EARTH HOUR MEMBERIKAN HARAPAN BAGI PERUBAHAN IKLIM
Dipublikasikan tanggal 22 March 2017
EARTH HOUR MEMBERIKAN HARAPAN BAGI PERUBAHAN IKLIM
Apakah Earth Hour?
Earth Hour, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti Jam Bumi, mungkin bisa disimbolkan sebagai waktu yang diberikan oleh manusia untuk memperhatikan keadaan bumi ini.
Earth Hour adalah salah satu kampanye World Wide Fund for Nature (WWF), sebuah organisasi non-pemerintah internasional terbesar di dunia, yang menangani masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan, berupa inisiatif untuk mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis dan pemerintah di seluruh dunia untuk turut serta mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang tidak terpakai selama 1 jam pada setiap hari Sabtu terakhir minggu ketiga bulan Maret setiap tahunnya.
Tujuan utama dari kampanye ini adalah mengajak publik untuk melakukan perubahan gaya hidup yang sederhana dan murah yaitu hemat energi karena ketergantungan manusia terhadap listrik terus meningkat dari waktu ke waktu sedangkan sebagian besar dari pembangkit listrik itu berbahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam) yang menghasilkan gas rumah kaca pemicu pemanasan.
Nah pemanasan ini berdampak pada cepatnya proses pencairan es di kutub sehingga memicu naiknya permukaan air laut, jadi tidak heran jika daratan rasanya semakin tenggelam. Selain itu, pemanasan juga menjadi salah satu pemicu kebakaran hutan, pemutihan karang, perubahan iklim dan peningkatan potensi kepunahan keanekaragaman hayati terutama yang hidup di daerah tropis.
Sejarah Earth Hour
Earth Hour berawal dari kampanye kolaborasi antara WWF – Australia, Fairfax media, dan Leo Burnet untuk mengurangi gas rumah kaca di Sydney, Australia sebanyak 5% pada tahun 2007. Kolaborasi ini dimulai pada tahun 2004, saat itu WWF Australia mengadakan pertemuan dengan sebuah biro iklan, Leo Burnet untuk membicarakan solusi untuk menanggulangi masalah perubahan iklim yang semakin parah dan cara melibatkan warga Australia dalam kampanye isu perubahan iklim.
Tahun 2005, mereka mengembangkan sebuah konsep yang diberi nama “The Big Flick”. Inilah cikal bakal dari konsep Earth Hour. Pada tahun 2006, konsep ini kemudian diterapkan pada Fairfax media yang mendukung kegiatan ini. Akhirnya Earth Hour pertama dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2007. Saat itu, 2,2 juta penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak diperlukan.
Setelah itu, Earth Hour 2008 diadakan secara global pada tanggal 28 Maret 2008, mulai pukul 20.00 sampai 21.00 waktu setempat. Dengan 35 negara yang berpartisipasi melalui kota utamanya dan dukungan dari 400 kota lainnya, Earth Hour 2008 berhasil diselenggarakan di semua benua di dunia.
Salah satu ikon dunia yang ikut mengikuti pemadaman lampu adalah Monas di Jakarta, Indonesia.
Slogan resmi Earth Hour 2008 adalah "See the difference you can make (Saksikan perbedaan yang dapat kita lakukan)" tetapi iklan resmi di radionya diakhiri dengan slogan "Dark city, bright idea (Kota gelap, ide terang)". Earth Hour terus dilaksanakan sampai saat ini. Inilah catatan pelaksanaan Earth Hour dari tahun ke tahun:
Earth Hour 2007 (31 Maret 2007)
Earth Hour 2008 (29 Maret 2008)
Earth Hour 2009 (28 Maret 2009)
Earth Hour 2010 (27 Maret 2010)
Earth Hour 2011 (26 Maret 2011)
Earth Hour 2012 (31 Maret 2012)
Earth Hour 2013 (23 Maret 2013)
Earth Hour 2014 (29 Maret 2014)
Earth Hour 2015 (28 Maret 2015)
Earth Hour 2016 ( 19 Maret 2016)
Di tahun ke-10, EARTH HOUR 2017 akan akan dirayakan pada Sabtu, 25 Maret, pukul 20:30-21:30 waktu setempat.
Arti logo Earth Hour
Apa arti logo 60+ yang digunakan oleh Earth Hour?
Logo itu pada awalnya hanya berupa angka 60 bermotif bumi, melambangkan 60 menit waktu yang digunakan untuk berpartisipasi dalam Earth Hour namun sejak 2011 logo tersebut mendapat tambahan tanda “+” (plus). Tanda plus itu sebagai simbol "konsistensi", yaitu bahwa penghematan itu tidak hanya dilakukan selama sejam, tapi setelah itu kita bisa melakukan aksi penghematan tambahan. Kata magic dibalik angka 60+ itu adalah “Setelah satu jam, jadikan gaya hidup”
Apa yang harus dilakukan untuk mendukung Earth Hour?
Ada banyak hal sebenarnya, tidak terbatas pada kegiatan Earth Hour saja. Kita dapat berpartisipasi dalam kegiatan Earth Hour dengan memandamkan lampu dan alat elektronik yang tidak kita gunakan pada hari Sabtu tanggal 25 Maret 2017 jam 20.30 sampai 21.30 WIB, cuma 60 menit. Tapi aksi penghematannya tidak cuma pada tanggal itu, jika sekarang kita ingin menerapkan konsep hemat energi, kenapa tidak? Mayoritas energi listrik yang kita nikmati masih dihasilkan dari pembakaran sumber daya yang tidak terbarukan (minyak bumi dan batu bara). Padahal, kita tahu bahwa ketersediaan bahan bakar tersebut semakin menipis dan dampak pembakarannya pun menghasilkan emisi yang mempercepat laju pemanasan global.
