HR SEMUA ORANG KUDUS & PERINGATAN ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN

Dipublikasikan tanggal 01 November 2016

HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS DAN PERINGATAN ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN

Tanggal 1 dan 2 November

Hari ini tanggal 1 November Gereja merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus (Festabant Omnium Sanctorum) untuk menghormati semua orang kudus, baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Dalam syahadat iman Katolik terdapat pengakuan akan “persekutuan para kudus” sesudah pengakuan akan “Gereja Katolik yang kudus.” St. Paulus menegaskan bahwa orang-orang kudus adalah orang-orang yang percaya dalam Kristus Yesus (Ef 1:1, Kol 1:2), maka persekutuan para kudus adalah Gereja. Ada tiga status Gereja seperti dinyatakan dalam Lumen Gentium 49, “Hingga saatnya Tuhan datang dalam keagungan-Nya beserta semua malaikat, dan saatnya segala sesuatu takluk kepada-Nya sesudah maut dihancurkan, ada di antara para murid-Nya, yang masih mengembara di dunia (1), dan ada yang telah meninggal dan mengalami penyucian (2), ada pula yang menikmati kemuliaan (3) sambil memandang dengan jelas Allah Tritunggal sendiri sebagaimana ada-Nya.”

Persekutuan Para Kudus, Semua Kaum Beriman Membentuk Satu Tubuh

Lebih lanjut LG 49 menegaskan bahwa “… para penghuni surga … tidak pernah berhenti menjadi pengantara kita di hadirat Bapa (doa syafaat para kudus)…”. Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Wahyu dan satu ayatnya berbunyi, “Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.” (Why 7:9). Para penghuni surga bersatu lebih erat dengan Kristus (“di hadapan Anak Domba”) dan mereka lebih meneguhkan seluruh Gereja dalam kesuciannya (“memakai jubah putih”). Maka, umat beriman merayakan kenangan para penghuni surga bukan hanya karena teladan mereka, melainkan lebih supaya persatuan segenap Gereja dalam Roh diteguhkan dengan mengamalkan cinta kasih persaudaraan (LG 50).

Hari Raya Semua Orang Kudus mulai dirayakan pada abad IV. Santo Efraim dari Siria (373) menyebutkan hari raya ini dan menempatkannya pada tanggal 13 Mei. Tanggal ini bermula pada tahun 609 ketika Paus Bonifasius IV merombak Pantheon, tempat ibadat kafir untuk dewa-dewi Romawi, menjadi sebuah gereja. Gereja ini dipersembahkan kepada Santa Maria dan para kudus (dedicatio Sanctae Mariae ad Martyres).

Kemudian Paus Gregorius III (731-741) memberkati sebuah kapel di Basilika Santo Petrus bagi semua orang kudus dan menetapkan peringatannya pada tanggal 1 November. Paus Gregorius IV (827-844) meluaskan perayaan Hari Raya Semua Orang Kudus ke seluruh gereja universal, sedangkan oktafnya ditambahkan oleh Paus Sixtus IV tahun 1475.

Hari Raya Semua Orang Kudus dilanjutkan dengan Peringatan Arwah Semua Orang Beriman yang dirayakan setiap tanggal 2 November. LG 49 mencatat, “Persatuan mereka yang sedang dalam perjalanan dengan para saudara yang sudah beristirahat dalam damai Kristus, sama sekali tidak terputus.” Mendoakan orang-orang yang sudah meninggal adalah suatu pikiran yang mursid dan saleh, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka (2 Mak 12:45). Doa umat beriman untuk orang-orang yang sudah meninggal tidak hanya membantu mereka, karena doa mereka pun akan berdaya guna bagi kita. Para kudus, yaitu orang-orang yang percaya dalam Kristus Yesus, adalah anak-anak Allah dan merupakan satu keluarga dalam Kristus. Semua saling mencintai dan serentak memuji Allah Tritunggal Mahakudus, dan dengan demikian berhubungan seorang dengan yang lain serta memenuhi panggilan Gereja yang terdalam. (LG 51)

Mendoakan Orang-orang yang Telah Meninggal adalah Pikiran yang Mursid dan Saleh