Apakah Kebiasaan Membaca Kitab Suci Terjadi Dalam Keluarga Kita?

Dipublikasikan tanggal 16 September 2011

Surat Kepada Keluarga Keluarga

September 2011

Keluarga-keluarga yang terkasih

Pada bulan September, tahun 2011 ini, Gereja kembali menggerakkan kita semua untuk memperdalam kembali pengetahuan dan kedekatan kita dengan sabda Allah dalam Kitab Suci. Kita diajak untuk membaca, merenungkan, dan mendekatkan seluruh perjuangan hidup kita dengan kata-kata Tuhan dalam Kitab Suci. Kita selalu mempunyai kebutuhan mengenal kehendak Tuhan melalui apa yang sudah dikumpulkan dan dibukukan oleh para rasul pengarang Kitab Suci, dan orang-orang kudus yang mengajak kita mengenal Tuhan melalui ajaran, teladan, dan perintah-perintah yang akan semakin mendekatkan kita dengan Bapa.

Setiap kali bertemu dengan umat kristiani yang lain, kita sering mendapat "tuduhan" sebagai kelompok kristiani yang paling "jauh" dengan sabda Tuhan ini. Kenyataannya, mungkin banyak keluarga menjadi canggung kalau berurusan dengan pendalaman kitab suci, apalagi harus membahas dan merenungkannya. Terlalu banyak pertanyaan dan ketidakmengertian yang membuat kita semakin takut untuk berjumpa dengan Tuhan melalui sabda-Nya.

Pada tahun 1976, ditentukan Minggu Kitab Suci yang tahun itu jatuh pada tanggal 24/25 Juli. Selanjutnya sidang MAWI 1977 menetapkan hari minggu pertama bulan September sebagai Hari Minggu Kitab Suci Nasional (HMKSN). Dalam perkembangannya, satu minggu dalam setahun dirasakan kurang, maka ditetapkanlah bulan September sebagai Bulan Kitab Suci Nasional, yang diisi dengan pelbagai kegiatan bersangkutan dengan Kitab Suci. Tradisi ini masih berlangsung sampai sekarang.

Bagaimanakah sebenarnya relasi kita dengan Tuhan yang berbicara dalam Kitab Suci? Apakah memang umat Katolik hanya merasa perlu menerima komuni dalam misa, adorasi, devosi, atau ziarah, dll., daripada membaca kitab suci? Sangat baik kalau kita melihat situasi dalam keluarga kita masing masing.

Apakah kebiasaan membaca kitab suci terjadi dalam keluarga kita? Apakah kita biasa mengajarkan atau mengulang, atau membahas entah perikop tertentu, maupun hanya 1-2 ayat tertentu saja? Apakah keluarga kita merasa rindu mendengarkan sabda Tuhan ketika dibacakan lektor dalam misa? Pernahkah kita mencoba mengkaitkan pengalaman hidup sehari hari dengan sabda Tuhan tersebut?

Melalui pertanyaan sederhana tersebut, kita dapat memeriksa kembali bagaimana kedekatan kita dengan Kitab Suci. Mungkin tidak terlalu mudah mengajak anak anak kita untuk aktif dalam mempelajari Kitab Suci dan merenungkannya. Jika proses pendekatan ini kurang berhasil, masih banyak cara yang bisa kita lakukan sebagai pemimpin dalam keluarga masing-masing.

Mulailah dengan diri sendiri. Mengubah kebiasaan itu selalu sebuah perjuangan, tetapi kalau berhasil menerapkannya, buah yang baik akan dihadiahkan seiring kebiasaan baik itu. Bapak Ibu sekalian masih mempunyai kesempatan menyampaikan pesan Tuhan melalui pembacaan kisah kisah menarik, perumpamaan, atau beberapa ayat yang terkenal, supaya seluruh anggota keluarga menjadi lebih akrab dengan sabda Tuhan itu. Ini merupakan cara cara praktis dan sederhana yang mungkin diterapkan.

Tahun ini pokok bahasan Bulan Kitab Suci Nasional adalah tentang: Perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus. Ada4 perumpamaan yang disorot dalam buku panduan yaitu: "Orang Samaria yang Baik Hati" (Luk. 10: 25-37),"Anak Yang Hilang" (Luk. 15: 1-31), "Lalang di Ladang Gandum" (Mat. 13: 24-30, 36-43) dan "Pengampunan" (Mat. 18: 21-35).

Perumpamaan dipakai Yesus untuk mempermudah memahami ajaran-Nya Karena dengan memakai perumpamaan itu misteri Illahi yang disampaikan dapat dijelaskan dengan perumpamaan yang memakai bahasa Manusiawi, dan dengan demikian lebih akrab dengan kehidupan kita.

Ada begitu banyak informasi berupa buku, film, CD atau DVD yang menjelaskan isi Kitab Suci. Cobalah sedikit mengajak dan mengarahkan anak-anak dan anggota keluarga lainnya untuk bersama-sama menikmatinya. Mungkin sarana media audio dan visual ini bisa menjadi cara ampuh untuk makin menjadi keluarga yang dituntun oleh sabda Tuhan.

Mari mulai atau semakin membuka hati pada pewartaan dari Sabda Tuhan. Mintalah bantuan Roh Kudus, agar keluarga mampu makin mencintai Kitab Suci dan mendapat tuntunan hidup yang lebih berarti dari sana. Biasakanlah mengajak pasangan, juga anak-anak untuk ikut dalam pertemuan lingkungan membahas Kitab Suci. Dan akhirnya keluarga akan semakin menikmati penyertaan Tuhan yang nyata dalam ajaran-ajaran di dalam Kitab suci kita.

Salam keluarga kudus, Yesus Maria, dan Yusuf

Rm. A. Erwin Santoso, MSF

Ketua Komisi Kerasulan Keluarga KAJ