Untuk menghindari kerugian yang lebih luas akibat pemanasan global, ada dua cara yang bisa kita lakukan, yaitu efisiensi energi dan konversi energi ke sumber-sumber terbarukan. Earth Hour merupakan salah satu wujud efisiensi energi yang paling sederhana dan bisa dilakukan setiap individu. Aksi peduli lingkungan lainnya yang dikampanyekan oleh Earth Hour adalah penghematan limbah plastik, membawa botol minum sendiri, naik angkutan umum, menolak styrofoam, dan berbagai aksi lainnya.
Kenapa hari sabtu akhir bulan Maret?
Beberapa alasan mengapa kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari atau waktu tersebut antara lain adalah :
- Pada akhir bulan Maret, mayoritas negara-negara di seluruh dunia sedang mengalami pergantian musim, dimana suhunya cukup nyaman. Sehingga tak akan menimbulkna masalah jika pendingin maupun pemanas ruangan dimatikan beberapa saat.
- Selain itu, rata-rata diseluruh belahan dunia pada pukul 20.30 hingga pukul 21.30 di akhir bulan Maret akan cukup gelap, sehingga efek dari program tersebut sangat bisa dirasakan. Berbeda jika dilakukan pada pertengahan tahun dimana beberapa negara tertentu masih terang pada jam 8 malam, efek gelapnya tidak terasa.
- Dan hari Sabtu dipilih karena pada hari itu pada umumnya merupakan hari libur, sehingga dapat menjadi moment untuk berkumpul bersama keluarga, jadi setiap anggota keluarga juga bisa ikut melakukan aksi penghematan ini.
Dampak Program Earth Hour di Indonesia, terutama di Jakarta
Jakarta, dengan statusnya sebagai ibukota, Jakarta juga merupakan kota dengan tingkat konsumsi listrik terbesar di Indonesia. Berdasarkan data konsumsi listrik tahun 2008, total 23% konsumsi listrik Indonesia terfokus di DKI Jakarta dan Tangerang. Itu untuk skala kota. Lain halnya jika melakukan perbandingan antar pulau, maka wilayah Jawa-Bali adalah konsumen listrik terbesar di Indonesia. Sebesar 78% konsumsi listrik negara terpusat di kedua pulau ini. Kalau 10% warga Jakarta saja melakukan penghematan listrik saat Earth Hour, energi yang dihemat bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di 900 desa dan menyediakan oksigen bagi 534 orang.
Dari data tahun 2012, berkat program earth hour, pemadaman listrik yang dijalankan serempak Sabtu malam (31/3/2012) selama 1 jam dari pukul 20.30 sampai 21.30 telah menghemat pemakaian listrik dalam jumlah besar. PT PLN mengungkapkan program kampanye global earth hour berhasil menghemat pemakaian listrik hingga 462 MW di Jawa, Bali dan Sumatera.
Beban listrik (pemakaian) di Jawa Madura Bali (Jamali) pada hari Sabtu malam normal sebelum program earth hour sekitar 17.516 MW dan pada saat Earth Hour tadi malam berada di kisaran 17.166 MW. Sedangkan beban listrik Sumatra normal di Sabtu malam sekitar 3.435 MW dan pada saat earth hour tadi malam bebannya di kisaran 3.323 MW. Sehingga beban listrik di Jawa Madura Bali (Jamali) turun sekitar 350 Mega Watt (MW) dan beban listrik di Sumatra turun sekitar 112 MW. Dari program earth hour 2012, PLN merilis penghematan pemakaian listrik mencapai 462 MWh (Mega Watt hour) atau senilai Rp 508 juta, dengan asumsi rata-rata biaya produksi listrik adalah Rp 1.100/kWh. Wow, luar biasa ya penghematan yang dapat kita lakukan hanya dalam 1 jam saja, sehingga hal ini juga menjadi proyeksi besarnya pemborosan energi yang selama ini kita lakukan, yang serta merta berarti kita punya andil dalam perubahan iklim.
Bersama dalam melakukan aksi melawan perubahan iklim di tahun 2017 ini, mari kita gunakan Earth Hour 2017 sebagai saatnya kita berpartisipasi untuk melakukan perubahan nyata melalui gerakan untuk iklim dan membangun fondasi untuk masa depan yang lebih baik bagi planet kita dan generasi mendatang.
Kalau selama ini kita mengandalkan oksigen dari bumi yang kita hirup untuk bernafas, maka Earth Hour adalah momen yang kita dedikasikan kepada bumi untuk bernapas sejenak dari tekanan-tekanan yang ditanggungnya akibat aktivitas manusia. Hal kecil dan sederhana, jika dilakukan secara bersama-sama, maka akan besar manfaatnya.
Firman Tuhan kepada kita dalam Mazmur 24:1: "Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya."
Gerakan Earth Hour, melawan perubahan iklim hari ini, yang akan menentukan seperti apa hari esok kita.
Ini aksiku, mana aksimu?
(Vian Bong)
Disadur dari berbagai sumber