PERAYAAN TRANSITO & PESTA SANTO FRANSISKUS DARI ASSISI

Dipublikasikan tanggal 05 October 2016

Perayaan Transitus (Peralihan) dan Pesta Santo Fransiskus 3-4 Oktober 2016 di Assisi Italia

Transitus Santo Fransiskus (3 Oktober)

Peringatan Wafat Santo Fransiskus dirayakan secara meriah oleh seluruh pengikut Santo Fransiskus dan juga mereka yang berdevosi kepada sang Santo. Khusus untuk Italia, peringatan ini menjadi upacara dan perayaan besar sejak proklamasi dari Paus Pius XII, pada tahun 1939 bahwa Santo Fransiskus menjadi pelindung negara Italia. Semenjak itu mulailah tradisi tahunan persembahan minyak zaitun untuk menyalakan lampu di makam Santo Fransiskus, oleh wakil provinsi secara bergiliran. Pada tahun 2016 ini, provinsi Piemonte (Bagian Italia Utara) yang beribukotakan Turin mendapat giliran. Kegiatan tahunan ini dipersiapkan secara baik oleh masing-masing provinsi, bekerja sama dengan para Uskup di Keuskupan, Keluarga Fransiskan, dan Pemerintahan Sipil.

Pada hari Senin, 3 Oktober sore tepat pukul 17.00, dimulailah perarakan menuju Basilika Santa Maria Para Malaikat, Porziuncola, Assisi, tempat berlangsungnya Ibadat Transitus. Di samping Porziuncola inilah Fransiskus menghadap saudari maut dan menuju pada kebahagiaan kekal. Di luar Basilika Pastor Kustos Basilika Santa Maria Para Malaikat, P. Rosario Gugliotta menyambut perwakilan dari Piemonte, para Uskup, Pemerintahan dan juga Keluarga Besar Fransiskan. Sebelum ibadat dimulai, ada prosesi seluruh kelompok sipil dari provinsi Piemonte bersama dengan bendera masing-masing wilayah, termasuk wilayah Perugia dan Assisi, tempat berlangsungnya perayaan. Iring-iringan ditutup dengan prosesi para saudara dina dari ordo pertama minister generale (OFM, OFMConv, OFMCap), TOR (Third Order Regular) dan di bagian akhir para Uskup dari Provinsi Piemonte dan Uskup Assisi. Di dalam Basilika sudah ada Kardinal Pelindung Basilika Assisi, Kardinal Attilo Nicora. Selama prosesi di dalam Basilika, dinyanyikan lagu Gita Sang Surya, yang syairnya diciptakan oleh Sang Santo.

Sesampainya di dalam Basilika, Uskup Assisi Mgr. Domenico Sorrentino menyampaikan kata pembukaan, "Hari ini kita merayakan perayaan iman, perayaan hidup dan cinta kasih serta pengampunan. Fransiskus telah mengajarkan kepada kita pentingnya persatuan dengan Kristus. Dia telah menanggapi panggilan Tuhan, mewartakan Injil Tuhan lewat pengampunan dan pelayanan bagi orang miskin dan terlantar. Kita juga dipanggil untuk mewartakan Injil Tuhan lewat pengampunan dan belas kasih. Marilah kita rayakan perayaan ini sebagai perayaan hidup agar kita hidup dalam Tuhan dan menjadi saksi cinta kasih-Nya."

Kemudian ibadat Transitus dimulai dengan madah dan dilanjutkan dengan pendarasan mazmur-mazmur: Mazmur 121, 141 dan Kisah Para Rasul 19:1-7. Kutipan-kutipan ini menghantar pada permenungan akan kemahakuasaan Allah dan keagungan-Nya serta belaskasih-Nya kepada umat-Nya. Menyusul bacaan dari Flp 1:19-21; 3:7-8, dan Gal 2:20; 6:14, 17-18. Kedua bacaan ini mengantar pada permenungan akan salib Tuhan Kita Yesus Kristus. Salib menjadi tanda seorang pengikut Yesus. 

