Bahan Permenungan Adven 2011

Dipublikasikan tanggal 02 December 2011

Komisi Kerasulan Kitab Suci Keuskupan Agung Jakarta

Adven 2011

Ekaristi Sumber Berkat Dalam Keluarga

Doa Arah Dasar Pastoral

Keuskupan Agung Jakarta Tahun 2011-2015

Allah Bapa yang Mahabaik, kami mengucap syukur kepada-Mu atas kesetiaan-Mu mendamplngi kaml dalam gerak langkah umat-Mu di Keuskupan Agung Jakarta selama ini.

Kami bersyukur pula atas Arah Dasar Pastoral KAJ yang baru, yang dapat kami jadikan tuntunan dalam peziarahan kami selanjutnya hingga tahun 2015 nanti.

Bantulah kami, dalam keluarga, komunitas, lingkungan, wilayah dan paroki untuk terus berusaha memahami dan mengupayakan terwujudnya Arah Dasar Pastoral ini, dalam kehidupan menggereja sehari-hari.

Yesus, Tuhan dan Guru kami, bimbinglah kami untuk terus bertekun: memperdalam dan menghayati iman akan Dikau meneladan Engkau sebagai Gembala yang Baik semakin murah hati dan dengan rendah hati giat melibatkan diri dalam berbagai permasalahan sosial di sekitar kami terutama kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup dan intoleransi.

Ya Roh Kudus, kobarkan semangat kami untuk menjadikan setiap orang dan seluruh alam ciptaan saudara kami, untuk semakin ramah, rela menyapa, memelihara, giat saling membantu dalam lingkungan dan masyarakat kami. Jadikan kami umat-Mu yang mau berbagi dengan tulus hati.

Bersama Bunda Maria, Bunda Gereja dan para kudus pelindung kami, kami persembahkan doa, cita-cita, harapan, niat dan upaya kami kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu Tuhan, Gembala dan Penyelamat kami. Amin.

Pengantar

Tema permenungan kita dalam masa Adven Tahun ini adalah Ekaristi Sumber Berkat Dalam Keluarga. Banyak dari kita yang sungguh dikuatkan, disapa dan diteguhkan dalam kesetiaan kita dalam Ekaristi. Bahkan, Ekaristi menjadi sumber kehidupan iman kita. Maka, kami Komisi Kerasulan Kitab Suci Keuskupan Agung Jakarta mencoba mengajak umat untuk menggali lebih dalam kekayaan Ekaristi dalam hidup sehari-hari, melalui pendalaman iman baik di lingkungan ataupun dalam kelompok-kelompok kategorial.

Semoga dimasa Adven ini, kita yang menantikan kelahiran Sang Juru Selamat dimampukan oleh Tuhan untuk semakin Mencintai Ekaristi (Tahun 2012 sebagai Tahun Ekaristi) sebagai sumber Iman akan Yesus Kristus, Persaudaraan dan Pelayanan Kasih (ARDAS KAJ 2011-2015). Maka, Keluarga sebagai gereja kecil adalah tempat yang utama dalam pertumbuhan iman yang sesungguhnya. Selamat merenungkan sabda Tuhan untuk menanti Sang Juru Selamat yang hadir di tengah-tengah dunia. Tuhan memberkati.

P.Romanus Heri Santoso, Pr

Ketua Komisi Kerasulan Kitab Suci KAJ

Daftar Isi Buku Permenungan Adven 2011 :

Pengantar

Pertemuan Pertama

Ekaristi Mempersatukan Keluarga

Pertemuan Kedua

Ekaristi Meneguhkan Keluarga

Pertemuan Ketiga

Ekaristi Dasar Perutusan Dalam Membangun Keluarga

Pertemuan Keempat

Ekaristi Dasar Perutusan Dalam Membangun Persaudaraan Dengan Sesama

Lampiran

Tahap-tahap Metode Sharing 7 Langkah

Bahan Pendalaman Untuk Para Fasilitator

PERTEMUAN KE-1

Metoda Ibadat Sabda

Ekaristi Mempersatukan Keluarga (Efesus 5:22-33) 

Lagu Pembuka

Tanda Salib dan Salam

P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus

U : Amin

P : Semoga Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus selalu beserta kita.

U : Sekarang dan selama-Iamanya. 

Pengantar

Tema hidup berkeluarga selalu menjadi topik yang menarik. Banyak keluarga yang hidup bahagia. Mereka saling pengertian dalam menjalankan dan memperjuangkan keutuhan keluarga. Maka persatuan keluarga merupakan hal mendasar dalam menjalani dan mengembangkan hidup berkeluarga. Sebagai keluarga kristiani, tidak bisa tidak kesatuan keluarga selalu dari Yesus. Dengan demikian keluarga yang dibentuk oleh kasih, akan terus tumbuh, berbuah dan dikuatkan.

Pertemuan pertama ini mengajak kita untuk merenungkan bahwa Ekaristi menjadi kekuatan dalam hidup berkeluarga. Bacaan "Kristus Adalah Dasar Hidup Suami Istri" (Ef 5:22-33) mengajak kita mengutamakan kasih dalam keluarga.

Dengan semangat saling patuh, mengasihi, dan memberi, suami dan istri mempersembahkan itu semua dan menyatukan diri dengan Yesus Kristus di dalam Ekaristi Kudus.

Penyalaan Lilin Adven I

P : Semoga terang lilin ini menerangi hati dan pikiran kita, agar terus memelihara dan menumbuhkan semangat saling menghormati, saling melayani dan saling mengasihi di dalam keluarga. Bersama Yesus Kristus kita semua diteguhkan dan dipersatukan sebagai keluarga.

U : Amin.

