DUKACITA MARIA DUKACITA KITA

Dipublikasikan tanggal 11 May 2017

Dukacita Maria Dukacita Kita

“Tuhan seringkali menyembunyikan Diri dari suatu jiwa agar jiwa mencariNYA dengan kerinduan yang lebih berkobar dan dengan cinta yang lebih bernyala- nyala”

PDKK Halleluya Gereja Santo Lukas, Sunter, pada Kamis, 11 Mei 2017, bertempat di Aula Hendrikus untuk pertama kalinya mengadakan Seminar Tujuh Duka Maria. Kurang lebih selama 3 bulan panitia  mempersiapkan  acara ini hingga dapat terlaksana dengan baik.  Bapak Julius Imam selaku ketua PDKK Halleluya mengatakan bahwa peserta yang hadir kurang lebih 300 orang bahkan hingga hari H masih banyak yang mau membeli tiket seminar ini.

Tepat pukul 08.00, rangkaian acara dibuka oleh Bapak Toni Tandra selaku MC pada hari ini dengan mempersilahkan Romo Robert untuk menyampaikan kata sambutannya dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Bapak Anton Sulaiman selaku Ketua Panitia. Dalam sambutannya Bapak Anton mengatakan bahwa seminar ini sudah beberapa kali ingin diadakan tetapi baru hari ini dapat terlaksana.

Kemudian peserta yang hadir diajak untuk memuji Tuhan dengan menyanyikan lagu Ku cinta keluarga Tuhan. Rangkaian acara pada hari ini dibagi menjadi dua bagian yaitu Seminar dan Misa, Adorasi serta Doa Penyembuhan yang akan dibawakan oleh Romo Felix Supranto SS.CC. Romo Felix mengawali seminar dengan memberikan kesaksian tentang mujizat yang Romo alami sehingga bisa sembuh dari berbagai penyakit yang dideritanya dengan meneladani Bunda Maria dan selalu bersyukur dan tetap setia berdoa kepada Tuhan dalam keadaan apapun juga.

Penderitaan Bunda Maria diringkas dalam tujuh kedukaan yaitu

  1. Nubuat Simeon, renungan bagi kita : bersyukur jauh lebih baik daripada mengeluh, mengeluh hanya akan menambah masalah, masalah menghambat doamu dan membuat kesal orang- orang di sekitarmu
  2. Melarikan Yesus ke Mesir, renungan bagi kita : hidup sebagai pengembara menuju kota abadi, jangan terlekat pada hal- hal duniawi. Tiada rahmat tanpa derita.
  3. Hilangnya Yesus di Bait Allah, renungan bagi kita : semua dukacita Maria menjadi dukacita kita sendiri.
  4. Perjumpaan Bunda Maria dengan Yesus saat Ia menjalani hukuman mati, renungan bagi kita : teladani Bunda Maria, lihatlah Tuhan jangan melihat sakitmu dan jangan fokus pada diri sendiri tetapi fokuslah pada orang- orang yang menjadi tanggung jawabmu.
  5. Yesus Wafat, renungan bagi kita : kita harus setia dalam salib sebagai rahmat pertobatan.
  6. Lambung Yesus ditikam dan jenazahnya diturunkan dari salib, renungan bagi kita : berhenti menyiksa hati Bunda Maria, kita yang berdosa melukai hati Yesus.
  7. Yesus dimakamkan, renungan bagi kita : menghibur Bunda Maria dengan menangisi dosa- dosa kita dan menghormati Bunda Maria dan Yesus melalui Ekaristi Kudus.

Tujuh duka Bunda Maria bukan sekedar kesedihan atau depresi ibu yang bersedih namun mengandung misteri harapan dalam duka yang dialami oleh Bunda Maria. Cinta Bunda Maria yang sedemikian besar pantas mendapatkan terima kasih dari kita dan rasa terima kasih itu patut dinyatakan dengan setidak-tidaknya merenungkan dan berbelas kasihan kepadanya dalam dukacitanya. Setelah sesi seminar, acara kemudian dilanjutkan dengan Misa, Adorasi dan doa penyembuhan bagi peserta yang ingin didoakan.