Selepas pembacaan Kitab Suci, dibacakan ringkasan riwayat peralihan (transitus) Santo Fransiskus dari dunia menuju Pencipta-Nya, dan dinyanyikan antifon: O jiwa yang kudus, sementara naik kepada kemuliaan surgawi, para kudus menyambutmu, para malaikat bersorak dalam paduan suara, Tritunggal Kudus berseru, tinggallah bersama kami selalu.

Pemimpin perayaan Mgr. Pier Giorgio Micchiardi, uskup Acqui membawakan renungan. Berikut ringkasan renungannya, "Kita bersama berkumpul disini, mengenang dan merayakan Santo Fransiskus. Kita juga mengingat Paus kita yang mengambil nama Fransiskus. Kita berdoa untuk beliau dan untuk seluruh Gereja, agar sungguh meneladani Santo Fransiskus. Satu pertanyaan yang patut kita renungkan: Apa yang sudah kita lakukan sebagai pengikut Santo Fransiskus, sebagai orang Katolik?  Fransiskus telah melakukannya dengan sempurna: hidup dalam kemiskinan Injili, berdamai dengan sesama, berdialog, mencintai alam ciptaan dan membawa kasih. Fransiskus telah mengikuti Yesus dengan sempurna, sebagaimana dalam Surat Rasul Paulus, bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Fransiskus hidup di dalam Yesus dan Yesus di dalamnya dan nyata lewat tanda-tanda luka Yesus yang dia terima sampai wafat (Stigmata). Apakah Yesus hidup di dalam diri kita? Bila Yesus hidup di dalam kita, kita menjadi manusia baru, manusia pembawa damai dan pengampunan. Lewat pembaptisan kita telah menerima Yesus dan menjadi manusia baru. Dengan pembaptisan kita dibersihkan dan ditransformasi menjadi manusia baru, manusia yang membawa damai. Hendaknya kita selalu mengarah dan menghadap salib Tuhan. Di sana kita akan memperoleh hidup yang baru. Fransiskus menjadi contoh kita. Di hadapan salib, Fransiskus telah melaksanakannya dengan sempurna lewat penerimaan stigmata. Maka, kita juga hendaknya selalu menghadap salib dan berdoa sebagaimana Fransiskus berdoa, "Ya Tuhan Yesus, berilah aku iman yang benar, pengharapan yang teguh dan kasih yang sempurna, supaya aku dapat melaksanakan perintah-perintah-Mu yang kudus dan yang takkan menyesatkan. "

"Hidup kita adalah perjalanan menuju Tuhan. Hidup menurut Injil Yesus Kristus lewat hdiup yang nyata yakni kegembiraan injili sampai saudari maut menjemput kita. Kumandangkanlah pujian kepada Tuhan, dan mohonkanlah pengantaraan Santo Fransiskus untuk berjumpa dengan Yesus. Kita mohonkan juga agar kita mampu mengikuti Yesus sebagaimana dia telah mengikuti-Nya. Kita mendoakan juga Paus Fransiskus, para pelayan gereja, bagi saudara-saudari kita yang dianiaya karena iman, bagi mereka yang menderita dan tertindas, juga bagi mereka yang membawa damai. Bersama Fransiskus kita sampaikan harapan dan doa kita kepada Allah Bapa. Tuhan memberkati, membimbing dan memberi kita damai, Amin."

Setelah renungan ibadat dilanjutkan dengan persembahan dari pemerintahan sipil, dalam hal ini mewakili provinsi Piemonte, berupa minyak zaitun untuk menyalakan lampu di tempat di mana Fransiskus meninggal. Kota Turin mempersembahkan mesin cetak dan kota Assisi mempersembahkan lampu dari perak yang akan diletakkan di tempat Fransiskus meninggal. Persembahan-persembahan ini diterima oleh provinsial Saudara-saudara Dina Provinsi Umbria P. Claudio Durighetto, OFM. Menyusul Kidung Maria (Magnificat) dan doa permohonan dan doa penutup. Setelah doa penutup, Kustos Basilika Santa Maria Para Malaikat menyampaikan ucapan terima kasih.

