Mengenal Kitab Wahyu kepada Yohanes

Dipublikasikan tanggal 18 April 2013

Mengenal Kitab Wahyu kepada Yohanes (Bagian Pertama)

Bagi banyak pembaca Kitab Wahyu merupakan Kitab yang unik. Pembaca kadang merasa bingung dengan simbol-simbol yang kerap muncul dalam Kitab. Secara garis besar simbol-simbol itu bisa dikategorikan menjadi lima yakni:

  • Simbol Kosmis (gempa bumi,  matahari menjadi hitam, bulan menjadi merah, bintang-bintang berguguran dari langit dan sebagainya)
  • Simbol Antropologis (manusia, wanita, dua orang saksi dan sebagainya)
  • Simbol Teriomorfis (burung rajawali, belalang, kuda dan sebagainya)
  • Simbol Aritmatis (angka 3, 4, 7, 12 dan sebagainya)
  • Simbol Kromatis (merah, hitam, putih dan sebagainya).

Pembaca juga sering dibuat ngeri dengan cerita-cerita kehancuran bumi yang menyeramkan misalnya langit menghilang seperti kertas digulung, gunung dan pulau tergeser dari tempatnya dan sebagainya.

Di awal Kitab Wahyu, pengarang mencatat bahwa isi bukunya adalah mengenai apa yang diwahyukan oleh Yesus Kristus tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi. Kata “wahyu” menerjemahkan kata Yunani “apokalypsis” yang berarti “menyingkapkan”. Apa yang akan diungkapkan oleh Yesus? Tentu saja rahasia rencana-Nya (bdk Ef 3:3), maka marilah kita mulai memperhatikan. Wahyu disampaikan kepada Yohanes, yang secara tradisi diyakini sebagai Yohanes Rasul Yesus yang menyatakan identitasnya empat kali (Why 1:1, 4, 9; 22:8).

Kristus mengutus malaikat-Nya kepada Yohanes untuk memberitahukan peristiwa-peristiwa dan Kitab Wahyu adalah laporannya mengenai pesan-pesan Allah. Yohanes memberitahukan kepada pembaca kitabnya bahwa berbahagialah orang yang taat kepada apa yang tertulis di dalamnya. Waktunya tidak lama lagi. Oleh sebab itu dia menuliskan semuanya dalam surat yang dialamatkan kepada tujuh gereja di Asia.

Lihat, Ia Datang Diliputi Awan!

Lihat! Yesus datang! Yohanes mendapat penglihatan bahwa Yesus datang diliputi awan. Semua orang akan melihat Dia, bahkan orang-orang yang membenci-Nya. Segala bangsa di bumi akan menyesal karena pernah menyangsikan-Nya. Ketika semua ini terjadi, Allah bersabda, “Akulah yang pertama dan yang terakhir, Alfa dan Omega. Aku yang sudah ada, yang ada, dan yang ada seterusnya.”

Yohanes memahami betul penderitaan umat Kristen yang menjadi alamat suratnya karena iman akan Yesus. Bahkan Yohanes sendiri mengalaminya. Dia dibuang ke Pulau Patmos karena mewartakan Injil.

Yesus Datang dengan Gaya

Yohanes dikuasai oleh Roh Allah, tiba-tiba dia mendengar suara yang keras seperti bunyi trompet, yang memerintahkan kepadanya untuk menuliskan apa yang dilihatnya dan mengirimkannya kepada tujuh gereja: Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia.

Ketika Yohanes menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang berbicara kepadanya, dia melihat Yesus, wah kebetulan! Yesus tampak luar biasa. Dia sedang berdiri di tengah-tengah kaki lampu yang terbuat dari emas. Dia memakai jubah yang panjangnya sampai ke kaki dan memakai tutup dada emas. Rambut-Nya putih seperti kapas dan mata-Nya bernyala-nyala seperti api. Kaki-Nya berpijar seperti tembaga yang dibakar dan suara-Nya seperti deru air terjun. Yesus pun memegang tujuh bintang di tangan kanan-Nya dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam yang bermata dua. Muka-nya bersinar seperti matahari pada siang hari bolong. Menakjubkan!

Tuliskan Semuanya!

Ketika Yohanes melihat yesus, dia tersungkur di depan-Nya, namun Yesus mengatakan supaya dia tidak usah takut. Yesus menyuruh Yohanes menuliskan hal-hal yang dilihatnya dan mulailah kita dibawa dalam rangkaian tujuh yang pertama: tujuh surat kepada tujuh gereja di Asia.

Tujuh yang Istimewa

Kitab Wahyu dihiasi dengan pelbagai hal yang berjumlah tujuh. Ada tujuh surat, tujuh meterai, tujuh sangkakala, dan tujuh cawan. Hal-hal ini akan dibahas pada waktunya. Namun kita akan mempelajari sedikit angka 7 ini sesudah kita mempelajari dua angka terlebih dahulu yaitu angka 4 dan angka 3, yang juga istimewa dalam kitab Wahyu.

Angka 4 dalam Kitab Suci melambangkan bumi yang memiliki empat arah mata angin: utara, selatan, barat, dan timur. Angka 4 juga melambangkan kelemahan manusia sebagai ciptaan: bila manusia mati dalam tiga hari pertama masih dimungkinkan untuk dihidupkan kembali dan pada hari keempat memasuki kematian biologis.

Angka 3 sebaliknya adalah lambang keilahian dan kehidupan. Dalam kebudayaan Mesir kuno dikenal sebuah lambang yang disebut “ankh” artinya kehidupan. Bentuknya seperti huruf T dan sebuah kepala, mirip sebuah anak kunci yang berbentuk huruf T. Dalam Kitab Suci kita mengenal huruf “T” (tau) misalnya dalam Yeh 9:4 diceritakan bahwa mereka yang diselamatkan adalah orang-orang yang memiliki tulisan huruf T pada dahi mereka. Huruf T mirip dengan salib, jalan yang dipilih oleh Yesus untuk menyelamatkan manusia.

Dengan demikian angka 4 melambangkan ciptaan dan sebaliknya angka 3 melambangkan keilahian. Angka 7 adalah angka 4 ditambah angka 3, totalitas dari ciptaan dan keilahian, angka yang menyatakan keseluruhan. Lalu berapa angka 4 dikalikan dengan angka 3? Angka 12 yang melambangkan kesempurnaan; dalam kitab Wahyu angka 12 melambangkan gereja atau umat Allah: umat Allah Perjanjian Lama yang dilambangkan dengan 12 suku Israel dan umat Allah Perjanjian Baru yang dilambangkan dengan 12 rasul Yesus.

Perintah Yesus kepada Yohanes adalah menulis surat kepada tujuh gereja di Asia. Karena angka 7 melambangkan keseluruhan, berarti kitab Wahyu ditujukan kepada seluruh Gereja, termasuk kita semua! Apa isinya?

Lanjutan: Surat Kepada Tujuh Jemaat & Pesan Kepada Efesus

Artikel Terkait:

  1. Mengenal Kitab Wahyu Kepada Yohanes
  2. Surat Kepada Tujuh Jemaat & Pesan Kepada Efesus
  3. Pesan Kepada Smirna & Pergamum
  4. Pesan Kepada Tiatira & Sardis
  5. Pesan Kepada Filadelfia & Laodikia
  6. Tahta Allah
  7. Tujuh Segel

Sumber Gambar: Peter Olsen All Rights Reserved Worldwide