WAWANCARA EKSKLUSIF DENGAN P. GIOVANNI VOLTAN, OFMCONV
Dipublikasikan tanggal 28 March 2017
WAWANCARA EKSKLUSIF DENGAN P. GIOVANNI VOLTAN, OFMCONV
Paroki-paroki Kami Selalu Selangkah Lebih Maju
Pastor Giovanni Voltan, OFMConv terpilih kembali menjadi Minister Provinsi Italia Santo Antonius Padua periode 2017-2021. Provinsi ini juga meliputi wilayah yurisdiksi Kustodia Indonesia, yakni Kustodia Provinsi Maria Tak Bernoda. Di tengah kesibukan beliau, Team Web Admin Website Paroki Santo Lukas berhasil mengadakan wawancara eksklusif dengan pastor yang sangat ramah ini. Berikut adalah pembicaraan Team Web Admin (WA) dengan Pastor Giovanni Voltan (GV).
WA: Pastor, pertama-tama, dengan penuh sukacita kami menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya kembali Pastor sebagai Minister Provinsi Santo Antonius Padua untuk empat tahun yang kedua. Untuk kedua kalinya Pastor mengucapkan kata “Ya” kepada panggilan Allah, apa alasannya?
GV: Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih atas penghargaan dan kasih yang kalian tunjukkan, sehingga saya kembali terpilih menjadi Minister Provinsi Santo Antonius Padua. Di sini, di dekat makam Santo Antonius Padua, dengan rasa syukur saya mengingat kalian semua, umat Paroki Santo Lukas. Saya kembali menjawab “Ya”, karena beberapa bulan sebelum Kapitel, saya berjanji akan melaksanakan kehendak Tuhan dan saya merasa bahwa para saudara menginginkan saya melaksanakan perutusan ini.
WA: Menurut Pastor, apa yang sudah berubah sejak Pastor terpilih pertama kali menjadi Minister Provinsi dan apa yang sekiranya akan berubah di masa yang akan datang?
GV: Berbeda dengan empat tahun yang lalu, ketika saya terpilih untuk pertama kali, kini saya merasa lebih memahami provinsi dengan seluruh kustodia provinsi dan daerah misinya. Terutama saya lebih mengenal saudara-saudara saya, tugas-tugas sebagai seorang Minister, dan tantangan-tantangan yang harus dihadapi. Saya juga semakin memahami diri saya sendiri, semua ini berkat semua pengalaman yang saya alami.
WA: Hal-hal apa yang menjadi prioritas dalam program kerja Pastor dan team Definitorium?
GV: Dengan bantuan semua saudara Definitorium, kami mencoba untuk menuntaskan prioritas-prioritas yang ditetapkan dalam Kapitel, yang disebut PPQ (Progetto Provinciale Quadriennale, Program Provinsi Empat Tahunan) periode 2017-2021. Bagi saya sendiri, saya bercita-cita untuk dapat bekerja sama secara sinergis, dan dengan gaya persaudaraan, demi menjawab pelbagai tantangan yang terjadi di Eropa: misalnya menurunnya panggilan imamat dan sekularisasi. Kami tidak takut menghadapi masalah, kami tetap menjadi saksi iman sambil melihat kemungkinan-kemungkinan yang tentu saja masih ada dalam periode kritis ini. Tuhanlah yang mengendalikan sejarah dan kita perlu memiliki keyakinan kepada-Nya. Sebagai saudara-saudara dina, kami perlu menjadi perpanjangan tangan Tuhan.
WA: Menurunnya panggilan imamat merupakan tantangan yang sangat serius. Apa sesungguhnya yang terjadi sekarang dalam hidup religius? Ancaman apa yang mengintai kehidupan manusia?
GV: Eropa menjadi semakin tua dan rapuh. Semua orang takut akan banyak hal; takut tidak memperoleh pekerjaan, takut tidak dapat membesarkan dan mendidik anak-anak … Maka, semua orang cenderung untuk hanya memikirkan diri sendiri tanpa mempertimbangkan keinginan untuk berbagi dan mempercayai sesama. Demikian pula halnya dalam kehidupan perkawinan. Apabila manusia tidak berpaling kepada Allah, dia akan memperjuangkan nilai-nilai kehidupan hanya selama menguntungkan diri sendiri. Meskipun demikian, sesungguhnya ada jalan alternatif apabila manusia kembali kepada Tuhan dan Injil-Nya dan apabila manusia kembali kepada kehidupan Kristiani yang konvensional dengan membentuk keluarga-keluarga Kristen yang taat. Sungguh Gereja (Keuskupan, Ordo, Tarekat religius) menderita karena situasi ini. Kami kaum tertahbis dipanggil untuk mewartakan Injil: hidup menjadi indah ketika kami menemukan kasih Allah, ketika kami mengambil keputusan untuk menjadi mempelai Kristus yang setia, ketika kami membuka diri terhadap kehidupan, dan ketika kami masuk ke dalam biara membaktikan diri kami untuk Injil. Ancaman terhadap kehidupan manusia terutama adalah depresi dan keraguan di antara tantangan dan pengharapan, serta keraguan akan kesetiaan Allah. Saat inilah saat yang paling tepat untuk menawarkan kekristenan baru. Sungguh para imam semakin tua, semakin sedikit, tidak banyak panggilan imamat baru dan kami harus menutup banyak biara. Namun, kita tidak boleh kehilangan pengharapan akan semangat Injil dan keberanian sebagai pengikut-pengikut Kristus. Sejarah adalah tuntunan Allah. Kita harus tetap mengimani-Nya dan hidup dalam kepenuhan semangat Fransiskan.