Pernyataan Tobat

P : Marilah kita hening sejenak, mempersiapkan hati dan pikiran kita untuk menghadap Allah Bapa dan memohon pengampunan-Nya atas segala dosa

yang pernah kita lakukan.

U : Saya mengaku ....

P : Semoga Allah Yang Maha Kuasa, membebaskan kita dari segala dosa dan mengantar kita semua kehidup kekal.

U : Amin.

Doa Pembuka (Bersama-sama)

Ya Allah kami bersyukur atas penyertaan-Mu dalam keluarga. Syukur dan terima kasih atas anugerah dan pernyertaan-Mu sepanjang hidup kami, khususnya pada saat ini kami semua Engkau persatukan di dalam pertemuan Adven I.

Dalam pertemuan ini kami ingin mengenang kembali saat-saat kedatangan Putra-Mu melalui keluarga Kudus Nasaret. Kami ingin belajar teladan kekudusan Maria dan Yusuf yang menawan sehingga Engkau memutuskan Putra-Mu dilahirkan di dalam keluarga Kudus Nasaret. Jadikanlah keluarga kami seperti mereka, kuduskan dan persatukan kami semua, agar Putra-Mu layak lahir di dalam hati dan keluarga kami masing-masing. Semua ini demi Putra-Mu Tuhan kami Yesus Kristus yang hidup bersama-Mu dalam kemuliaan kini dan sepanjang masa.

Amin. 

Lagu Pengantar Bacaan

Pembacaan Kitab Suci Efesus 5:22-33

Butir-butir permenungan

  • Ekaristi merupakan puncak pemberian dan kasih Allah kepada manusia yaitu Yesus yang memberikan nyawaNya untuk menebus dosa-dosa manusia.
  • Sakramen Perkawinan Adalah rahmat terbesar dalam hidup ini. Maka Perkawinan Katolik adalah saling memberi antara suami dan istri di dalam Yesus Kristus.
  • Suami adalah kepala keluarga, ia bertanggungjawab mencari nafkah, mendidik, dan melindungi keluarganya. Dan istri dalam menghormati dan kepatuhannya pada suami, harus mendukung tugas suami sebagai kepala keluarga.
  • Suami dan istri hidup dalam semangat kasih dan saling memberi di dalam Yesus, maka di dalam Ekaristi persatuan mereka diteguhkan. 

Membangun Niat

  • Mampukah kita mulai melihat karya-karya istri, suami, anak-anak, sekecil apapun kontribusi mereka sebagai tanda saling menghargai dan menghormati ?
  • Mari para suami dan istri maupun anak-anak melihat kembali apakah selama ini sudah menjalankan kewajiban sebagai suami, istri dan anak-anak? Hakekat keluarga adalah semangat saling memberi ...
  • Sudahkah para suami/istri menjaga kekudusan bagi dirinya dan mengusahakan kekudusan bagi keluarganya? 

Doa Umat

P : Saudara dan saudari terkasih, marilah kita menyatukan hati dan pikiran untuk doa-doa permohonan kita:

P : Ya Bapa kami bersyukur dan berterima kasih, karena Putra-Mu mengasihi kami sebagai bagian dari jemaat-Nya. Kami ingin meneladani kasih Putra-Mu dan berilah kami kekuatan agar mampu saling mengasihi di antara kami di dalam keluarga. Kami mohon .........

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P : Ya Bapa bimbinglah kami dan berikanlah rahmat-Mu agar kami tekun menjaga kekudusan di dalam diri kami masing-masing dan keluarga kami. Kami mohon .....

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P : Ya Bapa semoga dengan semangat memberi kami terus Engkau undang di dalam Ekaristi agar kami semakin mencintai keluarga kami. Kami mohon ...

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Doa Spontan

(Bagi umat yang ingin berdoa spontan, dipersilahkan ....)

P : Marilah kita persatukan doa kita dengan doa yang diajarkan oleh Yesus Kristus sendiri:

Bapakami ...........

Doa Arah Dasar Pastoral (lihat di atas)

Doa Penutup (Bersama-sama)

Allah Bapa yang maha baik, Engkau sumber kekuatan dan hidup kami. Bimbinglah dan berilah kami kekuatan untuk saling menghormati, mengasihi dan menguduskan di dalam keluarga. Kami ingin selalu mengarahkan diri dan hidup kami kepada Putra-Mu. Bimbinglah kami selalu dijalan yang benar. Tumbuhkan semangat Ekaristis di dalam hidup kami. Teguhkan dan persatukan keluarga kami di dalam kuasa kasih-Mu, bersama Allah Putra dan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin. 

Berkat dan Pengutusan

P : Tuhan beserta kita

U : Sekarang dan selama-Iamanya

P : Semoga kita sekalian, keluarga, lingkungan dan orang yang kita cintai, selalu diberkati dan dilindungi oleh Allah yang Mahakuasa, Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

U : Amin.

P : Ibadat pertemuan Adven pertama sudah selesai.

U : Syukur kepada Allah

P : Mari kita pergi untuk mewujudkan iman kita dalam hidup kita sehari-hari.

U : Amin. 

Lagu Penutup

PERTEMUAN KE-2

Metoda Sharing 7 Langkah 

Ekaristi Meneguhkan Keluarga (Kis 10: 1-4, 37-48)

Lagu Pembuka

Salam Pembuka

P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus

U : Amin

P : Semoga Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, Cinta Kasih Allah dan Persekutuan Roh Kudus beserta kita

U : Sekarang dan selama lamanya

Pengantar

"Ekaristi" adalah puncak dan sumber seluruh hidup Kristiani, sedangkan keluarga adalah harta yang berharga bagi kehidupan umat man usia. Kehadiran Allah dalam keluarga dapat dirasakan secara nyata apabila keluarga sering bersekutu dan sehati dalam merayakan Ekaristi bersama sama. Sebagai Keluarga Kristiani, kita harus mencintai dan mendalami Ekaristi.

