Homili Hari Kamis Putih

Dipublikasikan tanggal 28 March 2013

Paroki Santo Lukas Sunter

Transkip Homili Rm Yakub Janami Barus OFMConv

Pada Hari Kamis Putih, 28 Maret 2013 

Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

Dalam perayaan Kamis Putih ini kita akan mengenang Perjamuan Kudus dan Pembasuhan kaki.

Hari ini kita akan mengulang symbol tersebut untuk membasuh kaki 12 orang Bapak-bapak yang sudah disiapkan secara liturgi. Rm Yakub Janami Barus OFMConv menyampaikan bahwa sejak beliau masih sebagai Frater sampai menjadi Imam selalu mengadakan upacara pembasuhan kaki ini mulai dari membasuh dengan air, membersihkan dengan kain lalu mencium kaki yang dibasuh tersebut. Saat ini Romo bertugas di Paroki Santo Lukas Sunter dan tradisi ini juga akan diterus. Hal ini untuk meneladan Yesus Sang Guru Besar yang rendah hati. Untuk para Bapak yang hari ini menjadi Rasul, akan diajak untuk merasakan bagaimana suasana dan perasaan para Rasul saat kakinya dibasuh oleh Yesus. 

Dalam kaitan dengan pembasuhan kaki ini, pada zaman Yesus dahulu apabila ada pesta selalu ada tempat untuk membasuh kaki. Pembasuhan kaki para tuan selalu dilakukan oleh para pelayannya. Tetapi Yesus sebagai Tuhan dan Guru membuat tanda yang beda, membasuh kaki para muridnya, sehingga Petrus merasa tidak pantas dan menolaknya, tetapi Yesus berkata: “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” Lalu

Petrus berkata lagi: Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya: “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Begitu juga kita sudah bersih saat kita dibaptis, tetapi karena dalam kehidupan sehari-hari kita bisa masuk kembali dalam dosa, maka kita perlu memperbaiki diri dan mohon ampun kepada Tuhan melalui Sakramen Tobat.

Kita semua diajak untuk rendah hati dengan cara kita masing-masing, tentu tidak harus membasuh  dan mencium kaki, tetapi cukup melakukan tindakan untuk melayani sesama.

Sebentar lagi paroki kita akan mengadakan pemilihan Ketua atau Pengurus, biasanya banyak dari kita menolak jika kita dipilih. Hal tersebut umumnya terjadi disemua tempat, tidak pernah terjai kita tunjuk jari/ suka rela mau diangkat menjadi pengurus di lingkungan/ wilayah/ paroki. Tentunya hal ini berbeda dengan pemilihan pejabat pemerintahan, dengan cepat banyak yang mencalonkan dirinya. 

Terakhir perlu saya sampaikan tentunya kita semua saat memasuki gereja tadi melihat ada dekorasi Gerbang Getsemani didepan pintu gereja, hal tersebut disiapkan oleh Panitia Paskah supaya kita bisa merasakan makna saat-saat Tuhan Yesus berdoa di taman getsemani, hal ini sesuai dengan suasana malam ini dimana setelah Misa kedua nanti kita akan mengikuti Tuguran, semoga kita dapat mengingat saat-saat penting mulai dari Tuhan Yesus berdoa di taman Getsemani, Penyaliban Kristus dan Kebangkitannya yang Mulia, hal ini sejalan dengan prosesi Tri Hari Suci mulai Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci & Minggu Paskah. Makna yang lebih dalam adalah Kasih Tuhan Yesus yang begitu besar bagi umat manusia sehingga rela wafat di salib.

Semua dekorasi tersebut dibuat dari bahan-bahan bekas, hal ini sejalan dengan ajakan dari KAJ GHBS (Gerakan Hidup Bersih dan Sehat Keuskupan Agung Jakarta), dimana kita semua diharapkan untuk lebih peduli terhadap alam/ bumi. Seperti dalam Masa Prapaskah ini ada Gerakan Pantikfoam (berpantang plastik dan styrofoam) hendaknya kebiasan tersebut kita lanjutkan terus agar kita sebagai umat Katolik dapat memberikan kontribusi dalam menjaga lingkungan hidup, semoga kita dapat mewujudkan kebiasaan/ habitus baru yang selalu peduli terhadap lingkungan hidup. 

Hal ini kembali diulang oleh  Rm Yakub Janami Barus OFMConv dalam bagian penutup Homili Malam Paskah (Sabtu, 30 Maret 2013) karena adanya tambahan dekorasi paskah (bunga sedotan dan kelinci paskah), juga disampaikan ternyata bahan-bahan bekas bisa menjadi indah apabila dikelola dengan baik.