UMAT KATOLIK KEMBALI MERAYAKAN MINGGU PALMA DI IRAK
Dipublikasikan tanggal 10 April 2017
UMAT KATOLIK KEMBALI MERAYAKAN MINGGU PALMA DI IRAK
Mereka Berharap Dapat Membangun Kembali Komunitas
Setelah lebih dari dua tahun hidup di pengasingan, lebih dari dua ribu umat Katolik akhirnya dapat merayakan kembali Hari Minggu Palma di Katedral Yang Dikandung Tanpa Noda Qaraqosh, sebuah kota di negeri Irak, yang baru saja dibebaskan dari grup teroris ISIS pada bulan Oktober 2016. Misa dipimpin oleh Uskup Agung Katolik Timur Mosul, Yohanna Petros Mosche.
Qaraqosh jatuh ke tangan ISIS pada bulan Agustus 2014, dua bulan setelah jatuhnya Mosul, kota kedua terbesar di Irak. Hal ini menyebabkan terjadinya eksodus besar-besaran umat Kristiani. Puluhan ribu umat Kristiani melarikan diri karena tidak mau diperbudak atau dieksekusi oleh kaum teroris. Sejak saat itu, umat Kristiani hidup sebagai pengungsi di Erbil, ibukota Kurdistan.
Melalui sebuah serangan balik, pasukan Irak bersama dengan kekuatan militer Kurdistan dan koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat, akhirnya dapat membebaskan Qaraqosh pada bulan Oktober 2016. Umat Katolik kembali dapat merayakan misa di akhir bulan itu. Pada saat ini pertempuran masih berkecamuk untuk membebaskan Mosul.
Minggu Palma di Erbil
Di lain pihak, SIR (il Servizio Informazione Religiosa, kantor berita Katolik di Italia) melaporkan bahwa umat Katolik yang mengungsi juga merayakan hari Minggu Palma di daerah Ankawa di kota Erbil. Imam Katolik Timur dari Keuskupan Mosul, P. Geogre Jahola, melaporkan bahwa umat beriman berpartisipasi dalam perarakan dengan memikul salib besar milik gereja mereka. Di dalam salib itu tersimpan relikui berupa kayu salib Kristus. Umat Katolik juga melambaikan daun palma di kota-kota di dataran Niniwe yang sudah berhasil dibebaskan, salah satunya adalah Qaraqosh. Sang imam menambahkan bahwa hal ini membuktikan kegigihan iman umat dengan pengharapan untuk dapat kembali membangun komunitas mereka.
Sumber: Fraternité en Irak