BENDAHARA YANG TIDAK JUJUR

Dipublikasikan tanggal 04 November 2016

BENDAHARA YANG TIDAK JUJUR

Luk 16:1-9

Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.  Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.  Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu.  Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.  Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku?  Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.  Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul.  Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu , karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini  lebih cerdik  terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.   Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon  yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi. (Luk 16:1-9)

Bacaan Injil hari ini mengisahkan peristiwa di mana Yesus mengajar murid-murid-Nya dengan sebuah perumpamaan yang sangat membingungkan: perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur. Perumpamaan ini menjadi perdebatan antara para ahli tafsir selama berabad-abad dan hal ini tidaklah mengherankan. Mengapa Tuhan Yesus memuji bendahara yang kelihatannya tidak jujur ini dalam perumpamaanNya? Apakah Yesus berpihak pada ketidakjujuran?

Karir seorang bendahara berada di ujung tanduk karena dia dimintai pertanggungjawaban oleh tuannya atas pengelolaan harta. Langkah apa yang diambil bendahara itu? Segera dia mengambil langkah mengurangi jumlah utang dari para debitur demi menyelamatkan masa depannya. Anehnya sang tuan malah memuji bendahara yang tidak jujur itu.

Perbuatan sang bendahara memang bukan teladan pertobatan, namun dia membuat perhitungan yang sangat cerdik. Dia memanfaatkan saat-saat terakhir masa jabatannya sebagai pengelola harta tuannya untuk menunjukkan “kerahiman” kepada orang lain, dengan cara mengurangi utang mereka.

Sang bendahara adalah “anak dunia”. Didorong oleh motivasi yang mementingkan diri sendiri, dia mencoba menggalang persahabatan dengan para debitur tuannya, supaya dapat ditampung di rumah mereka, apabila sudah dipecat dari jabatannya sebagai bendahara. Namun rupanya Yesus mengajarkan kepada murid-muridnya (anak-anak terang) bahwa kecerdikan sang bendahara patut ditiru, bukan ketidakjujurannya.

Apa yang dapat kita pelajari dari tindakan sang bendahara dalam perumpamaan ini? Pertama, berani mengambil langkah yang tepat untuk masa depan dalam situasi kritis. Kedua, tidak melarikan diri dari masalah, melainkan berupaya untuk menyelesaikannya dengan cara yang taktis dan kreatif. Banyak orang yang ketika menghadapi masalah, jatuh ke dalam keputusasaan dan hanya mampu meratapi nasib.

Di lain pihak Yesus juga mengkritisi sang bendahara. Persahabatan yang dijalin antara sang bendahara dan para debitur tuannya adalah persahabatan yang tidak jujur dan berlandaskan materi/uang (Mamon). Persahabatan seperti itu hanya bersifat semu dan diwarnai dengan kelicikan.

Seorang Hamba Tidak Dapat Mengabdi kepada Dua Tuan (Luk 16:13a)

Lalu apa makna dari ayat terakhir perikop ini: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon  yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi? Kitab Putra Sirakh memberi sedikit titik terang, “Seperti cincin meterai demikian derma seseorang tersimpan pada Tuhan dan bagaikan biji mata dipelihara-Nya sedekah manusia.” (Sir 17:22) Kita melayani Allah melalui berbagi dengan sesama segala sesuatu yang telah dipercayakan Allah kepada kita. Dengan cara itu kita dapat diterima di dalam kemah abadi, rumah Bapa (Yoh 14:2). Bacaan pertama hari ini berisi pesan St. Paulus kepada jemaat di Filipi. Orang-orang yang pikirannya hanya tertuju kepada perkara-perkara duniawi hidup sebagai seteru salib Kristus. Kita harus selalu ingat bahwa kewargaan kita adalah di dalam surga (Flp 3:18-20), bukan di dunia ini dan kita adalah anak-anak terang (Ef 5:8), bukan anak-anak dunia.

Kamu Tidak Dapat Mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon (Luk 16:13c)