MISA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK GEREJA SANTO LUKAS

Dipublikasikan tanggal 29 January 2017

MISA PERAYAAN TAHUN BARU IMLEK GEREJA SANTO LUKAS

Misa perayaan Tahun Baru Imlek tahun 2017 paroki St. Lukas dilaksanakan pada Sabtu 28 Januari 2017, pukul 8.00 WIB dipimpin oleh Romo Robert Zon Piter Sihotang OFM Conv. Misa tahun ini terasa sangat istimewa, karena selain Romo Robert, ada 9 pastor lainnya yang secara bersama-sama hadir di altar mempersembahkan Misa. 

Bacaan Liturgi hari ini pun dipilih secara khusus, antara lain Bacaan I diambil dari  Kitab Kejadian mengenai Penciptaan Bumi, Bacaan II diambil dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Effesus yang mengingatkan untuk jangan hidup lagi seperti orang yang tidak mengenal Allah dan untuk lebih mengarahkan hidup dalam kekudusan Tuhan.

Bacaan Injil diambil dari Injil Yohanes mengenai kekuatiran. Bacaan ini hendak menunjukkan kepada kita agar kita jangan kuatir tentang makan dan hidup. Kita perlu mencari dahulu Kerajaan Allah maka semua akan ditambahkan, dan kesusahan sehari cukuplah hanya untuk sehari.

Secara khusus, homili disampaikan oleh Romo Joseph M Pandia OFMConv, dosen STFT St. Yohanes, Pematangsiantar, Sumatra Utara. Romo Joseph menyampaikan bahwa kekhawatiran merupakan perasaan yang selalu melekat pada diri manusia – tak terkecuali, siapa pun tak luput atau kebal dari rasa khawatir. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan khawatir sebagai perasaan takut/gelisah/bimbang/cemas/ terhadap hal/sesuatu yang belum diketahui dengan pasti. “Mengapa merasa khawatir?”

Bila seseorang selalu berfikir negatif, maka ia cenderung akan selalu khawatir dalam hidupnya. Mengutip dari Injil Matius 6:27, Romo Joseph menunjukkan bahwa manusia tidak dapat menambah sehasta saja jalan hidupnya, maka Penginjil Matius mengajak kita untuk membongkar/membuang rasa khawatir dalam hidup kita dan berserah kepada-Nya karena Allah yang memelihara hidup kita. Rasul Petrus dalam ke-Kristenan-nya berserah kepada Tuhan dan percaya serta selalu berusaha dengan usahanya yang tekun.

Bila disepadankan antara Bacaan Injil dengan Hari Tahun Baru Imlek tahun 2017, yaitu Ayam Api, maka etnis Tionghoa hendaknya senantiasa bersukacita dan tidak perlu khawatir, selalu punya harapan ke depan. Maka hilangkanlah kekuatiran kita di tahun ini dengan berserah diri kepada Tuhan dengan cara:

  1. Kerja keras dengan integritas, efisien, dan sabar
  2. Berkumpul dengan keluarga dan sekaligus juga fokus dalam kerja. Paus menghimbau para Kardinal, Uskup, dan Imam agar di setiap keluarga ada Injil yang hidup, yaitu sukacita dan kegembiraan.
  3. Hidup yang baik antar pasangan; yang memiliki hubungan dekat/intim harus lebih serius dalam Kristus.

Jadi, tahun ini kita tidak perlu kuatir dalam menempuh perjalanan hidup karena sukacita ada di dalam keluarga yang selalu membawa harapan. Amin. Selesai Misa anak-anak menerima jeruk dan angpao dari para pastor yang sebelumnya telah disediakan oleh panitia.

Selamat Tahun Baru Imlek 2017! (sjaiful)

Foto Kegiatan dapat dilihat pada http://parokisantolukas.org/gallerydetail.php?id=160