Dalam perjumpaan Petrus dengan Kornelius, seorang perwira pasukan Italia ( Kis 10: 4) mereflekslkan adanya suatu perubahan besar dalam sejarah Gereja karena pada saat itu orang yang bukan Yahudi tidak diperkenankan untuk menghadiri persekutuan jemaat Kristen.

Dalam pertemuan kedua ini digunakan "Metode Sharing 7 Langkah" (Iihat lampiran). Penggunaan metode ini bertujuan agar umat semakin berpartisipasi aktlf dan mengambil bagian dalam sharlng. Sharlng yang terarah dapat memberikan "pencerahan spIritual secara nyata yang membangun semangat dalam keluarga maslng-masing.

Penyalaan Lilin Adven II

P : Semoga melalui terang lilin adven. ini dapat menumbuhkan semangat kita untuk saling melayani dan meneguhkan dalam kehidupan berkeluarga dan sesama.

U : Amin. 

Doa Pembuka (Bersama-sama)

Allah Bapa yang Maha Baik, terima kasih atas anugerah dan pengutusan Putra-Mu ke dunia. Semoga melalui kebangkitan PutraMu, kami semakin dimampukan untuk bersekutu dan sehati dalam memuji namaMu. Biarlah Roh KudusMu sendiri yang menyertai keluarga kami untuk berani menyakini bahwa Ekaristi yang menjadi sumber kekuatan bagi keluarga. Amin. 

Butir-butir Permenungan (tidak untuk dibacakan)

  • Pengutusan Yesus selalu disertai oleh Roh Kudus dan kuasa Allah sendiri karena pengutusan tersebut merupakan suatu "anugerah" Allah bagi umat manusia.
  • Setelah kebangkitanNya, Yesus sudah tidak kelihatan lagi tetapi bukan berarti "tidak ada", melainkan "tetap" hadir ditengah tengah umat-Nya melalui Roh Kudus dan Gereja-Nya. Gereja adalah tanda kehadiran Allah secara nyata dalam melanjutkan karya penebusanNya sampai akhir zaman.
  • Wejangan Petrus kepada keluarga Kornelius bahwa "Allah tidak pernah memandang bulu" (UI 10: 17) dapat dipahami bahwa: Allah menerima semua orang, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi karena Allah ingin mewartakan Kabar Gembira bagi semua orang.
  • Mengapa keluarga Kornelius meminta Petrus untuk tinggal bersama mereka beberapa hari lagi? Karena mereka ingin agar Petrus dapat mengajar keluarga mereka lebih lanjut. Mereka juga rindu berkumpul dan sehati untuk memecah mecah roti dan makan bersama-sama sambil memuji Allah.
  • Dengan peneguhan ini, keluarga Kornelius semakin yakin bahwa anggota keluarga dapat saling meneguhkan satu sama lain melalui Perayaan Ekaristi bersama-sama.

Tahap Permenungan

(Metode Sharing 7 Langkah - Lihat lampiran) 

Doa Arah Dasar Pastoral (Lihat di atas)

Berkat

P : Tuhan beserta kita

U : Sekarang dan selama-Iamanya

P : Semoga sharing iman yang kita lakukan ini dapat membawa perubahan nyata dalam keluarga klta masing masing. Dan semoga, keluarga klta selalu dilindungi, diberkati dan dibimbing oleh berkat Allah yang Maha Kuasa, Bapa, dan Putera dan Roh Kudus.

U : Amin.

P : Demikian sharing iman kita pada malam ini telah selesai

U : Syukur kepada Allah

P : Mari kita pergi untuk saling meneguhkan

U : Amin. 

Lagu Penutup

PERTEMUAN KE-3

Metoda Sharing 7 Langkah 

Ekaristi Dasar Perutusan Dalam Membangun Keluarga (Lukas 24: 13-35)

Lagu Pembuka

Tanda Salib dan Salam

P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus

U : Amin

P : Semoga Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, Cinta Kasih Allah dan Persekutuan Roh Kudus beserta kita

U : Sekarang dan selama-Iamanya

Pengantar

Pertemuan ketiga ini kembali menggunakan metode sharing 7 langkah. Semoga pertemuan ketiga ini membawa kita, sebagai anggota keluarga untuk lebih menyadari kehadiran Allah. Allah yang telah terlebih dahulu menyapa dan selalu mendampingi setiap keluarga dalam menghadapi setiap masalah yang kita hadapi. Sehingga keluarga kita menyadari kembali tugas perutusan ini.

Penyalaan Lilin Adven III

P : Semoga nyala lilin ketiga yang melambangkan sukacita ini juga membawa sukacita nyata bagi keluarga-keluarga. Berkat persatuan dengan Tuhan melalui Ekaristi yang selalu menyegarkan setlap anggota keluarga inilah yang membawa kita untuk setia kepada-Nya.

U : Amin.

