AJARAN TENTANG ALLAH TRITUNGGAL DALAM PERJANJIAN BARU
Dipublikasikan tanggal 29 April 2018
Ajaran tentang ALLAH TRITUNGGAL dalam Perjanjian Baru
Rabu 25 April 2018, Seksi Kerasulan Kitab Suci (SKKS) St.Lukas kembali mengadakan pengajaran kitab suci. Untuk kali ini tema pengajarannya tentang bagaimana kita memahami Iman akan Allah Tritunggal melalui kesaksian Kitab Suci Perjanjian Baru, yang dibawakan oleh Romo Dr. Vitus Rubianto SX. Romo Vitus adalah Pastor dari Serikat Xaverian, yang juga Dosen Pengajar di STF Driyarkara dan di KPKS Jakarta. Sekitar 105 peserta umat paroki tampak hadir mengikuti pengajaran yang bertempat di Pondok Paroki.
Dalam pemaparannya, Romo Vitus menjelaskan bahwa bahasa kitab suci sendiri, yang lebih sesuai dengan cara berpikir kita adalah "Bahasa Pengalaman" : lebih konkret dan dinamis. Maka sebaiknya pembicaraan mengenai Allah Tritunggal tidak dimulai dengan rumusan "satu Allah tiga pribadi", tetapi dengan kesaksian Kitab Suci. Iman akan Allah Tritunggal sebagaimana dapat dipahami dalam Perjanjian Baru adalah rangkuman dari seluruh sejarah perwahyuan Allah dan tanggapan dari manusia.
Lanjut Romo menjelaskan, inti pokok iman akan Allah Tritunggal itu adalah keyakinan bahwa Allah Bapa menyelamatkan manusia dalam Yesus Kristus, PuteraNya, melalui Roh Kudus. Bagaimanakah semua itu sampai pada pemahaman akan Allah sedemikian? Sebabnya tidak lain adalah peristiwa Paskah. Paskah atau kebangkitan Kristus adalah peristiwa yang terjadi oleh kekuasaan Bapa, yang "membangkitkan" Kristus, anakNya dan menerima sepenuhnya kodrat manusiaNya - bersama dengan tubuhNya - dalam Tritunggal. Yesus secara definitif sebagai Putra Allah menurut Roh Kekudusan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah anak Allah yang berkuasa.
Di akhir pengajaran Romo Vitus menambahkan kutipan dari St. Agustinus yaitu "Kristus meskipun di surga juga ada bersama kita dan kita meskipun di dunia, juga bersama dengan Dia. Ia bersama kita dalam ke-Allah-an, kuasa, serta kasihNya dan kita, meskipun tidak dapat bersama Dia dalam ke-Allah-anNya seperti Ia bersama kita, namun dapat bersama Dia dalam kasih, dalam cinta kepada Dia. Ia tidak meninggalkan surga, ketika Ia turun dari surga kepada kita dan Ia tidak meninggalkan kita, ketika Ia naik lagi ke surga. Kata-kataNya sendiri menyatakan bahwa Ia ada di surga, sewaktu ada di dunia. 'Tidak ada orang naik ke surga selain Ia yang turun dari surga, Putera manusia yang ada di surga'. Ia mengatakan ini berdasarkan kesatuan antara kita dengan Dia, sebab Ia adalah kepala dan kita tubuhNya. Kata-kata 'tidak ada orang selain' itu benar, karena kita ini Kristus dalam arti bahwa Ia Putera Manusia karena kita, dan kita Putera Allah karena Dia."
Ringkasnya, semua ini mestinya berawal dari pengalaman pribadi, entah dalam perjumpaan atau dari bacaan dan permenungan Sabda Tuhan bersama saudara seiman.
Artikel: Nova Lewan