BAPA SUCI MINI MENYAMBUT BAPA SUCI DI FATIMA
Dipublikasikan tanggal 17 May 2017
BAPA SUCI MINI MENYAMBUT BAPA SUCI DI FATIMA
Orang Tua Membayar Nazar
“Bapa Suci Mini” Diego Guerreiro menguasai jaringan media sosial ketika dia muncul dengan pakaian kepausan di Fatima. Namun, siapa yang pernah menyangka bahwa di balik senyuman bayi berusia 10 bulan itu terdapat kisah pergumulan yang mengharukan?
Diego Guerreiro berasal dari Pinhal Novo. Dia lahir prematur ketika kandungan ibunya berusia 33 minggu. Ketika dilahirkan beratnya hanya 1,675 kg dan tingginya 40 cm. Kepada awak media tvi24, ibunya Carla bercerita bahwa dia tidak dapat melihat bayinya setelah melahirkannya, karena harus dirawat di ruang perawatan intensif. Rupanya anak ini memiliki masalah tersedak akut. Para dokter tidak dapat menjelaskan penyebabnya.
Diego dirawat selama 76 hari di Hospital de Santa Maria. Kondisinya turun naik dan selama masa perawatan kebanyakan menginap di ruang perawatan intensif neonatal sambil dibantu dengan alat pernafasan. Sehari sebelum rencana kepulangannya ke rumah, kesehatan Diego kembali memburuk dan dikembalikan ke ruang perawatan intensif. Pada saat itulah Carla meminta, supaya Paus Fransiskus berdoa untuk putranya dan berjanji bahwa apabila Bapa Suci berada di Fatima, dia akan membawa putranya ke tempat peziarahan itu. Nazar itu dibayarnya ketika Bapa Suci mengunjungi Fatima dalam rangka peringatan 100 tahun penampakan Santa Perawan Maria di Fatima.
Pada hari Kamis tanggal 11 Mei 2017, keluarga Diego telah tiba di Fatima. Mereka bermalam di dalam mobil supaya pada jam 8 pagi bisa tiba di tempat peziarahan. Mereka berhasil mendapatkan tempat untuk menunggu kedatangan Paus Fransiskus di dekat pembatas koridor yang akan dilewati oleh mobil paus.
Akan tetapi, sang ibu yang juga memiliki putra lain berusia 7 tahun ini, tidak hanya sekedar ingin membawa putra bungsunya ke Fatima. Bersama dengan ibunya, Carla memiliki ide untuk mendandani Diego dengan pakaian kepausan seperti Paus Fransiskus. Mereka mencari model pakaian di internet yang mudah untuk dijahit, lalu sang nenek menjahitkan pakaian itu. Untuk melengkapi kostum, Carla menambahkan sebuah rosario yang dihadiahkan oleh Paus Emeritus Benediktus XVI kepada ayah Diego ketika sedang berada di Fatima. Pada saat itu, ayah Diego menjadi salah satu anggota tim pengamanan Paus Benediktus. Sebagai kenang-kenangan, Paus Benediktus berkenan memberikan rosario tersebut kepadanya.
Kesehatan Diego memang belum pulih 100 persen. Kadang dia masih tersedak. Menurut ibunya, nafasnya bisa berhenti kapan saja. Namun, dia tetap tabah dan siap membantu anaknya ketika dibutuhkan. Setiap saat Deigo tersedak, Carla melupakan dirinya sebagai ibu Diego. Dia segera membalikkan badan anaknya, menepuk-nepuk punggungnya sampai pernafasannya kembali normal dan wajahnya yang membiru kembali memerah.