Berkat penutup diberikan oleh Kardinal Attilo Nicora dengan berkat Pontifical, yakni berkat meriah dan dilanjutkan dengan antifon: Salam Bapa yang Kudus, cahaya kami, model saudara-saudara Dia, cermin dari Kristus, bentuk Injil yang hidup, tuntunlah anak-anakmu, kepada kerajaan Abadi. 

Pada malam hari pukul 21.30 diadakan perayaan Vigilia dan perarakan lilin di Basilika Santa Maria Para Malaikat. Perayaan ini dipimpin oleh Minister General Ordo Saudara Dina Kapusin, P. Mauro Johri, OFMCap.

Hari Raya Santo Fransiskus (4 Oktober)

Perayaan ini jatuh pada tanggal 4 Oktober. Perayaan hari ini merupakan kelanjutan dari perayaan Transitus sehari sebelumnya. Perayaan Ekaristi Hari Raya Santo Fransiskus dipusatkan di Basilika Santo Fransiskus. Perayaan Ekaristi dirayakan mulai dari jam enam.  Perayaan misa meriah dirayakan di Basilika Atas (Kapel Kepausan) pada pukul 10 pagi. Perayaan ini dipimpin oleh Uskup Agung Turin Mgr Cesare Nosiglia bersama seluruh uskup di provinsi Piemonte dan Uskup Assisi, juga minister general dari ordo pertama (OFM, OFMConv, OFMCap), TOR, serta para imam lainnya. 

Sebelum perayaan ini dimulai, diadakan iringan perarakan dari pusat kota Assisi menuju Basilika Santo Fransiskus yang berjarak sekitar 1 km. Perarakan dimeriahkan dengan atraksi dan musik drum. Perayaan ini disiarkan secara langsung oleh Televisi Italia (RAI 1), sehingga seluruh masyarakat Italia yang tidak hadir di Assisi bisa mengikuti langsung perayaan ini.

Sesampainya di depan Basilika, seluruh iringan arak-arakan berhenti sejenak dan dilanjutkan dengan iringan selebran dan konselebran menuju Altar.  Sesampainya di dalam BasilikaKustos Assisi, P. Mauro Gambetti, OFMConv berkenan menyampaikan kata pembuka dan sambutan. Berikut sambutan dari Kustos Assisi, "Selamat datang saudara-saudari terkasih, para uskup, imam, biarawan-biarawati, umat Allah, pemerintahan, khususnya dari provinsi Piemonte. Kita bersama merayakan pesta Santo Fransiskus, pelindung Italia, dan secara khusus provinsi Piemonte dipanggil untuk melanjutkan apa yang telah dikerjakan oleh Fransiskus, yakni menjadi pembawa damai dan keselamatan. Hari ini juga Paus Fransiskus mengunjungi Amatrice, daerah yang terkena gempa baru-baru ini yang memakan korban hampir 300 jiwa. Ini adalah salah satu tanda nyata solidaritas. Kita juga dipanggil untuk menjadi pembawa damai, kebaikan dan keselamatan di tempat kita tinggal, selamat melanjutkan dan selamat membagikannya dalam hidup kita."                    

Mgr Cesare Nosiglia berkenan menyampaikan homili  dalam perayaan Ekaristi ini.

