PAROKI SUNTER MEMASUKI MASA ENDEMI COVID-19

Dipublikasikan tanggal 22 July 2023

PAROKI SUNTER MEMASUKI MASA ENDEMI COVID 19: TEAM GUGUS KENDALI PAROKI (TGKP) SUNTER DIBEBASTUGASKAN

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan dunia  memasuki masa pandemi Covid 19 pada tanggal 11 Maret 2020, setelah sebelumnya mengumumkan Covid-19 sebagai kejadian darurat kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian internasional pada 30 Januari 2020.  Setelah melewati  1.221 hari, WHO akhirnya menyatakan covid-19 sudah tidak menjadi kondisi darurat kesehatan global, secara resmi pada tanggal 5 Mei 2023, WHO mencabut Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau status kedaruratan kesehatan global COVID-19. 

Indonesia  memasuki masa pandemi Covid 19 pada tanggal 14 Maret 2020. Setelah tiga tahun lebih  berjuang bersama menghadapi Pandemi Covid-19, sejak hari Rabu, 21 Juni 2023, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mencabut status pandemi, melalui  penerbitan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Penetapan Berakhirnya Status Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia. Indonesia dinyatakan telah beralih dari masa pandemi menjadi endemi. 

Merujuk dari keterangan Kementerian Kesehatan RI, endemi merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut suatu penyakit yang menyerang masyarakat. Penyakit ini menyerang satu daerah atau satu kelompok masyarakat, tidak menyebar di seluruh wilayah. Penyakit tersebut juga dianggap biasa ada dan konstan terjadi di masyarakat. Penyakit juga sudah bisa ditangani salah satunya dengan ketersediaan vaksin dan antibodi yang dimiliki manusia.


Keuskupan Agung Jakarta menyikapi peralihan ini dengan menerbitkan Surat Keputusan pada tanggal 17 Juli 2023 yang mengarahkan paroki-paroki di KAJ dalam mengikuti perubahan status pandemi ke status endemi, dimana pengarahan-pengarahan yang diberikan terkait ke pola hidup sehat dan bersih, tetap mengikuti himbauan pemerintah akan vaksinasi, kegiatan gereja yang sudah dapat dilakukan secara offline sepenuhnya dan juga tentang masalah penggunaan masker dimana Paroki dapat menetapkan kebijaksanaan terkait perubahan status ini sesuai dengan yang digariskan dalam  Surat Edaran Nomor 1 Tahun 2023 yang dikeluarkan oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Tentang Protokol Kesehatan Pada Masa Transisi Endemi Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19).

Salah satu hal yang disebutkan dalam Surat Keputusan ini adalah bahwa KAJ berterima kasih kepada seluruh Team Gugus Kendali Paroki (TGKP) dan seluruh pihak yang telah membantu terlaksananya misa offline dan pelayanan Sakramen lainnya selama masa pandemi, serta kerja sama yang baik dengan Team Gugus Kendali KAJ. Dengan dicabutnya status pandemi di Indonesia, maka Paroki dapat membebastugaskan TGKP.


Paroki Sunter segera menyikapi SK KAJ ini dengan  mulai menetapkan kebijakan  yang diadaptasikan untuk umat dan petugas, ketika mengikuti Perayaan Ekaristi, pelayanan Sakramen lain ataupun kegiatan offline, yang disesuaikan dengan kondisi Paroki Sunter.


Terkait membebastugaskan TGKP, maka Paroki Sunter mengundang seluruh anggota TGKP yang telah memberikan dan memgabdikan diri sebagai bagian dari TGKP Sunter, untuk berkumpul dan mengikuti Misa Syukur Pembebastugasan TGKP pada hari Jum’at malam, 21 Juli 2023. 



Sebanyak sekitar 80 orang  mengikuti Misa Syukur  yang dipersembahkan oleh P. Marselinus Salem Damanik OFMConv. Dalam homili nya Romo Marsel berterima kasih kepada seluruh TGKP yang telah dengan berani dan rela memberikan diri bagi pelayanan selama masa pandemi dari awal sampai akhir dalam mengawal Paroki Sunter melewati masa-masa sulit selama pandemi. Romo juga sempat berbagi cerita tentang bagaimana Romo sendiri terinfeksi virus Covid 19 pada saat awal-awal pandemi dan juga beberapa umat yang ikut terinfeksi. Dalam misa syukur ini Romo juga memberkati sejumlah rosario yang dibagikan untuk para TGKP yang hadir. 


Setelah misa berakhir, ramah tamah dilakukan dengan rileks. Bp. Nawawi Tanto selaku Ketua TGKP turut memberikan sambutan dan berbagi cerita. Dalam kesempatan tersebut, Bp. Nawawi mengucapkan terima kasih kepada seluruh TGKP baik yang hadir dalam misa maupun yang berhalangan hadir. Juga tidak lupa memohon maaf apabila dalam interaksi melayani umat selama pandemi, ada terjadi friksi dan hal-hal yang menyinggung hati. Dari TGKP yang hadir, beberapa testimoni dan cerita juga dibagikan. Team Singer yang diwakili oleh Brenda, Prodiakon yang diwakili Bp. Paulus dan Team Live Streaming yang diwakili oleh Erlin, berbagi cerita tentang bagaimana mereka tergerak dan berani melakukan pelayanan selama  pandemi serta penyertaan Tuhan bagi mereka di saat-saat pelayanan tersebut, 


Acara akhirnya dilanjutkan dengan penyerahan Piagam Penghargaan Paroki bagi seluruh anggota TGKP Sunter, yang secara simbolis diserahkan oleh Romo Marsel kepada Ketua TGKP dan koordinator-koordinator (Admin Belarasa Paroki, Lektor Lektris, Prodiakon, Team Singer, Petugas Pengukur Subu, Petugas Medis, Kolektan, Team Komsos dan Team Sound System, Petugas Luar / Parkir,  Satgas, Sekuriti, para Karyawan, para DPH). 

Acara akhirnya ditutup dengan foto bersama pada pukul 22.00. 

Dengan selesainya Misa Syukur ini, secara resmi TGKP Sunter dibebastugaskan, setelah bertugas dari sejak Juni 2020 - Juli 2023. Seluruh anggota TGKP dapat bersyukur diberi kesempatan melakukan pelayanan pada saat pandemi Covid 19. Paroki Sunter pun siap menjalani masa endemi Covid 19 dengan tetap mengutamakan keselamatan umat. 

Yesterday was history. Masa pandemi yang lalu biarlah menjadi kenangan yang penuh dengan pembelajaran.

Today is a gift, a present. Masa endemi saat ini kita sambut dan jalani dengan penuh syukur dan tanggung jawab, sebagai berkah anugerah Tuhan yang perlu kita syukuri. 

Tomorrow is mystery. Apa yang akan terjadi di masa mendatang, kita hadapi dengan optimisme disertai doa. Semoga Allah Bapa senantiasa  menjauhkan dunia dari pandemi dan segala mara bahaya - mala petaka.


Artikel : Vian Bong