Batas Pengampunan

Dipublikasikan tanggal 10 March 2015

Batas Pengampunan

(Mat 18:21-35)

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” (Mat 18:21)

Pada tanggal 11 Oktober 2013 dunia digegerkan dengan meninggalnya mantan kapten SS Nazi terakhir, Erich Priebke. Erich dihukum penjara seumur hidup karena keterlibatannya dalam pembunuhan 335 orang dewasa dan anak-anak di Ardeatine Caves Italia pada tahun 1944. Ketika meninggal, dia berusia 100 tahun dan sedang menjalani hukuman sebagai tahanan rumah di rumahnya di Roma. Dalam sidang pengadilan, Erich bahkan mengaku bahwa dia menembak mati dua orang dengan tangannya sendiri.

Vatikan melarang setiap imam di keuskupan Roma untuk melayani Misa Requiem untuk Erich.  Akhirnya kelompok yang memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma, Serikat Santo Pius X, menawarkan pelayanan pemakaman, meskipun akhirnya terpaksa dihentikan karena panasnya gelombang aksi protes. Argentina, negara tempat kediaman Erich selama hampir 50 tahun, sebelum diekstradisi ke Italia, menolak untuk menerima jasadnya.

Mengampuni orang lain bukanlah perkara yang mudah. Petrus sendiri menanyakan hal ini kepada Yesus. Berapa kali dia harus mengampuni saudaranya yang berbuat dosa terhadapnya? Apakah sampai tujuh kali? Angka tujuh memang merupakan angka sempurna, sehingga banyak orang memahami bahwa seorang pengikut Kristus tidak pernah boleh berhenti mengampuni sesamanya.

Angka tujuh ini kemungkinan berasal dari tradisi rabinik di kitab Amos misalnya Am 1:3 yang berbunyi:

“Karena tiga perbuatan jahat Damsyik, bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku.”

Kalimat ini diulang-ulang berkali-kali ketika Amos menubuatkan hukuman Allah atas bangsa-bangsa lain,  Yehuda, dan Israel. Ada ahli tafsir mengatakan bahwa tiga kesalahan manusia akan diampuni, tetapi tidak kesalahan keempat. Petrus menggabungkan dua angka ini sehingga menganggap bahwa tujuh kali adalah batas pengampunan yang “luar biasa”.

Hari ini kita akan mendengar jawaban Yesus langsung. Pertama, pengampunan tidak boleh ditolak apabila diminta dengan penuh pertobatan. Cerita tentang raja yang tergerak hatinya oleh belas kasihan akan hamba yang berutang sepuluh ribu talenta kepadanya, menunjukkan bahwa pengampunan pada dasarnya tidak bisa dibatasi.

Kedua, harus dipahami juga bahwa pengampunan tidak akan berguna untuk mereka yang tidak mau bertobat. Hamba yang berutang sepuluh ribu talenta kepada sang raja ternyata tidak menunjukkan pertobatan sejati dengan tidak mengasihi orang yang hanya berutang seratus dinar kepadanya! Ketika meninggal pada usia 100 tahun Erich Priebke tidak pernah mengucapkan sepatah kata maaf  pun atas semua perbuatannya.

Ketiga, rahmat pengampunan Allah tak berbatas. Angka tujuh yang sudah merupakan angka sempurna bagi orang-orang Yahudi diperluas oleh Yesus menjadi tujuh puluh kali tujuh. Menarik sekali dalam teks ini diceritakan bahwa pengampunan Allah berubah menjadi hukuman. Hanya satu jenis manusia yang layak mendapatkannya: mereka yang diampuni, tetapi tidak mau mengampuni. Mereka yang dikasihani, tetapi tidak mau mengasihani. Mereka yang tidak pernah mengalami pertobatan sejati.

Saudara-saudara yang terkasih, jadwal pengampunan dosa sudah diumumkan di website ini. Apakah Saudara akan melewatkan kesempatan berharga ini? Mungkin saja ini kesempatan bagi kita untuk mendapat penghapusan utang sebesar sepuluh ribu talenta. Mungkin kita belum tahu berapa besar utang itu? Satu talenta sama dengan 6.000 dinar atau 6.000 hari upah kerja. Berapa besar 10.000 talenta? Silakan menghitung sendiri.

 

Jadwal Sakramen Tobat, silahkan klik disini