PERJALANAN ZIAREK LINGKUNGAN ST TITUS DAN ST TIMOTIUS KE SEMARANG-YOGYAKARTA

Dipublikasikan tanggal 04 May 2017

 PERJALANAN  ZIAREK LINGKUNGAN ST TITUS DAN ST TIMOTIUS (WILAYAH SANTO THOMAS RASUL) KE SEMARANG - YOGYAKARTA

Sekitar setengah tahun yang lalu, umat dua lingkungan, yaitu Lingkungan Santo Titus dan Lingkungan Santo Timotius mulai merasakan kerinduan untuk berkumpul dan berkegiatan keluar dari kota Jakarta. Setelah melalui diskusi-diskusi, akhirnya diputuskan untuk melakukan Ziarek ke Kota Semarang - Ambarawa - Yogyakarta, dengan menggunakan transportasi udara. Semua rencana dan pengaturan segera dilakukan, termasuk arisan di antara peserta karena ingin banyak umat yang bisa ikut dan tidak terbeban dalam sekali pengeluaran.

Pada Sabtu, 22 April 2017 subuh jam 04.30 , 42 peserta ziarek memulai perjalanan. Penerbangan dengan citilink sangat tepat waktu dan rombongan tiba di Semarang dan dijemput oleh Tour Leader yang menguasai medan. Sesampai di Goa Maria Kerep, Ambarawa , rombongan segera dengan khusuk menjalani Prosesi Jalan Salib, dipimpin secara bergiliran oleh peserta ziarah. Jalan Salib di sini relatif cepat terselesaikan dan beberapa peziarah melanjutkan dengan Adorasi Sakramen Maha Kudus di kapel yang tersedia. 

Setelah itu kami menyempatkan diri berfoto ria di depan Patung Bunda Maria Asumpta. Patung Bunda Maria Asumpta ini dibangun di Komplek Wisata Religi Gua Maria Kerep, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah merupakan Patung Bunda Maria tertinggi di dunia. Patung dibuat oleh seniman patung asli dari Ambarawa. Patung ini memiliki ketinggian 23 meter dengan  ketinggian penopang 19 meter yang apabila ditotal menjadi 42 meter. Di kepala Patung Bunda Maria ini dihiasi replika 7 pancaran sinar yang menggambarkan Sapta Duka Bunda Maria. Patung ini menghadap ke arah timur menghadap matahari terbit, menggambarkan bahwa patung Bunda Maria ini menyinari semua orang. 

Selanjutnya ziarah kami lanjutkan  menuju ke Goa Maria Lourdes Sendang Sono. Berada dalam pelukan Bukit Menoreh, Sendangsono menjadi tempat peziarahan bagi jiwa yang gelisah. Sendang artinya mata air dan sono artinya pohon sono. Memang mata air di Sendangsono ini terletak di bawah pohon sono. Pada tahun 1904, Romo Van Lith datang dan membaptis 173 warga Kalibawang dengan air sendang. Sejak saat itulah, tempat ini menjadi tempat perziarahan umat Katolik. Peristiwa pembaptisan ini tergambar dalam relief di salah satu kapel. Kompleks ziarah Sendangsono ini terdiri dari kapel-kapel kecil, lokasi Jalan Salib, Gua Maria, pendopo, sungai, dan kios penjualan perlengkapan doa. Kompleks ziarah Sendangsono yang sangat indah ini dirancang oleh Romo YB Mangunwijaya dan memperoleh Aga Khan Award, sebagai arsitektur yang akrab dengan lingkungan. Sendangsono kerap dijuluki sebagai Loudes-nya Indonesia. Sendangsono berlokasi di Desa Banjaroya, Kalibawang, Kulonprogo, Yogyakarta.Di sini kami mengikuti Perayaan Ekaristi terlebih dahulu. Misa dipimpin oleh Romo Ag. Tejo K., Pr. 

Rombongan memulai hari kedua  ziarek dengan mengunjungi Gereja Ganjuran. Di Gereja Ganjuran, kita dapat melihat Kristus dalam wajah Jawa. Gereja Ganjuran, atau lengkapnya Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran, terletak di Desa Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta. Gereja ini mulai dibangun pada tahun 1924 dan selesai pada tahun 1927. Gereja ini diprakarsai oleh Joseph Smutzer dan Julius Smutzer, dua bersaudara yang mengelola Pabrik Gula Gondang Lipuro yang mencapai masa keemasan pada tahun 1918 – 1930. Bangunan gerejanya memiliki perpaduan arsitektur Eropa, Jawa, dan Hindu. Di Gereja Ganjuran ini, kita juga dapat mengunjungi Candi Hati Kudus Yesus. Candi ini memiliki teras dengan relief bunga teratai dan patung Yesus dengan pakaian Jawa. Di gereja ini kita juga dapat melihat patung Bunda Maria dalam pakaian jawa. Dan juga terdapat sumber air Tirta Perwitasari. Teman-teman rombongan banyak yang mengambil dan membawa pulang air dari Tirta Perwitasari ini. Gereja Ganjuran secara rutin mengadakan misa dalam bahasa jawa dengan nyanyian lagu yang diiringi gamelan.

Setelah makan siang di RM Handayani, rombongan kali ini melanjutkan rekreasi ke kompleks Candi Prambanan.

Hari ketiga sesudah check out dari hotel, rombongan diajak berbelanja oleh-oleh khas Yogya. Bermacam-macam oleh-oleh dipilih untuk dibawa pulang ke Jakarta. Setelah puas dengan oleh-oleh, kami pun diajak santap siang. Rombongan tiba kembali ke Jakarta sore hari, dengan membawa makna ziarah di hati masing-masing dan juga keseruan rekreasi bersama-sama saudara seiman selingkungan.

Puji Tuhan, akhirnya perjalanan ziarek Lingkungan Titus Timotius dapat berjalan lancar....sampai jumpa di perjalanan ziarek kami selanjutnya.

Artikel: Vian Bong

Foto-foto: Vian dan Herman