Butir-butir Permenungan (tidak untuk dibacakan)

  • Dua murid berjalan meninggalkan Yerusalem menuju kembali ke kampungnya, Emaus dalam keadaan sedih dan bingung karena peristiwa yang baru saja dihadapi mereka. Guru mereka telah mati disalibkan dan yang lebih membingungkan, kubur guru mereka ternyata kosong.
  • Dalam perjalanan, dua orang itu berusaha me mecahkan persoalan mereka sendiri dengan saling bertukar pikiran.
  • Tetapi Yesus sendiri yang mendatangi mereka. Menyapa dan bertanya tentang masalah mereka. Pada saat inilah komunikasi antara murid dengan Yesus adalah serupa dengan doa manusia dengan Tuhan-Nya.
  • Murid menyampaikan masalah, harapan dan keputusasahannya. Tuhan mejawab dengan berjalan mengiringi mereka disertai dengan menjelaskan hal yang benar tentang diri-Nya.
  • Hati para murid yang begitu menyala-nyala dan bersemangat mendengar penjelasan Tuhan itu membuat mereka tidak mau berpisah dengan Tuhan. "Tinggallah bersama-sama dengan kami".
  • Kesadaran akan penyertaan Tuhan membawa persatuan dengan Tuhan sendiri. Tuhan tidak menghilang, tetapi bersatu dengan mereka.
  • Kebersatuan dengan Tuhan mengembalikan semangat untuk kembali pada perutusan mereka semula. Karena itulah mereka segera kembali ke Yerusalem dan berkumpul dengan saudara-saudara yang lain.
  • Tuhan selalu ada dan menyertai orang, kelompok atau keluarga yang telah lebih dahulu dipanggilnya. Mereka ini tidak pernah ditinggalkan dalam kesendirian. 

Tahap Permenungan

(Metode Sharing 7 Langkah - Lihat lampiran) 

Doa Arah Dasar Pastoral (Lihat di atas)

Berkat

P : Tuhan beserta kita

U : Sekarang dan selama-Iamanya

P : Semoga sharing iman yang kita lakukan ini dapat membawa pertumbuhan kedewasaan iman dan perubahan diri ke arah yang lebih baik, sehingga kita selalu dilindungi, dibimbing dan diberkati oleh Allah yang Maha Kuasa, Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

U : Amin.

P : Dengan demikian sharing iman kita saat ini sudah selesai.

U : Syukur kepada Allah

P : Marilah kita jadikan Tuhan sebagai pemimpin dalam perjalanan hidup keluarga kita di dunia ini.

U : Amin.

Lagu Penutup

PERTEMUAN KE-4

Metoda Ibadat Sabda

Ekaristi Dasar Perutusan Dalam Membangun Persaudaraan Dengan Sesama (1 Kor 12:12-31) 

Lagu Pembuka

Tanda Salib dan Salam

P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus

U : Amin

P : Semoga cinta kasih Allah Bapa dan Tuhan kita Yesus Kristus beserta kita.

U : Sekarang dan selama-Iamanya. 

Pengantar

Dalam berkat perutusan di dalam Ekaristi, kita diajak untuk melanjutkan tugas perutusan bagi sesama. Ekaristi meneguhkan. Ekaristi mengutus kita untuk menjadi pembawa damai bagi sesama.

Pada pertemuan yang ke-4 ini, kita semua diajak untuk lebih memahami perayaan Ekaristi sebagai pemersatu umat beriman, dan juga sekaligus dalam membangun persaudaraan dengan sesama. Sebab bukankah kita semua ini adalah anggota-anggota dari satu tubuh yang sama, yaitu Kristus?

Melalui bacaan 1 Kor 12: 12-31 Rasul Paulus ingin mengajak seluruh umat beriman untuk lebih menyadari bahwa biarpun sudah banyak juga jemaat yang mau dan ikut dalam berbagai macam pelayanan, apapun bentuk pelayanannya, janganlah sampai terjadi perpecahan bahkan permusuhan dalam jemaat, karena merasa yang satu lebih penting dari yang lain. Sebab sesungguhnya pelayanan yang satu pastilah membutuhkan yang lainnya.

Penyalaan Lilin Adven IV

P : Semoga dengan terang lilin Inl, Bapa berkenan menerangi akal dan budi kita, agar mau terus berusaha membangun persaudaraan dengan sesama, seperti yang dikehendaki oleh Yesus sendiri.

U : Amin

Pernyataan Tobat

P : Marilah kita hening sejenak untuk mempersiapkan batin dan pikiran kita, untuk mernohon ampun kepada Bapa, atas segal a kesala.han dan dosa yang telah kita perbuat.

U : Saya mengaku ....

P : Semoga Allah Bapa yang Mahakuasa mau mengampuni segal a kesalahan dan dosa kita, dan membawa kita kehidup yang kekal.

U : Amin.

Doa Pembuka (Bersama-sama)

Ya Allah Bapa yang Mahakasih, puji dan syukur kami persembahkan kepadaMu. Terima kasih atas semua berkat dan rahmat yang telah kami terima dalam kehidupan kami ini. Ya Bapa sertai kami semua dalam pertemuan Adven yang ke-4 ini dengan terang dan damaiMu. Semoga kami dapat melaksanakan apa yang Engkau kehendaki, untuk kami lakukan melalui pertemuan ini, demi Yesus Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

Lagu Pengantar Bacaan

Pembacaan Kitab Suci 1 Kor 12:12-31

Butir-butir Permenungan

Dewasa ini banyak umat beriman yang ikut aktif dalam berbagai macam-macam pelayanan. Maka sudah sewajarnyalah apabila umat yang mau melayani sesama itu, menempatkan diri mereka ditempat yang sesuai dengan karya pelayanan mereka. Ada yang menjadi mata, telinga, hidung, mulut, tangan dan kaki. Sehingga dapatlah terbentuk suatu tubuh yang harmonis.

Jadi tidak akan ada lagi anggota-anggota tubuh yang memusuhi satu dengan yang lainnya dengan berkata, bahwa ia tidak memerlukan anggota tubuh yang lain. Karena sebenarnya semua anggota tubuh itu sama-sama berguna dan bermanfaat satu bagi yang lainnya, karena pasti tidaklah mungkin pelayanan akan berjalan apabila semua pelayanan dipusatkan pada satu titik saja. Misalkan hanya ada pengajaran saja, atau pada pewartaan semata, sebab yang satu pastilah membutuhkan yang lainnya.

