MISA HUT XXVIII GEREJA SANTO LUKAS
Dipublikasikan tanggal 20 August 2017
MISA HUT KE-28 PAROKI SUNTER GEREJA SANTO LUKAS
Hari Sabtu 19 Agustus 2017 Paroki Sunter Gereja Santo Lukas merayakan HUT yang ke 28. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Vikjen KAJ, yaitu Romo Samuel Pangestu Pr bersama Pastor Kepala Paroki dan tujuh pastor lainnya dari Biara OFMConv. Umat sangat antusias menghadiri misa ini hingga memenuhi gereja hingga ke pelataran luar.
Pada kotbahnya, Romo Samuel mengajak umat paroki merenungkan bacaan Injil yang mengisahkan tentang iman seorang perempuan Kanaan yang memohon kesembuhan dari Yesus untuk anaknya yang kerasukan setan. Meskipun Yesus mengatakan bahwa kedatanganNya hanya untuk domba yang hilang dari umat Israel, Ibu ini tetap memohon kepada-Nya, bahkan sampai ia merendahkan dirinya, menyamakan dirinya seperti anjing yang makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya. Yesus pun mengatakan kepadanya, “Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki.”
Romo Samuel mengajak umat untuk meneladani iman Bunda Maria yang memberikan ruang Roh Kudus untuk berkarya dalam dirinya. Bunda Maria fokus pada kekuatan Allah, sehingga ia menyerahkan dirinya dalam ungkapannya, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.” Romo Samuel mengingatkan bahwa saat kita dibaptis dan menerima Sakramen Krisma, ada Roh Kudus dalam diri kita. Kenapa bukan itu yang menjadi perhatian kita? Kita jarang bicara tentang kekuatan ilahi yang ada di dalam diri kita.
Iman memiliki unsur: percaya, taat, dan penyerahan diri. Kita jarang berpikir bahwa melalui sakit Tuhan hendak menurunkan rahmat dan berkat. Kalau diperhatikan, dalam bacaan Injil tampak adanya dialog antara si Ibu dengan Yesus. Jika dialog ini diartikan sebagai doa, maka iman yang terungkap lewat doa itu adalah jalan mendapatkan rahmat kesembuhan Tuhan. Dialog (doa) yang terjadi ini bisa jadi bukan kejadian sekali atau dua kali, bahkan banyak kali. Disitulah keteguhan iman. Pernyataan iman yang ditunjukkan oleh si Ibu yang tetap bertahan meskipun sudah dihina akhirnya menyentuh hati Yesus. Jadi, tetaplah berdoa.
Namun demikian, kita perlu tahu diri pula dalam berdoa. Tuhan bukanlah mesin ATM, setiap kali tekan akan keluar uang. Jika tidak keluar, mesin ditendang. Sesudah keluar uang, mesin ditinggalkan. Jangan juga membuat Tuhan “kepo” memenuhi permintaan atas hal-hal yang tidak penting. Ada situasi yang bisa diatasi dengan daya dari diri sendiri, ada yang memang membutuhkan kuasa Tuhan untuk masalah tersebut. Percayalah akan daya Roh Kudus, di dalamnya tidak ada ketakutan, yang ada adalah harapan untuk masa depan dan keyakinan bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita sendirian.
Di akhir kotbah, Romo Samuel menyampaikan kisah tentang seorang beriman yang kurang mampu secara ekonomi, didatangi oleh temannya yang membutuhkan bantuan karena anaknya sakit keras. Meskipun uang yang tersisa adalah uang untuk makan keluarganya, akhirnya orang yang beriman ini memberikan uangnya untuk temannya. Tuhan tidak pernah tidur. Orang jahat saja diberi kesempatan untuk makan, minum, dan hidup, apalagi orang yang beriman. Tak lama setelah orang beriman ini memberikan uangnya kepada temannya, usahanya menjadi luar biasa.
Dengan iman yang seperti itu, kita berharap Gereja Santo Lukas semakin berkembang dan dewasa. Kita ingin Kerajaan Allah hadir di tengah-tengah dunia dan menyelamatkan jiwa-jiwa.
Proficiat Gereja Santo Lukas!