WA: Apa yang akan Pastor lakukan sebagai Minister Provinsi dalam empat tahun ke depan?
GV: Saya ingin memberikan yang terbaik dari diri saya untuk persaudaraan provinsi dengan bantuan Allah, Bunda Maria, para orang kudus Fransiskan dan tentu saja dari para saudara Fransiskan. Saya ingin agar jalan kami adalah jalan kebersamaan: kami saling mendengarkan, saling berhadapan, kami memutuskan dan berjalan bersama dalam menggapai tujuan bersama. Saya ingin agar sesuai dengan keterbatasan kami, hidup kami menjadi menarik dan indah, sehingga para orang muda dapat melihatnya sebagai kepenuhan kehidupan Kristiani. Untuk hal ini, kami perlu menitikberatkan animasi untuk melayani kaum muda dan membina panggilan mereka.
WA: Provinsi Santo Antonius Padua, atau lengkapnya Provinsi Italia Santo Antonius Padua juga meliputi yurisdiksi kustodia Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan penganut agama Islam terbesar di dunia dan di Indonesia umat Katolik hanyalah minoritas. Apa yang harus kami lakukan untuk mempertahankan dialog yang hidup antara umat Katolik dan penganut agama-agama lain?
GV: Saya yakin bahwa menjadi bagian dari minoritas Kristen di negara besar seperti Indonesia merupakan tantangan untuk membangun hubungan konkret dan budaya dialog antara umat Kristen dan Muslim. Di samping membina hubungan yang baik dan erat, saya rasa alangkah baiknya bila beberapa pastor kami di Indonesia mengkhususkan diri dalam hal dialog antar agama, sesuai dengan arahan dari para Bapa Suci.
WA: Pertanyaan terakhir, kita berbicara tentang biara dan paroki Santo Lukas di Jakarta. Apa yang harus kami lakukan untuk mengembangkan kehidupan religius di paroki kami? Menjawab tantangan dunia modern, dapatkah hidup religius berjalan bersama panggilan hidup lainnya?
GV: Saya tidak terlalu mengenal paroki Santo Lukas di Jakarta. Kesan yang saya peroleh dalam kunjungan-kunjungan saya adalah kenyataan bahwa para saudara kami mengolah dan menghidupkan paroki dengan baik. Pengalaman saya mengajarkan bahwa sebuah paroki dapat berkembang dengan baik apabila ada kesesuaian antara kaum klerus dan kaum awam dalam hubungan kerja yang saling melengkapi. Paroki-paroki yang dipercayakan kepada kami selalu selangkah lebih maju. Paroki tidak hanya digembalakan oleh seorang imam, melainkan beberapa imam yang terlibat dalam pelbagai pelayanan. Umat paroki sangat menghargai hal ini. Hidup persaudaraan dan doa para saudara kami mampu menjadi sumber kesaksian yang menarik dan menyemangati umat beriman. Dialog antara pangillan hidup membiara dan panggilan hidup keluarga selalu indah. Paroki harus memancarkan keindahan dari kedua panggilan hidup ini sebagai panggilan kerasulan, sebab kedua panggilan hidup ini bernafaskan Injil. Dalam sebuah masyarakat modern dan cepat seperti sekarang ini, dan di kota besar seperti Jakarta, kehadiran sebuah komunitas Kristen yang menghidupi Injil adalah harta yang paling berharga dan dicari-cari oleh manusia. Hiduplah dengan saling mengasihi, saling melayani, saling mengampuni dan penuh damai sejahtera dalam nama Yesus yang telah mengaruniakan nyawa-Nya untuk kita, dan tentu saja dalam sebuah gaya Fransiskan: saudara dina namun berbahagia.
Basilika Santo Antonius Padua
P. Giovanni Voltan dan Team Web Admin di Camposampiero Tempat Berlangsungnya Kapitel Provinsi