Dalam perayaan Ekaristi, dimana Yesus adalah sebagai Imam, Altar sekaligus Korbannya, umat yang hadir untuk merayakan Ekaristi itupun adalah anggota-anggota dari Tubuh mistik Yesus (Gereja) dimana Yesus sendiri adalah Kepalanya. Karena bukankah mereka telah menerima baptisan yang sama, dan juga telah makan dan minum dari kurban yang sama, yaitu Yesus Kristus sendiri?

Tetapi pad a kenyataannya banyak juga umat beriman pada saat ini bersikap kurang layak dalam mengikuti perayaan Ekaristi dan dalam menyambut Tubuh Kristus. Banyak yang menganggap bahwa perayaan Ekaristi hanyalah formalitas saja. Mereka tidak menyadari bahwa Yesus sendirilah yang telah menetapkan perjamuan ini pada malam sebelum la diserahkan. Yesus mengambil roti, mengucap syukur lalu memecah-mecahkan roti itu dan katanya "Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku. "Demikian juga la mengambil cawan, sesudah makan lalu berkata .. Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Daku." Maka dari itu sudah sepantasnyalah apabila umat beriman, mau meletakan Ekaristi sebagai dasar perutusan dalam membangun persaudaraan dengan sesama, sehingga dapatlah terjalin keharmonisasian

hidup dalam skala/ ruang lingkup yang lebih luas lagi.

Membangun Niat

  • Apa fungsi saya dalam jemaat?
  • Sejauh mana fungsi saya itu sudah membangun persaudaraan dengan sesama?
  • Bagaimana perayaan Ekaristi dapat menunjukkan kepada setiap umat untuk membangun persaudaraan dengan sesama? 

Doa Umat

P : Marilah kita berdoa kepada Allah Bapa kita, yang senantiasa mendengarkan doa yang dipanjatkan dengan rendah hati:

P : Bagi seluruh umat beriman. Kami mohon berilah pengertian kepada kami semua agar dapat saling menghormati dan menghargai sesama kami sebagai umat beriman. Kami mohon ..

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P : Bagi kita yang hadir disini, pimpin dan bimbing kami semua agar dapat melayani dengan lebih sungguh. Kami mohon ...

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

P : Bagi seluruh umat di Paroki, Wilayah dan khususnya di lingkungan kami, berilah kami semangat persatuan diantara kami, agar dapat membangun persaudaraan dengan sesama. Kami mohon ...

U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.

Doa Spontan

(Bagi umat yang ingin berdoa spontan, dipersilahkan ....)

P : Ya Bapa, semua doa-doa ini kami satukan dengan doa yang telah diajarkan sendiri oleh PuteraMu yang terkasih Yesus Kristus.

Bapakami ..........

Doa Arah Dasar Pastoral (Lihat di atas)

Doa Penutup (Bersama-sama)

Ya Allah Bapa yang Mahakasih, Engkau adalah sumber kehidupan dan kekuatan kami. Ajarilah dan bimbing kami dengan kasihMu ya Bapa, agar kami tidak merasa diri kami lebih daripada yang lainnya. Begitu juga dalam pelayanan kami ya Bapa, sertai kami dengan RohMu agar kami selalu menyadari, bahwa pelayanan-pelayanan yang kami lakukan adalah demi Engkau dan demi PuteraMu. Sehingga kami tidak menjadi terpecah belah, melainkan menjadi satu tubuh yang harmonis. Demi Yesus Kristus Tuhan dan pengantara kami, yang hidup bersama Dikau dan Roh Kudus. Kini dan sepanjang masa. Amin. 

Berkat dan Pengutusan

P : Tuhan beserta kita

U : Sekarang dan selama-Iamanya

P : Semoga kita semua, keluarga, pekerjaan, dan pelayanan kita, selalu dilindungi dan diberkati oleh Allah yang Maha Kuasa, dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

U : Amin.

P : Ibadat sabda pada pertemuan Adven kita yang ke-4 sudah selesai.

U : Syukur kepada Allah

P : Mari pergi kita semua diutus untuk membangun persaudaraan dengan sesama.

U : Amin. 

Lagu Penutup

LAMPIRAN 1

Tahap-Tahap Metoda Sharing 7 Langkah

Metode ini terdiri dari 7 Langkah yaitu :

Mendengarkan :

1.Mengundang Tuhan

2.Membaca Teks

3.Memperhatikan Teks

4.Membiarkan Tuhan berbicara 

Mengungkapkan:

5.Saling berbagi apa yang didengar dalam hati

Mencari Pesan Tuhan:

6.Bersama-sama mencari pesan Tuhan 

Berdoa:

7.Berdoa bersama - sama

Penjelasan:

"Kita akan mengikuti pertemuan doa berbasis Kitab Suci dengan menggunakan metode 7 langkah"

Langkah Pertama :

Mengundang kehadiran Tuhan

Mengundang Tuhan, supaya membuka hati masing-masing peserta. Kita mengundang Tuhan untuk menciptakan suasana doa dan mengingatkan masing-masing Tuhan hadir di tengah-tengah kita, sehingga terbuka bagi Sang Sabda yang sungguh hadir dalam iman.

Dimohon salah seorang mengantar doa.

Langkah Kedua :

Membaca teks Kitab Suci

Fasilitator menyebut teks yang akan dibahas bersama. Kemudian minta kesediaan salah seorang untuk membacakan dengan jelas. Selama pembacaan, peserta mendengarkan dalam suasana meditasi. Setelah teks dibaca, hening sejenak. Kemudian Fasilitator mengundang peserta kedua untuk membacakan teks sekali lagi. Sementara itu peserta yang lain menutup Kitab Sucinya. Maksudnya: Firman Tuhan dapat meresap dalam hati.

