Surat Keluarga Maret 2013

Dipublikasikan tanggal 27 March 2013

SURAT KELUARGA MARET 2013

PANTANG DAN PUASA DALAM KELUARGA KITA

Keluarga-keluarga KAJ yang terkasih,

Saat ini kita semua berada di tengah-tengah situasi pantang dan puasa. Sekitar satu bulan ini kita masih akan menjalani masa pantang dan puasa kita. Ada pengalaman yang rohani di sela-sela masa prapaskah ini, ada juga yang merasa biasa-biasa saja. Semua menjadi bagian dari cara kita menjalani masa APP ini.

Setiap hari, setiap kita pasti mengalami hidup yang diubah dan diperbaiki. Jika kita percaya Tuhan menyertai kita, maka kita akan lebih mudah menyatukan pengalaman hidup kita dengan pengalaman akan Allah. Kegembiraan adalah cara Tuhan membuat kita bersyukur; pengalaman menantang membuat kita semakin menyadari kemanusiaan dan terus berpegang pada janji Kasih Allah.

Demikianlah kita selalu diantar untuk selalu dekat dengan Allah. Meskipun demikian, seringkali, hidup tidak kita renungkan sebagai kebersamaan dengan-Nya. Semua berjalan begitu saja dan kita tiba tiba menjadi semakin tua. Inilah alasan, mengapa kita sangat memerlukan saat retret bagi kita dan keluarga. Masa prapaskah bisa menjadi saat retret agung bagi kita sekeluarga dengan menerapkan sedikit disiplin dalam beberapa hal di rumah.

Berpantang dan berpuasa bukanlah soal tidak makan ini dan itu. Berpantang juga bukan sekedar mengurangi makanan, tetapi lebih dari itu mendewasakan hidup yang makin terarah pada Sang Mahamurah dengan meniru kemurahan-Nya. Kita mengembangkan hidup yang berbagi dan membiarkan Tuhan memberkati keluarga kita dengan hari yang baru itu.

Terlalu banyak aturan (yang dibuat sendiri) membuat kita melupakan dan merelativisir semua aturan resmi. Puasa dan pantang menjadi masa tertentu yang berjalan tanpa rasa. Roma bab 6 mengatakan dengan sangat manis bagaimana kita boleh lebih akrab dengan Tuhan melalui masa belajar dalam Kristus.

Keluarga-keluarga KAJ yang terkasih, kita tidak boleh bertekun dalam dosa, karena kita telah ikut bangkit bersama Tuhan Yesus dan hidup baru seperti Dia bagi kita semua. Hidup lama kita yang harus mati supaya semua menjadi baru (bdk. Roma 6:5). Puasa dan pantang akan menambah disiplin dan perasaan berkuasa atas diri sendiri. Akan tetapi pemahaman harus semakin kita dewasakan.

Kita tidak ingin hanya main-main kata, makan telur sebagai pengganti daging, makan ikan sebagai pengganti daging ayam, sapi, babi ,dll. Kita tidak juga hanya meninggalkan rokok untuk merasakan pantang dan puasa. Kita juga tidak makan sepanjang hari selama jam tertentu untuk menambah perasaan prapaskah. Kita perlu meninggalkan dosa lama kita (Roma 6:6-7)

Apa yang menjadi titik lemah Anda di rumah? Apakah Anda suka marah-marah pada seluruh isi rumah? Ataukah Anda dikenal sebagai anak yang paling tidak komunikatif? Atau Anda juga bisa dianggap anak yang paling menuntut dan minta dilayani semua orang? Inilah saat kita meneguhkan iman kepercayaan kita dengan tidak hanya mengurangi makan minum, tetapi melepaskan diri dari belenggu keyakinan pribadi yang merugikan banyak orang.

Jika seorang anak berjanji untuk tidak nakal dan nyontek lagi, maka ia perlu diberi hadiah dengan pujian dan peneguhan kata-kata kita. Doronglah terus usahanya selama masa prapaskah ini supaya ia merasa lebih focus pada apa yang ingin disembuhkannya. Demikian para orangtua juga berusama mengurangi paling tidak kelemahannya sendiri.

Kebangkitan bukanlah peristiwa perayaan, melainkan juga peristiwa kelepasan dari dosa yang memang belenggu. Sudahkan Anda menemukan makna hidup paskah Anda? Bukalah hati Anda untuk suatu kekurangan yang jelas-jelas Anda punyai. Mintalah kepada Tuhan agar satu kelemahan Anda dicabut, dan Anda dibiarkan berkembang bersama-Nya.

Berjanjilah akan mematikan satu kebiasaan buruk, membudayakan cara hidup baru yang nyata, sebagai persembahan keluarga bagi Paskah Tuhan. Seluruh keluarga akan lebih merasakan kebangkitan kalau mereka juga bisa mengalami perbaikan cara hidup yang nyata dan sehari-hari.

Ajaklah seluruh keluarga untuk berpantang bersama, doronglah mereka untuk berubah lebih baik. Membiasakan untuk membuat janji rohani/batin memang menguatkan perwujudan pertobatan itu. Hidup bersama Kristus sekarang menjadi cara hidup yang nyata, ketika Papa semakin sabar; Mama semakin ingin dekat atau kakak yang semakin rajin belajar dan mengurangi nonton TV. Saya sendiri berjuang untuk semakin sedikit memarahi rekan–rekan di tempat kerja.

Lihatlah, semua bergerak maju bersama Kristus. Semua menjalani masa prapaskah dengna matiraga dan perjuangan fisik, pengalaman rohani mendapat tempatnya dan Tuhan semakin dimuliakan dalam setiap perbuatan baik yang kita lakukan.

Selamat Paskah dan selamat merenungkan sabda-sabda Tuhan di dalam keluarga kita. Amin

Alexander Erwin MSF

Ketua Komisi Kerasulan Keluarga KAJ