#SAVEALFIEEVANS#
Dipublikasikan tanggal 26 April 2018
#SAVEALFIEEVANS#
Perjuangan Seorang Bayi untuk Mempertahankan Hidupnya
Alfie Evans adalah anak laki-laki berusia 23 bulan yang menderita penyakit syaraf serius dan sedang berjuang keras untuk mempertahankan hidupnya. Kasus ini terjadi di Inggris dan telah menarik perhatian seluruh dunia.
Tim dokter yang merawat Alfie di Rumah Sakit Anak-anak Alder Hey (Liverpool, Inggris) mengajukan permohonan kepada pengadilan supaya mereka diizinkan untuk mencabut alat-alat bantu yang menopang kehidupan anak malang tersebut, karena mereka berpendapat bahwa Alfie tidak lebih daripada seorang manusia semi vegetatif dan semua upaya untuk mempertahankan hidupnya tidak berguna lagi. Permohonan pihak rumah sakit ini mendapat perlawanan keras dari orang tua Alfie. Pada tanggal 20 Februari 2018 pengadilan yang dipimpin oleh hakim Anthony Hayden mengabulkan permohonan pihak rumah sakit.
Orang tua Alfie, Tom Evans dan Kate James, mengajukan banding atas keputusan pengadilan tingkat pertama, namun upaya banding ini kandas dengan keputusan pengadilan tinggi pada tanggal 6 Maret 2018. Salah seorang hakim tinggi yang memutuskan perkara banding tersebut, King, menyatakan bahwa berdasarkan MRI pada bulan November 2017, 70 persen dari jaringan penghubung abu-abu (Grey Matter) dari otak Alfie sudah mengalami kerusakan.
Tidak puas dengan keputusan pengadilan tingkat pertama dan pengadilan tinggi, kedua orang tua Alfie mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Inggris. Mereka kembali harus menelan pil pahit setelah Mahkamah Agung menolak kasasi mereka dengan keputusan tertanggal 20 April 2018. Pertarungan hidup mati Alfie menarik perhatian seluruh dunia dengan kehadiran “Alfie’s Army” yang beranggotakan puluhan ribu simpatisan melalui jejaring sosial.
Pada tanggal 18 April 2018 Paus Fransiskus menerima Thomas Evans dalam sebuah audiensi pribadi. Sehari kemudian, direktur rumah sakit Bambino Gesú, yang lebih dikenal dengan nama Rumah Sakit Paus, Mariella Enoc, menyatakan bahwa Bapa Suci telah meminta kepadanya untuk melakukan segala sesuatu “yang mungkin dan tak mungkin” untuk menyelamatkan nyawa Alfie Evans. Sayang keputusan Mahkamah Agung pada tanggal 20 April 2018 juga melarang kedua orang tua Alfie untuk membawa anak mereka ke Roma.
Akhirnya, pihak Rumah Sakit Alder Hey mencabut alat-alat bantu yang menopang kehidupan Alfie pada tanggal 23 April jam 21.00. Namun, anak kecil itu tidak segera kehilangan nyawanya, melainkan mulai bernafas dengan paru-parunya sendiri. Setelah kira-kira sembilan jam, akhirnya pihak rumah sakit kembali memberinya infus dan oksigen.
Pada hari itu juga negara Italia memberikan status kewarganegaraan kepada Alfie, dan menyiapkan sebuah pesawat lengkap dengan tim medis yang dapat mengangkut Alfie dari Liverpool Inggris ke kota Roma untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut di Rumah Sakit Bambino Gesú milik Vatikan. Dalam berbagai kesempatan Paus Fransiskus menyatakan kecemasannya terhadap kondisi Alfie. Dalam tweet-nya pada tanggal 23 April 2018 Bapa Suci menyatakan bahwa beliau sangat terharu dengan doa-doa dan solidaritas yang begitu luar biasa terhadap Alfie Evans, sehingga terpanggil untuk mendengarkan keluhan kedua orang tua Alfie dan mengabulkan permohonan mereka, agar sang buah hati dapat dirawat di tempat lain.
(dari berbagai sumber)