Langkah Ketiga :

Memperhatikan teks

Peserta diajak masuk ke suasana hening, membaca kembali teks dalam hati. Memilih kata atau kalimat singkat yang menantang, menggugah. Kemudian Fasilitator mempersilahkan mengungkapkan kata, ungkapan atau kalimat singkat yang dipilih secara bergilir. Kata atau kalimat itu tidak boleh dikomentari.

Yang perlu: menikmati bersama-sama kehadiran Tuhan dalam sabda-Nya

Langkah Keempat :

Mendengarkan (hening)

Fasilitator mengajak peserta mendengarkan sabda Tuhan dalam keheningan. Teks dibaca sekali lagi dalam hati, sambil membiarkan Tuhan menyapa dan berbicara kepadanya. Dalam keheningan itu, peserta dapat mencari/menemukan apakah teks ini:

  • Menambah pengetahuan tentang Allah; menunjukkan kesalahan/dosa;
  • Teguran/nasehat perbaiki kelakuan: beri hiburan/peneguhan;
  • Mendidik dalam kebenaran; memberi janji-janji Tuhan.

Langkah ini membantu peserta untuk masuk dan tinggal dihadirat Allah, dan masuk lebih dalam ke dalam situasi teks.

Langkah Kelima :

Berbagi (sharing)

Peserta diajak membagikan apa yang didengar dalam hati atau apa yang diperoleh selama renungan. Kata, ungkapan, kalimat mana yang menggugah saya secara pribadi. Disusul dengan mengungkapkan pengalaman rohani atau penghayatan pribadi sehubungan dengan kata/ungkapan/kalimat yang menggugah, menantang tadi. Hendaknya dihindari kesan menggurui, mengajar atau mengkhotbah orang lain. Pengungkapan diri ini bermaksud membantu teman lain agar semakin tumbuh dalam iman. Maka sebaiknya digunakan kata "Saya, bukan "Kita" atau "Kami".

Langkah Keenam :

Mencari pesan (tanggapan)

Pesan Tuhan dicari bersama. Ini merupakan saat bagi para anggota kelompok untuk memeriksa hidupnya masing-masing dalam terang Sabda Tuhan. Masalah yang dibicarakan perlu dibahas dan dipecahkan dalam suasana persaudaraan dan dengan kesadaran akan kehadiran Tuhan.

Dapat juga dibahas apa yang baik dilakukan oleh peserta secara pribadi maupun kelompok. Hendaknya ditentukan siapa melakukan apa dan kapan. Jika ini bukan pertemuan pertama, maka sebelum berbagi tugas diminta peserta memberikan laporan tugas yang telah dijalankan dalam minggu/periode sebelumnya.

Langkah Ketujuh :

Mengungkapkan dalam doa

Peserta diajak untuk berdoa secara spontan. Sabda Tuhan, berbagai pengalaman akan Tuhan, dan macam-macam masalah yang sempat dibicarakan dapat menjadi landasan doa.

Kelompok sedapat mungkin mempersatukan ketiga unsur: Sabda Tuhan, Pengalaman Spiritual, Masalah kehidupan dalam doa pribadi.

Diakhiri dengan pujian/nyanyian untuk menutup pertemuan.

LAMPlRAN 2

Bahan Pendalaman Untuk Para Fasilitator

Pertemuan Pertama (Ef 5:22-33)

Surat rasul Paulus kepada jemaat di Efesus menegaskan bahwa setiap orang yang beriman kepada Kristus Yesus akan menjadi bagian dari "tubuh yang sama" dan menjadi kesatuan anggota Keluarga Allah.

Bacaan dari surat kepada jemaat di Efesus (Ef 5:22-33), memperlihatkan kasih Kristus yang mempersatukan Dia dengan umat-Nya, menjadi dasar kasih hidup suami istri. Kristus disejajarkan dengan suami dan istri sebagai jemaat. Kristus sebagai kepala umat, suami menjadi kepala dari bag ian umat yaitu keluarga. Dalam merenungkan kasih Kristus dan kasih dalam keluarga, sebelumnya mari segarkan kembali peristiwa Ekaristi dan Sakramen Perkawinan.

Ekaristi selalu dilandasi oleh semangat memberi, karena dalam Ekaristi selain Yesus hadir di dalam peristiwa tersebut, umat bersama imam kembali mengenang peristiwa puncak pemberian dan kasih Allah kepada manusia yaitu Yesus yang memberikan nyawaNya

untuk menebus dosa-dosa manusia.

Sakramen Perkawinan adalah peristiwa yang agung. Dua orang pria dan wanita disatukan oleh Allah. Dengan demikian hakekat perkawinan Katolik adalah saling memberi antara suami dan istri di dalam Yesus Kristus.

Perintah istri untuk tunduk pada suami (22), dan suami mengasihi istri (25), sesungguhnya merupakan perintah agar peristiwa sakramen perkawinan kembali disegarkan dan diteguhkan, yaitu mereka berjanji untuk saling memberi di dalam Yesus. Di dalam mengasihi istri, suami dituntut untuk menjaga kekudusan dan membawa kekudusan bagi keluarganya seperti Yesus menguduskan jemaat-Nya (27).

