Selamat Datang 2015

Dipublikasikan tanggal 18 January 2015

Selamat Datang 2015

Setiap merayakan tahun baru manusia selalu bertanya-tanya: bagaimana peruntungan nasib di tahun baru ini. Tahun 2014 ditutup kelabu dengan musibah jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501, yang mengangkut 162 penumpang termasuk awak pesawat. Akankah tahun 2015 membawa berkat atau sebaliknya?

Tahun 2015 diperkirakan oleh sebagian ahli akhir zaman (end time ministers) akan mencetak sejarah baru. Seorang pendeta di Amerika Serikat bernama Mark Blitz mengarang buku berjudul “Blood Moons”. Blood Moon sesungguhnya adalah fenomena gerhana bulan total di mana bulan tampak merah seperti darah. Warna kemerahan ini berasal dari sinar matahari yang dibiaskan ketika mereka melewati atmosfer bumi.

Mark Blitz mengaitkan gejala alam ini dengan fenomena lain yang disebut “Tetrad”. Tetrad adalah gejala empat kali Blood Moon berturut-turut dengan selang waktu enam bulan setiap kalinya. Tetrad bukan gejala alam yang sering terjadi, mungkin dalam kisaran 50-an kali sepanjang sejarah. Terlebih lagi adalah peristiwa Tetrad yang terjadi bertepatan dengan pesta agama Yahudi, yang menurut Mark Blitz baru terjadi sebanyak 8 kali sepanjang sejarah.

Tiga peristiwa Tetrad terakhir, yang bertepatan dengan pesta agama Yahudi, menurut Mark Blitz, terjadi pada tahun 1492, 1948, dan 1967. Pada saat yang sama terjadi peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah hidup bangsa Yahudi. Tahun 1492 Christophorus Columbus, seorang keturunan Yahudi, menemukan benua Amerika. Menurut beberapa ahli sejarah Columbus meninggalkan Spanyol, karena takut akan ancaman petugas Inkuisisi yang memaksa orang-orang Yahudi di Spanyol untuk memeluk agama Katolik.

Pada tahun 1948 tepatnya pada tanggal 14 Mei 1948 Israel memproklamasikan kemerdekaannya. Pada tahun 1967 terjadi perang Arab-Israel yang berlangsung selama 6 hari dan hasilnya mempengaruhi geopolitik kawasan Timur Tengah sampai hari ini.

Tetrad akan terjadi lagi dalam kurun waktu 15 April 2014 sampai dengan 28 September 2015. Tetrad akan bertepatan dengan Pesta Paskah Yahudi dan Pesta Pondok Daun. Mark Blitz, yang meskipun dituduh oleh beberapa kalangan sebagai nabi palsu, tetap pada keyakinan bahwa pada tahun 2015 akan terjadi sesuatu yang akan mengubah dunia. Terlebih lagi dia mengutip dua ayat dalam KS yakni Yoel 2:31 dan Why 6:12 bahwa peristiwa “bulan menjadi darah” akan menandai datangnya hari Tuhan!

Meskipun pendapat Mark Blitz, yang bukan seorang ahli astronomi, ditentang oleh para ahli astronomi, tidak sedikit orang, termasuk umat Katolik, yang meyakini nubuat sang nabi dari El Shaddai Ministry ini. Banyak pula umat Katolik di Indonesia, terutama di Jakarta, memperbincangkan tentang hal ini. Apalagi dikaitkan dengan Tahun Kambing Kayu menurut penanggalan Tiongkok, tentu saja hal ini menjadi semakin menarik. Bukankah di akhir zaman Yesus akan datang sebagai Hakim Agung, yang memisahkan domba dari kambing (Mat 25:31-46)?

 

Justru pada tahun yang digonjang-ganjingkan banyak orang, Keuskupan Agung Jakarta menetapkan tahun 2015 sebagai Tahun Syukur. Tema yang diusung adalah “Tiada Syukur Tanpa Peduli”.  Kebetulan sekali tahun 2015 menurut penanggalan Tiongkok adalah Tahun Kambing. Kambing adalah tokoh dalam perikop Penghakiman Terakhir di Mat 25:31-46. Kelompok kambing adalah kelompok manusia yang akan dihukum dalam api kekal. Mengapa demikian? Karena mereka tidak peduli kepada orang yang paling hina. Yesus bersabda, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya untuk Aku.” (Mat 25:45)

Dalam PL kambing tidak pernah menjadi binatang haram (Ul 14:4). Anak kambing disembelih untuk menjamu tamu terhormat, bahkan kambing digunakan sebagai kurban persembahan (Im 4:23). Yer 50:8 bahkan mencatat bahwa kambing mengepalai kawanan. Oleh sebab itu tepat kiranya di Tahun Syukur ini kita menjadi “kambing-kambing baru”:

  1. Dengan tetap menjaga kekudusan dan kehormatan, karena pada dasarnya kambing binatang halal, binatang kurban persembahan, dan binatang yang disantap untuk menjamu tamu terhormat. Ibr 12:14 berbunyi, “Kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun dapat melihat Tuhan.
  2. Meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Dalam perikop penghakiman terakhir kelompok kambing mendapat hukuman neraka karena mereka tidak peduli terhadap sesama. Tepat rupanya Tema Tahun Syukur KAJ: Tiada Syukur Tanpa Peduli. Orang yang tidak peduli terhadap sesama adalah orang yang tidak tahu bersyukur kepada Tuhan.
  3. Sementara orang meyakini bahwa di tahun 2015 akan terjadi sesuatu yang akan mengubah dunia. Mungkinkah ada dunia yang baru?  Hal ini tidak perlu dipusingkan oleh pengikut Kristus sejati. 2 Kor 5:17 mencatat, “Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Seorang Kristen tulen tidak akan mempertanyakan “kapan” atau “bagaimana” hal itu terjadi, melainkan “siapkah saya?” Penulis kitab Why memberikan solusi tunggal: Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu. (Why 22:14). Kesiapan pengikut Kristus menghadapi akhir zaman hanya dapat dilaksanakan dengan senantiasa hidup dalam pertobatan.

Tahun baru harus diisi dengan resolusi baru. Allah pasti berkenan kalau kita bertumbuh dalam kasih dan iman. Kepada jemaat di Tiatira Allah bersabda, “Aku tahu segala pekerjaanmu: Baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak daripada yang pertama.” (Why 2:19). Banyak pekerjaan rumah menanti kita. Gerakan Tahun Syukur KAJ tahun 2015 mencakup sekurang-kurangnya 3 hal: gerakan evaluasi dan refleksi, pengembangan pelayanan/kerasulan awam, dan kaderisasi awam terutama OMK dan pemimpin komunitas tingkat basis.

Selamat Tahun Baru dan selamat berkarya!