri dalam hal pelayanan.

Dalam pelayanan harus ada menghampakan diri, kedekatan dengan Allah, bukan status tapi anugrah dari Tuhan. Sebab kita hidup, hidup untuk Tuhan, mati pun untuk Tuhan  jadi mati dan hidup milik Tuhan. Spiritual dalam pelayanan pasti menuntun pengorbanan, menjalankan yang tidak kita sukai. Pengorbanan menantang dirinya sendiri, inilah yang membawa kasih dalam Tuhan.

Kembali pada Tema Rekoleksi Di masa ini apakah Prodiakon masih bisa melayani  ?? Jawabnya bisa...masih bisa  yaitu dengan DOA. Karena doa sangat berguna bagi kita sendiri dalam pelayanan juga orang lain. Karena dalam Doa itu Tuhan bekerja untuk kita semua. Pelayanan berikutnya adalah keluarga. lihatlah keluarga kembali, apakah keluarga  sudah menjadi oase yang indah, apakah keluarga sudah menjadi tempat berdoa, dan membiasakan diri untuk berbagi. (EY)