Suami adalah kepala atas istri (23), mendorong para suami untuk benar dapat menjadi kepala bagi keluarganya, mencari nafkah, mendidik, dan melindungi keluarganya. Dijaman ini banyak juga para istri yang berkarir, beberapa dari mereka mungkin lebih sukses dari suaminya, dalam hal ini kedudukan suami sebagai kepala keluarga tetap tidak berubah, asalkan suami terus berkontribusi dalam aspek lain, menjaga kekudusan, mendidik dan melindungi keluarga. ltulah persembahan suami, sebaliknya istri dalam menghormati dan kepatuhannya pada suami, terus medukung semua tugas suami sebagai kepala keluarga.

Maka suami dan istri hidup dalam semangat kasih dan saling memberi, saling menguduskan di dalam Yesus Kristus, hal tersebut merupakan syarat utama untuk menjadi keluarga yang Ekaristis. Dan pada akhirnya Ekaristi akan menjadi peristiwa yang terus meneguhkan, memberi kekuatan dan mempersatukan Keluarga di dalam Yesus Kristus, sesuai dengan cita-cita perkawinan mereka.

Kata kunci persatuan dan saling memberi digemakan dalam akhir perikop, "Laki-Iaki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya" (31; Kej 2:24) menyerukan kembali sifat asali suami dan istri yang sesungguhnya yaitu keinginan untuk saling bersatu, dan di dalam Kej 2:25 "Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu", memperlihatkan bahwa sesungguhnya (asal mulanya) mereka memiliki semangat saling memberi dengan totalitas tanpa ada yang ditutupi.

Dengan demikian kasih Yesus kepada umat-Nya dan perintah di akhir perikop "Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya" (33), merupakan kasih Yesus agar manusia kembali kepada hakikat asalnya (sebelum dosa asal) untuk bersatu, saling mengasihi dan saling memberi dengan segenap hati seutuhnya.

Pertemuan Kedua (Kis 10:1-4.37-48)

Melalui bacaan diatas, mari kita merefleksikan bagaimana "Ekaristi' dapat meneguhkan keluarga. Ekaristi mempunyai makna yang mendalam sebagai "Pujian Syukur" atas karya

penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus PutraNya. Ekaristi" harus dihayati dan bukan dijadikan suatu ritus atau suatu kenangan dalam keluarga Kristiani. Dewasa ini, semakin banyak keluarga Kristiani kurang dalam penghayatan sehingga tidak menemukan kedalaman akan perayaan Ekaristi.

Pengertian teologis wejangan Petrus kepada keluarga Kornelius (Kis 10:42) bahwa Allah menerima semua orang, baik orang Yahudi maupun orang yang bukan Yahudi merupakan suatu fakta bahwa Allah sangat mencintai manusia tanpa membeda bedakannya. Allah mengundang kita semua untuk meneguhkan "Ekaristi" sebagai sumber kekuatan dalam kehidupan berkeluarga.

Dari perikop di atas dapat kita lihat betapa besar cinta Allah kepada manusia sehingga la rela mengorbankan Yesus PutraNya untuk wafat di kayu salib dan dibangkitkan untuk menjadi hakim Agung bagi setiap orang. Bahkan setelah kebangkitan-Nya, Allah masih mencurahkan Roh Kudus-Nya kepada semua orang termasuk kepada orang non Yahudi. Peristiwa ini tersebut sampai membuat Petrus tercengang-cengang.

Setelah pencurahan Roh Kudus, Petrus diminta oleh keluarga Kornelius untuk tinggal bersama mereka beberapa hari lagi. Dengan demikian, mereka meminta peneguhan

agar diterima sebagai suatu keluarga dalam Gereja yang Kudus melalui "Ekaristi". 

Pertemuan Ketiga (Lukas 24: 13-35)

Dua murid Yesus yang sedang berjalan meninggalkan Yerusalem Inl agaknya sedang menuju kampong halamannya, Emaus.Mereka meninggalkan Yerusalem dalam keadaan sedih dan bingung atas kejadian yang baru saja mereka alami. Sedih akan kematian guru mereka, Yesus, sekaligus bingung menghadapi peristiwa kosongnya kubur Yesus. Dalam keadaan seperti itulah mereka meninggalkan kota Yerusalem, tempat mereka pernah mengawali misinya bersama dengan Yesus.

Dalam kesedihan dan kebingungan mereka berusaha untuk menyelesaikan persoalan itu dengan berbincangbincang dan saling bertukar pikiran di antara mereka. Dalam keadaan mereka yang seperti itu ternyata Yesus datang sendiri kepada mereka, menyapa, berjalan bersama dan menanyakan persoalan apakah yang sedang mereka hadapi.

Perbincangan murid dengan Yesus ini sebenarnya adalah gambaran dari peristiwa doa. Murid mengeluhkan permasalahannya dan mengungkapkan kekecewaan mereka karena impian-impian mereka yang tidak terpenuh. Dalam kisah ini Lukas menunjukkan bahwa Tuhan selalu mendengarkan para murid-Nya, terutama ketika waktu sulit, ketika salah satu telah jatuh, pengalaman keraguan, kekecewaan dan frustrasi.

Tetapi disini Kristus sendiri campur tangan dengan menunjukkan, "dimulai dengan Musa dan semua nabi," bagaimana "seluruh Kitab Suci" mengarah pada misteri pribadi-Nya. Kata-kata-Nya membuat hati para murid "terbakar," menghapus mereka dari kegelapan kesedihan dan keputusasaan, memprovokasi dalam diri mereka keinginan untuk tetap dengan dia: Tetap dengan kami, Tuhan.

Tindakan Yesus disaat makan semakin membuka mata kedua murid tersebut. Kesadaran akan perjumpaan dengan Kristus membawa mereka ke misi semula. Dan itu mereka lakukan dengan segera ketika mereka bangun dan kembali ke Yerusalem untuk memberitahu orang-orang apa yang mereka dengar dan mereka lihat.

