YESUS MEMILIH SAHABAT-SAHABATNYA

Dipublikasikan tanggal 22 April 2015

YESUS MEMILIH SAHABAT-SAHABATNYA

Menjadi Sahabat Dekat Yesus

“Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” (Yoh 15:14)

 Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” (Yoh 1:47)

 

Tidak Ada Kepalsuan di Dalamnya!

Dikisahkan Yesus berjumpa dengan Natanael untuk pertama kalinya.  Sayangnya kisah perjumpaan itu diceritakan begitu singkat, sehingga kita tidak bisa menelusuri apa yang membentuk persahabatan di antara mereka? Harus diakui, Yesus menjumpai banyak orang selama pelayanan-Nya di dunia dan banyak perjumpaan tersebut  diwarnai dengan mukjizat dan pertobatan; namun, hanya segelintir orang, semacam Natanael, yang memasuki lingkaran dalam kehidupan Yesus.  Apa yang dicari Yesus dari seorang sahabat?

Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana istri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.  (Luk 8:1-3)

Di dalam kehidupan Yesus di dunia keduabelas murid-Nya (para rasul) merupakan ring pertama dan para wanita (Maria Magdalena, Yohana, Susana, dll) menjadi ring kedua. Apa pula yang membentuk kedekatan mereka dengan Yesus?

 

Sahabat-sahabat Dekat Yesus

Ada lagi satu keluarga yang sangat dekat dengan Yesus: Marta, Maria, dan Lazarus. Mereka tinggal di Betania. Luk 10:38-42 mengisahkan bagaimana Yesus begitu nyaman berada di tengah mereka. Ketika Lazarus meninggal, Yesus menangisinya (Yoh 11:35). Maria dari Betania mengurapi kaki Yesus dengan minyak narwastu murni yang  mahal harganya dan menyekanya dengan rambutnya. (Yoh 12:3). Ketika Yudas Iskariot protes atas perbuatan itu, Yesus berkata, “Biarlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.” (Yoh 12:7) Ada apa yang istimewa dengan keluarga ini sehingga Yesus begitu dekat dengan mereka?

Keluarga yang Dekat dengan Yesus

Adakah Yesus pilih kasih dan membeda-bedakan? Lalu mengapa hanya terdapat segelintir orang di lingkaran terdekat kehidupan-Nya? Pertanyaan-pertanyaan ini yang hendak kita renungkan bersama pada kali ini. Yang jelas Yesus tidak pernah pilih kasih dan membeda-bedakan.

 “Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.”  (Mrk 14:24)

Di tempat lain, St. Paulus menulis,

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Rom 5:8)

Dua ayat di atas membuktikan bahwa Yesus mengasihi semua manusia sama besarnya, bahkan orang yang berdosa.  Lalu apa yang membuat seseorang bisa “dekat” dengan Yesus? Apa yang dilihat oleh Yesus dalam sebuah “persahabatan”? Jawabannya ada dalam perkataan-perkataan Yesus sendiri:

 “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seroang akan yang lain.” (Yoh 15:12-17)

Kalau kita mengamati ayat-ayat tersebut di atas, terungkaplah ikatan persahabatan yang diajarkan oleh Yesus kepada kita:

  • Yesus mengatakan bahwa persahabatan sejati berarti rela berkorban. Seorang sahabat adalah seseorang yang selalu ada ketika kita membutuhkannya.

  • Yesus mengatakan bahwa persahabatan sejati berarti menghasilkan buah yang terbaik dalam diri kita.  Persahabatan berarti tumbuh bersama dalam sukacita Injil.

  • Yesus mengatakan bahwa persahabatan sejati berarti saling mengasihi dan saling menghormati. Persahabatan tidak pernah berarti saling memanipulasi atau saling mengendalikan. Oleh sebab itu dalam persahabatan pihak-pihak yang terlibat “sama” derajatnya, maka Yesus tidak menyebut murid-murid-Nya “hamba” melainkan “sahabat”.

 

  • Yesus mengatakan bahwa sahabat-sahabat sejati harus jujur dan mengatakan yang benar. Mereka tidak menutup-nutupi kebenaran. Ketika berjumpa dengan Natanael, Yesus menyebutnya sebagai seorang Israel sejati dan tidak ada kepalsuan di dalamnya.

  • Yesus menegaskan bahwa persahabatan sejati mengandung unsur risiko. Yesus mengambil risiko ketika memilih sahabat-sahabat-Nya. Mereka bisa saja menolak-Nya seperti yang dilakukan oleh orang-orang Nazaret (Luk 4:16-30). Sahabat-sahabat sejati saling berbagi dan menyimpan rahasia dan Yesus akan membagikan kepada mereka “rahasia Kerajaan Allah” (Mrk 4:11)

  • Yesus menekankan pula bahwa persahabatan sejati mengandung unsur ketaatan. Pihak-pihak yang terlibat dalam persahabatan tunduk satu terhadap yang lain.

Setelah merenungkan kriteri-kriteria persahabatan sejati seturut pengajaran Yesus, saatnya bagi kita untuk merenungkan model persahabatan kita di dunia ini. Pertama, sejauh mana kita sudah menerapkan unsur-unsur Injili dalam persahabatan kita? Kedua, apakah kita sudah memenuhi kriteria-kriteria persahabatan yang diajarkan oleh Yesus, sehingga kita menjadi semakin “dekat” dan “akrab” dengan Yesus? Ketiga, Yesus tidak pernah pilih kasih dan membeda-bedakan, semua kembali kepada niat dan upaya kita masing-masing.