KOMUNIKASI SOSIAL PEMBAWA DAMAI
Dipublikasikan tanggal 14 May 2018
Komunikasi Sosial Pembawa Damai
Perayaan Ekaristi Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-52 dan INMI & Hidup Award 2018
Dalam perayaan Ekaristi Hari Komunikasi Sosial Sedunia yang ke-52 di Gereja Katedral St. Perawan Maria Diangkat ke Surga, Bapak Uskup Mgr.Ignatius Suharyo menyampaikan homili tentang pesan Bapa Paus Fransiskus terkait peran komunikasi sosial bagi pewartaan. Ada dua pesan besar:
1. Hendaknya kita melawan berita bohong.
Telah diketahui bahwa berita-berita bohong yang disebarkan melalui media sosial diciptakan oleh suatu perusahaan yang memang sengaja mengambil keuntungan dari berita-berita bohong dan menebarkan ajaran-ajaran kebencian. Dasar dari tindakan tersebut adalah keserakahan. Perusahaan ini hendak meraup uang dengan cara apapun bahkan dengan cara yang mencederai kemanusiaan dan merusak persaudaraan. Fakta dan data dipelintir dengan maksud menghadirkan berita palsu.
Pemelintiran kebenaran sebenarnya sudah ada sejak awal hidup manusia. Pada kitab Kejadian, saat ular menggoda Hawa di Firdaus, ular berkata, “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” (Kej 3: 1). Ini adalah pemelintiran kebenaran. Sebab Firman Allah mengatakan bahwa semua buah pohon-pohonan di dalam taman boleh dimakan, kecuali buah dari pohon yang ada di tengah taman. Hawa pun menyatakan kekeliriuan ular dan mengatakan, “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati” (Kej 3:2-3). Lalu sekali lagi ular memelintir kebenaran dengan mengatakan, “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah akan mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannyamatamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat” (Kej 3:4-5).
Di sini ditunjukkan bahwa manusia dibohongi ular untuk menjadi serakah, dan keserakahan terbesar adalah: menjadi Allah.
2. Kita mendapat kekuatan Roh Kudus untuk menyampaikan kebenaran.
Dalam terang Roh Kudus, kita mendapat kekuatan untuk menyampaikan kebenaran. Kita usung jurnalisme damai! Jurnalisme damai dapat dilihat dari cirinya, yaitu menghasilkan buah yang baik. Sebagai contoh dari jurnalisme damai: beberapa waktu lalu sebuah media masa besar nasional selama satu minggu memberitakan suku Asmat dan Agats yang mengalami penderitaan. Ulasan yang sangat baik hingga pemimpin negeri ini mulai bergerak memberikan perhatian kepada dua suku tersebut, yang kemudian menimbulkan gerakan sosial masyarakat untuk menolong mereka. Pada jaman dahulu, untuk bisa menjadi wartawan, seseorang perlu sekolah jurnalisme dulu. Sekarang setiap orang bisa menjadi wartawan untuk anak-anak kecil, namun berita yang kita wartakan adalah kebenaran menurut versi kita pribadi.
Diharapkan, para pelaku komunikasi sosial menyampaikan pemikiran dan ulasan yang mendorong pembaca untuk mewujudkan iman dan perbuatan-perbuatan baik. Masing-masing dari kita menyampaikan berita yang mendorong keadilan dan kesejahteraan untuk membangun persaudaraan sejati.
Dalam rangka merayakan hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-52, Komisi Komunikasi Sosial KAJ menyelenggarakan INMI & Hidup Award sebagai ajang apresiasi karya-karya penggerak dan pelaku Komsos di paroki dan keuskupan pada Minggu 13 Mei 2018 pk 18.30-21.00 di Aula Katedral.
Selain pembacaan penerima penghargaan, acara ini menyuguhkan tari-tarian dari berbagai agama di Indonesia, seperti misalnya Tari Seribu Tangan dari agama Budha, Tari Sufi dari agama Islam, Tari Pendet dari Agama Hindu.
Dari ajang penghargaan tersebut, Paroki Sunter Gereja St. Lukas meraih penghargaan untuk kategori Renungan Terbaik pada Website (Judul: Reformasi Spiritual Dimulai dari Peduli Sampah) dan Foto Terbaik.
Selain itu, karya tim Komsos St. Lukas juga mendapat nominasi untuk:
A. Website:
- Berita terbaik: “Peringatan hari orang sakit sedunia XXVI”
- Best of the Best
B. Majalah Warta:
- Layout (tata letak) terbaik
- Berita terbaik: “Pembukaan Tahun Persatuan: Kita Bhineka, Kita Indonesia”
- Penggunaan Bahasa Indonesia terbaik
Sementara para pemenang untuk kategori lainnya adalah:
A. Website
- Berita terbaik: “Mgr Paskalis: Menjadi manusia Paskah yang Indonesia” www.bmvkatedralbogor.org
- Feature terbaik: “Senyum Terindah” Santoagustinus.id Paroki Karawaci
- Penyajian informasi terlengkap: www.parokipulogebang.org
B. Majalah Paroki
- Renungan terbaik: “Memiliki hati yang bersyukur” Merasul – Paroki Bojong Indah
- Berita terbaik: “KAKC: Para Penjaga Kali Ciliwung” Warta Padua – Paroki BIdaracina
- Feature terbaik: “Keindahan di balik rentetan persoalan” Komunika – Paroki Serpong St. Monika
- Layout/Tata letak terbaik: Warta Ambrosius – Paroki Vila Melati Mas
- Ilustrasi terbaik: Gereja St. Robertus Belarminus – Gereja dengan Ornamen Orgel Bambu” – SHALOM – Jendela Informasi Pembaruan Karismatik Katolik
- Cover terbaik: Salibmu Ubah Hidupku – INRI (Informasi Refleksi Iman) Paroki Cileduk
- Pemakaian Bahasa Indonesia terbaik: Majalah Imakulata – Paroki Kalideres
- Warta mingguan terbaik: Buletin Mingguan Warta RC
C. Film Pendek
- Juara 1: Mbak Liem Bukan sembarang Limbah – Forum pengurus Komsos Dekenat Bekasi
- Juara 2: Membela yang tak berdaya – Komsos Paroki Vila Melati Mas
- Juara 3: Yang Kaukasihi, Kukasihi – Komsos Paroki St. Theresia
D. Best of the best Hidup Award (Majalah): Majalah Imakulata – Paroki Kalideres
E. Best of the best INMI Award (Website): www.bmvkatedralbogor.org
Adapun para juri pada ajang penghargaan ini adalah Sihol Siagian (Wakil pemimpin Redaksi “HIDUP”), Hendrasmo (Tenaga Ahli Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik KemKominfo) dan Suryo Susilo (Ketua LSM Biru Voice – Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup).
Klik disini untuk lihat Foto-Foto Inmi & Hidup Award 2018