WHAT'S NEXT?

Dipublikasikan tanggal 07 April 2015

WHAT’S NEXT?

Setelah Paskah Usai

 

Pertanyaan what’s next muncul di hati para pendukung Jokowi-JK setelah mereka berhasil mengusung pasangan ini ke kursi Presiden-Wakil Presiden. Setelah terpilih, lalu apa? Apa yang akan mereka lakukan untuk membangun negara ini, untuk menyejahterakan rakyatnya, serta untuk menegakkan hukum dan keadilan?

 

Demikian pula halnya dengan Paskah Kristus. Setelah Paskah, what’s next? Sebuah pertanyaan menarik, yang saya yakin pasti dipertanyakan oleh para murid setelah menemukan kubur Yesus yang kosong. Pertanyaan ini mulai berkecamuk di otak para murid setelah Yesus ditangkap dan dibawa ke Mahkamah Agama. Lalu apa? Akankah Dia dibebaskan atau diadili lebih lanjut? Ternyata Yesus dihukum salib dan dimakamkan. Lalu apa? Para murid belum memahami perkataan Yesus tentang kebangkitan-Nya. Petrus sendiri, hanya menjenguk ke dalam kubur Yesus, melihat kain kafan, lalu ia pergi dan bertanya dalam hatinya apa yang kiranya telah terjadi (Luk 24:12). What’s next?

 

Situasi inilah yang meliputi dua orang murid Yesus dalam perjalanan dari Yerusalem ke Emaus. Kita hanya mengenal nama dari salah satu murid itu, Kleopas. Siapa mereka? Kita tidak tahu apa-apa, selain bahwa mereka termasuk orang-orang yang tinggi pengharapannya terhadap Yesus. Dalam perjalanan ke Emaus mereka membahas segala sesuatu yang telah terjadi (Paskah), ketika tiba-tiba … Yesus bergabung dengan mereka.

 

Namun, kedua murid itu tidak mengenali-Nya. Kitab Suci mencatat, “Ada sesuatu yang menghalangi mata mereka” (Luk 24:16). Ayat ini menarik sekali bukan? Apa yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenali Yesus? Ada banyak kemungkinan. Allah membuat mata mereka terhalangi, hal itu mungkin saja. Kemungkinan lain adalah bahwa tubuh Yesus yang bangkit tidak dapat dikenali dengan mudah. Itulah sebabnya Maria Magdalena mengira bahwa Yesus adalah tukang kebun (Yoh 20:15).

 

Pada hari ini saya mengajak kita semua untuk merenungkan mengapa mereka tidak dapat mengenali Yesus. Pertama, Kitab Suci mencatat bahwa “muka mereka muram” (Luk 24:17). Mungkin mereka sangat terpukul dengan wafat dan menghilangnya mayat Yesus dari kubur. Ditambah lagi dengan kemungkinan bahwa kebangkitan Yesus sama sekali tidak pernah terlintas dalam benak mereka. Di hati mereka Yesus telah pergi dan tidak pernah akan kembali lagi, maka mereka tidak dapat mengenali-Nya.

 

Lalu apa yang dilakukan oleh Yesus? Yesus menjelaskan kepada mereka bahwa Kitab Suci telah mencatat segala sesuatu yang akan terjadi dengan Mesias (Luk 24:27). Selama perjalanan, kedua murid tidak sadar sama sekali bahwa Yesus ada bersama mereka. Hanya ketika Yesus duduk makan dengan mereka, barulah mereka sadar bahwa Yesuslah yang bersama dengan mereka. Seketika itu pula Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka (Luk 24:30-31). Peristiwa ini luar biasa pengaruhnya! Mereka bergegas kembali ke Yerusalem untuk memberitahukan hal ini kepada kesebelas rasul. Di sana mereka baru mengetahui bahwa Yesus telah menampakkan diri kepada Simon (Luk 24:33-34)

 

Itulah cerita tentang jalan ke Emaus. Apa yang dapat kita petik dari cerita ini? Bagaimana cerita ini dapat membangun iman kita? Pertama, kisah jalan ke Emaus mengajak kita untuk memeriksa diri mengenai segala hal yang dapat menghalangi kita untuk mengenali Yesus. Adakah kekecewaan yang membuat muka kita menjadi muram? Adakah kesangsian bahwa Yesus tidak beserta kita? Kisah jalan ke Emaus menegaskan bahwa Yesus selalu beserta kita. Apapun yang membuat kita patah semangat dan sedih tidak menghapuskan kenyataan bahwa Kristus yang hidup ada di tengah-tengah kita. Maka, ayo semangat!

 

Kedua, kisah jalan ke Emaus juga mengingatkan kita bahwa kita dapat menimba keyakinan dari Kitab Suci. Cara Yesus mematahkan kemuraman kedua murid adalah dengan menjelaskan segala sesuatu seperti tertulis dalam Kitab Suci. “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.” (Luk 24:27). Dengan ketekunan membaca, merenungkan, dan mencoba memahami apa yang tertulis dalam Kitab Suci, kita dapat menemukan kebenaran yang dapat meneguhkan iman kita dan kemampuan kita untuk mengenali Yesus.

 

Ketiga, Yesus tidak pernah memaksakan kehendak-Nya dalam hidup kita. “Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.” (Luk 24:28) Yesus tidak memaksa kita untuk mengenali-Nya dan menerima-Nya dalam hidup kita. Dia menanti undangan kita!

 

Terakhir, pemecahan roti dan makan bersama dengan Yesus membuat mata mereka terbuka dan mereka pun mengenali Dia (Luk 24:31). Dalam Sakramen Ekaristi Yesus hadir dan inilah saatnya mata kita dibukakan untuk mengenali-Nya.

 

Seusai  Paskah, lalu apa yang akan terjadi dalam hidup iman kita? Kita harus meyakini bahwa Yesus hadir di dalam Sabda dan Ekaristi serta Dia sangat merindukan undangan kita. Ini harus menjadi what’s next setelah kita merayakan peristiwa penyelamatan Allah.

 

Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan dia bersama-sama dengan Aku.” (Why 3:20)

 

Selamat Hari Paskah! Dia sungguh sudah bangkit!