BUATLAH KEHEBOHAN!

Dipublikasikan tanggal 06 September 2024

BUATLAH KEHEBOHAN!

Catatan Homili dan Pesan Bapa Suci

Pada hari Kamis tanggal 5 September 2024 pukul 17.00 WIB Paus Fransiskus memimpin perayaan ekaristi di Stadion Gelora Bung Karno yang dihadiri oleh puluhan ribu umat. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan homili dalam bahasa Italia. Berikut beberapa hal penting yang beliau sampaikan dalam homilinya.


  1. Tugas pertama murid bukanlah mengenakan pakaian religiositas yang sempurna secara lahiriah, melakukan hal-hal luar biasa atau terlibat dalam usaha-usaha besar. Langkah pertama, sebaliknya, adalah mampu mendengarkan satu-satunya Sabda yang menyelamatkan, yaitu Sabda Yesus
  2. Kehidupan iman kita dimulai ketika kita dengan rendah hati menerima Yesus di perahu kehidupan kita, kita memberi-Nya ruang, kita mendengarkan Sabda-Nya dan dari situ kita dibuat bertanya-tanya, diguncang, dan diubah.
  3. Hati manusia selalu mencari kebenaran yang mampu memuaskan dan memenuhi keinginannya akan kebahagiaan. Kita tidak bisa puas hanya dengan kata-kata manusia, kriteria dunia ini, penilaian duniawi; kita selalu membutuhkan cahaya yang datang dari atas untuk menerangi langkah kita, air hidup yang dapat menyegarkan padang pasir jiwa, penghiburan yang tidak mengecewakan karena berasal dari surga dan bukan dari hal-hal sementara di dunia ini. Di tengah kebingungan dan kesia-siaan kata-kata manusia, kita membutuhkan Sabda Tuhan, satu-satunya yang menjadi kompas bagi perjalanan kita, satu-satunya yang di antara banyak luka dan kehilangan mampu mengembalikan kita kepada makna sejati kehidupan.
  4. Sabda, tanpa menghidupinya, membuat kita menjadi seperti burung beo. Mediokritas disukai oleh Iblis, karena ia masuk ke dalam dan merusak kita. Sabda Tuhan tidak boleh tetap sebagai ide abstrak yang indah atau hanya membangkitkan emosi sesaat. Ia meminta kita untuk mengubah pandangan kita, membiarkan hati kita diubah sesuai dengan gambar Kristus. Ia memanggil kita untuk dengan berani melemparkan jala Injil di tengah lautan dunia, mengambil risiko untuk hidup dalam cinta yang telah Dia ajarkan dan hidupkan pertama kali.
  5. Juga kepada kita, Tuhan, dengan kekuatan membara dari Sabda-Nya, meminta kita untuk berlayar jauh, untuk menjauh dari tepi yang stagnan dari kebiasaan buruk, ketakutan, dan mediokritas, untuk berani menjalani hidup baru. Di hadapan banyak tugas dalam kehidupan sehari-hari kita, di depan panggilan, yang kita semua rasakan, untuk membangun masyarakat yang lebih adil, untuk melanjutkan jalan perdamaian dan dialog - yang di sini di Indonesia sudah lama digariskan - kita kadang-kadang bisa merasa tidak memadai, merasakan beban dari banyak komitmen yang tidak selalu menghasilkan buah yang diharapkan atau kesalahan kita yang tampaknya menghentikan perjalanan. Tetapi, dengan kerendahan hati dan iman yang sama seperti Petrus, kita juga diminta untuk tidak terjebak dalam kegagalan kita dan, alih-alih tetap dengan pandangan terfokus pada jala kosong kita, untuk melihat kepada Yesus dan mempercayai-Nya.
  6. Kita selalu bisa mengambil risiko untuk berlayar jauh dan melemparkan jala lagi, bahkan ketika kita telah melewati malam kegagalan, waktu kekecewaan di mana kita tidak mendapatkan apa-apa. Sekarang saya akan membuat sedikit keheningan, dan setiap orang berpikir tentang kegagalan mereka sendiri.
  7. Ketika kita tidak memiliki apa-apa untuk diberikan, berikanlah apa yang tidak kita miliki. Dan ingatlah: meskipun Anda tidak mendapatkan apa-apa, jangan pernah lelah untuk menabur.
  8. Saudara-saudari, ingin saya sampaikan juga kepada Anda, kepada kepulauan yang indah dan beragam ini Jangan pernah lelah untuk melaut dan melemparkan jala, jangan pernah lelah untuk bermimpi dan membangun kembali sebuah peradaban perdamaian! Selalu beranilah untuk bermimpi tentang persaudaraan, yang merupakan harta sejati di antara kalian! Berdasarkan Sabda Tuhan, saya mendorong Anda untuk menabur cinta, untuk melangkah dengan percaya diri di jalan dialog, untuk terus mempraktikkan kebaikan dan kelemahlembutan Anda dengan senyuman khas yang membedakan Anda.
  9. Jadilah pembangun perdamaian, jadilah pembangun harapan. Ini adalah harapan yang baru-baru ini diungkapkan oleh para uskup negara ini, dan ini adalah harapan yang juga ingin saya sampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia: berjalanlah bersama demi kebaikan Gereja dan masyarakat! Jadilah pembangun harapan, harapan Injil yang tidak pernah mengecewakan dan yang membuka kita kepada sukacita tanpa akhir."

Sebelum menyampaikan berkat penutup Bapa Suci juga sempat memberikan pesan kepada seluruh umat. Beliau berpesan,  "Dalam kitab Kisah Para Rasul dikatakan bahwa pada hari Pentakosta di Yerusalem ada kehebohan besar, dan semua orang membuat kehebohan dalam mewartakan Injil. Saya mohon, saudara-saudara terkasih: buatlah kehebohan! Kunjungan saya di tengah kalian akan segera berakhir dan saya ingin mengungkapkan rasa syukur yang penuh sukacita atas sambutan yang luar biasa yang telah diberikan kepada saya. Saudara-saudara terkasih, semoga Tuhan memberkati kalian dan membuat kalian tumbuh dan bertahan dalam perdamaian dan kasih persaudaraan! Salam kepada rakyat Indonesia, terima kasih kepada semua anggota komunitas Katolik, kepada para relawan dan khususnya kepada para lansia, orang sakit, dan yang menderita.”


Foto: Max,Rad -Indonesia Papal Visit Commitee