IMLEK

Dipublikasikan tanggal 25 February 2015

IMLEK

Ikut Maria Lewat EKaristi

Maria terkejut mendengar salam malaikat Gabriel yang mengunjunginya, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” (Luk 1:28). Ada satu hal yang menarik untuk diamati di ayat ini: bahwa Maria terkejut bukan karena kunjungan malaikat, melainkan karena salam malaikat. Maria bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Membaca literatur aprokrif, misalnya Protoinjil Yakobus (8,1), diceritakan bahwa sejak usia tiga tahun Maria tinggal di Bait Allah dan menerima makanan dari tangan malaikat. Kisah ini memang hanya legenda, namun kisah yang sama  tercatat di dalam Al Qur’an surat Ali Imran 3:37 yang berbunyi,  “Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.”  Rupanya Maria “sudah terbiasa” dengan kunjungan malaikat.

Namun salam malaikat Gabriel sangat mengejutkan Maria. Apabila kita mengamati kidung pujian Maria (Luk 1:46-55), dapat kita simpulkan bahwa pengetahuan Maria tentang Kitab Suci Yahudi (PL) cukup mendalam. Kidung pujian Maria menyiratkan nyanyian pujian Miryam (Kel 15:20-21) dan puji-pujian Hana, ibu Samuel (1 Sam 2:1-10). Salam malaikat Gabriel mengingatkan Maria akan satu nubuat nabi Zefanya (Zef 3:14-18):

Bersorak-sorailah, hai puteri Sion,  bertempik-soraklah,  hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah  dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu; engkau tidak akan takut  kepada malapetakalagi. Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: "Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan . Ia bergirang  karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya,  Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, seperti pada hari pertemuan raya." "Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela.

 

Kata “salam” dalam bahasa Yunani “chaire” (χαιρε) berarti “bersorak-sorailah” atau “bersukacitalah”. Dalam dalam Kitab Suci Yahudi (PL) kata ini selalu digunakan dalam konteks kedatangan Mesias. Dengan demikian Maria adalah “puteri Sion” baru, “Israel” baru, dan “puteri Yerusalem” baru. Maria adalah “umat Allah’ yang baru. Apa yang membuat baru? Tidak lain: “TUHAN ada di antaramu” atau “Tuhan menyertai engkau”. Itu yang membuat baru! TUHAN adalah Raja Israel. Maria akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia akan menjadi besar dan akan menjadi raja atas keturunan Yakub sampai selama-lamanya (Luk 1:33). Oleh sebab itu malaikat Gabriel berpesan, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.” (Luk 1:30). Seruan “jangan takut” kembali mengingatkan Maria akan nubuat nabi Zefanya “janganlah takut, hai Sion”.

Kisah kabar baik malaikat Gabriel kepada Maria diwarnai dengan beberapa dialog antara Maria dan Gabriel. Setelah melewati proses tanya jawab, akhirnya Maria memberikan tanggapan atas panggilan Allah, “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38) Jawaban Maria ini adalah pelajaran yang sangat mendalam dan kita ulang-ulang ketika menerima Tubuh Kristus dalam perayaan Ekaristi. Ketika imam atau prodiakon menyerukan, “Tubuh Kristus” kita menjawab, “Amin”. Kita mungkin tidak pernah menyadari bahwa Marialah yang mengajarkan hal itu kepada kita untuk pertama kali.

Dengan demikian Maria adalah guru ekaristi. Untuk memahami ekaristi dengan penuh iman, kasih, dan pengharapan, kita hanya punya satu sekolah: sekolah Maria. Maria adalah wanita Ekaristi dalam seluruh hidupnya. Hal ini ditegaskan oleh Paus Yohanes Paulus II pada bab 6, yang merupakan bab terakhir dari  ensiklik Ecclesia de Eucharistia (17 April 2003). Kehadiran Maria bersama para rasul di Kis 1:14 mempertegas bahwa Maria terlibat dalam perkumpulan jemaat untuk memecahkan roti dan berdoa.  Pesan Maria yang terakhir di perkawinan Kana adalah, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” (Yoh 2:5). Maria begitu yakin bahwa puteranya Yesus akan mengubah air menjadi anggur, sebesar keyakinannya bahwa Dia akan mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah-Nya, demi pengampunan dosa. Dan Maria selalu mengingatkan kita agar melaksanakan apa yang diperintahkan Yesus kepada kita, “…perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” (Luk 22:19). Marilah kita ikut Maria lewat Ekaristi, karena dialah sang wanita Ekaristi, sang guru Ekaristi.