Maka tidak ada hal yang paling tepat untuk menggambarkan penyertaan Tuhan dalam setiap dinamika kehidupan manusia dengan mengikuti jalan bersama dua orang murid ini ke Emaus.Bukan hanya manusia sebagai individu tetapi juga dalam persatuan di dalam keluarga, kisah perjalanan ke Emaus ini juga bisa menjadi gambaran pembelajaran.

Karena setiap keluarga memiliki masalah dan kesulitannya sendiri, sebaiknya keluarga-keluarga ini senantiasa membuka diri dalam persatuan dengan Yesus dalam Ekaristi. Karena sebetulnya Tuhan datang bahkan sebelum la diminta dan selalu mendengarkan keluhan-keluhan dari keluarga dan selalu siap untuk mengisi dengan keberanian dan memperjelas semua yang terjadi kepada permasalahan keluarga kita. Dia tahu cara mendengarkan, berbicara dan memberikan makna bagi segala sesuatu yang menghambat dalam keluarga

Ekaristi membawa keluarga-keluarga kita kembali seperti dua orang murid yang pergi ke Emaus itu. Tuhan yang telah memanggil tidak akan pernah meninggalkan. la berjalan mendekat dan menunjukkan kehadiran-Nya dengan cara yang berbeda. Jika kita membiarkan Tuhan berjalan di samping kita saat kita putus as a, jika kita tidak meninggalkan doa dan terus mendengarkan Firman Tuhan, Dia akan membuat cahaya di sekitar kita yang membakar hati kita. Dan seperti rasul dari Emaus kita akan berseru: Tetaplah dengan kami, Tuhan!

Pertemuan Keempat (1 Kor 12:12 31)

Dalam menghimbau kebiasaan-kebiasaan yang salah pada jemaat dalam perjamuan, Paulus hanya meneruskan apa yang telah diterimanya dari Yesus sendiri, yaitu pada waktu malam sebelum Yesus diserahkan. la mengambil roti dan mengucap syukur dan memecah-mecahkannya dan berkata " Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku." Demikian juga la mengambil cawan, sesudah makan lalu berkata " Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu, perbuatlah ini setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Daku." Jadi jemaat hendaknya berlaku layak dan pantas sebelum ia menerima Tubuh dan Darah Yesus Kristus, karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui Tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.

Paulus juga ingin memberikan penjelasan kepada jemaat di Korintus bahwa hanya ada satu tubuh saja dalam Kristus. Dan seperti halnya tubuh, pastilah memiliki anggota-anggota tubuh lainnya. Akan tetapi setelah menerima baptisan/ di baptis maka jemaat akan menjadi satu tubuh dan satu roh yaitu Kristus.

Akan menjadi aneh dan simpang siur apabila anggota-anggota tubuh memusuhi bahkan tidak mau mengakui keberadaan anggota-anggota tubuh lainnya, sebab kaki dan tangan juga anggota-anggota dari tubuh, begitu juga dengan telinga dan mata, itu juga bag ian dari tubuh. Yang satu pasti membutuhkan yang lainnya.

Oleh sebab itu masing-masing anggota tubuh tidak dapat menganggap diri lebih utama atau lebih penting daripada yang lainnya. Dan apabila ada anggota-anggota jemaat yang mempunyai karunia-karunia tertentu, merekapun tidak pantas untuk merasa lebih dari pada jemaat yang lainnya. Sebab karunia-karunia itupun berasal dan roh yang sama yaitu Roh Kudus, dan Roh Kuduspun memberikan karunia-karunia yang sesuai dengan kebutuhan jemaat, karena karunia-karunia yang diberikan oleh Roh Kudus diberikan demi pembinaan dan persatuan umat. Bukan demi selera pribadi, sehingga jangan sampai ada persaingan bahkan penghinaan dalam jemaat. Karena jemaat itu bagaikan tubuh manusia yang memiliki anggota-anggota tubuh lainnya yang saling melengkapi, dan setiap anggota jemaat mempunyai tempat dan perannya sendiri.

ARAH DASAR PASTORAL

KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA TAHUN 2011 - 2015

Gereja Keuskupan Agung Jakarta bercita-cita menjadi Umat Allah yang, atas dorongan dan tuntunan Roh Kudus, semakin memperdalam imannya akan Yesus Kristus, membangun persaudaraan sejati dan terlibat dalam pelayanan kasih di tengah masyarakat.

Dilandasi oleh spiritualitas Gembala Baik dan pelayanan yang murah hati, ditopang oleh tata-penggembalaan partisipatif dan transformatif, seluruh umat Keuskupan Agung Jakarta berkehendak untuk menyelenggarakan pelbagai kegiatan dalam rangka menghayati dan meneruskan nilai-nilai Injili, ajaran serta Tradisi Gereja Katolik dan melibatkan diri dalam berbagai permasalahan sosial, terutama kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup serta intoleransi dalam hidup bersama.

Rencana kegiatan dan keterlibatan itu dilaksanakan dengan mengembangkan tata layanan pastoral berbasis data; memberdayakan komunitas teritorial lingkungan dan komunitas kategorial menjadi komunitas beriman yang bertumbuh dalam persaudaraan dan berbuah dalam pelayanan kasih; menggerakkan karya-karya pastoral yang kontekstual; menggiatkan kerasulan awam; serta menjalankan kaderisasi dan pendampingan berkelanjutan bagi para pelayan pastoral.

Semoga Bunda Maria, Bunda Gereja, meneguhkan iman, harapan dan kasih kita, agar kita semua, bersama Para Kudus pelindung kita, dengan tulus dan gembira berjalan bersama mewujudkan cita-cita kita.