"Hari ini kita akan mempersembahkan minyak zaitun untuk menerangi Makam Santo Fransiskus sepanjang tahun ini. Persembahan ini memiliki makna yang mendalam, yakni memberi terang, dan membakar semangat kasih. Kita mengucapkan banyak terima kasih kepada Sang Santo yang telah menjadi model dan menginspirasi kita mengikuti Tuhan. Dia telah memberi makna dengan cara hidupnya yang miskin dan sederhana, dengan melayani dan dengan membagi cinta kepada sesama. Dialah model yang membawa damai, membawa hidup dan memberi nilai. Kita yang hadir disini khususnya provinsi Piemonte hendaknya juga menjadi saksi nyata dari apa yang telah dilakukan oleh Santo Fransiskus. Perkembangan zaman dan teknologi saat ini harus disikapi dengan bijaksana. Kita berharap kaum muda masa kini mampu mengelola dan mengolah teknologi yang maju untuk kebaikan dan kesejahteraan baik jasmani maupun rohani. Dalam mewujudkan cita-cita yang luhur membagikan kasih yang nyata dalam hidup sehari-hari tidak jarang kita menghadapi tantangan. Namun, hendaknya tantangan itu tidak menjadikan cinta dan iman kita pudar, melainkan sebaliknya menjadi semakin dewasa. Santo Fransiskus, yang kita rayakan hari ini, telah menjadi model dan contoh yang nyata. Dia senantiasa bercermin pada salib. Di sanalah ia memperoleh kekuatan untuk tetap berjuang sampai saudari maut menjemputnya. Hendaknya doa Fransiskus di depan salib senantiasa menginspirasi dan membuat kita tetap berjuang mewartakan kasih dan kebaikan Tuhan. Tuhan berilah aku iman yang benar, pengharapan yang teguh dan kasih yang sempurna, supaya aku dapat melaksanakan perintah-Mu yang kudus dan takkan menyesatkan.

Seusai homili, lilin dinyalakan sebagai tanda dan janji dari seluruh pemerintahan dan masyarakat Italia dengan minyak zaitun persembahan penduduk provinsi Piemonte. Penyalaan ini diwakili oleh walikota Torino Chiara Appendino. Minyak zaitun yang digunakan sebelumnya sudah diberkati oleh pemimpin perayaan. Kemudian misa dilanjutkan dengan pengakuan iman, doa permohonan, Doa Syukur Agung, Komuni, doa sesudah komuni dan berkat meriah pontifical oleh Kardinal Attilo Nicora.

Setelah Perayaan Ekaristi selesai, acara masih dilanjutkan dengan kata-kata sambutan:

  1. Sambutan dari Minister General Ordo Saudara Dina Konventual (OFMConv). Padre Marco Tasca, OFMConv
  2. Salam perdamaian dari parlemen Italia
  3. Sambutan dari Gubernur Provinsi Piemonte Sergio Chiamparino
  4. Sambutan dari walikota Assisi, Stefania Proietti
  5. Sambutan dari Uskup Assisi, Mgr. Domenico Sorrentino

Ibadat Sore Meriah  II (Solenne)

Perayaan ini dipimpin oleh Mgr. Guido Gallese, Uskup Alessandria dan dirayakan di Basilika Bawah altar utama. Perayaan ini dimulai dengan perarakan dari Sakristi menuju altar utama. Ibadat ini berlangsung meriah dan hikmat dan dimeriahkan oleh koor dari Basilika. 

Selesai doa penutup, acara dilanjutkan dengan perarakan menuju Basilika Atas. Seluruh saudara pengikut Santo Fransiskus berarak menuju Basilika, diikuti oleh pemimpin utama yang membawa relikui Santo Fransiskus, dan aparatur pemerintahan serta seluruh umat yang hadir. Selama perarakan dinyanyikan Litani Para Kudus. Setibanya di depan Basilika Atas, seluruh umat berkumpul rapi dan menunggu doa dan berkat.  Doa permohonan dan doa penutup dilanjutkan dengan berkat melalui perantaraan Relikui Santo Fransiskus, untuk Italia, seluruh dunia dan semua yang hadir lewat berkat Santo Fransiskus. Setelah pemberian berkat, seluruh umat yang hadir diundang memasuki Basilika. Di dalam Basilika sudah tersedia daun-daun zaitun. Pemimpin berdoa dan memberkati daun-daun itu, kemudian daun-daun zaitun dibagikan kepada semua yang hadir. Daun-daun itu menjadi lambang damai dan cinta. Semoga semua yang mengikuti acara dan menerima berkat menjadi saksi dan pembawa damai Tuhan.

PACE E BENE

(P. Fiktor Ginting, OFMConv)