JAMBORE NASIONAL SEKAMI PONTIANAK
Dipublikasikan tanggal 09 July 2018
JAMBORE NASIONAL SEKAMI PONTIANAK
Kerja sama antar Keuskupan di Indonesia yang menitikberatkan pada pendampingan remaja Katolik pada tahun ini ditandai dengan Kongres Nasional Di Pontianak. Keuskupan Agung Jakarta mengutus 20 peserta didampingi oleh 8 pendamping, Sr. Leonora FCH dan Dirdios KKI KAJ RD Yohanes Wisnu Raditya Wicaksono Pr, untuk mengikuti acara yang dikemas dalam bentuk jambore pada 3-6 Juli 2018. Berikut ini cerita Sergio Tedy, pendamping Bina Iman Remaja dari Gereja St Lukas.
Pengalaman mengikuti Jambore Nasional Sekami di Pontianak merupakan hal yang sangat berkesan bagi saya. Betapa tidak, teman-teman misioner dari Sabang sampai Merauke berkumpul dengan satu tujuan, yaitu menjadi remaja misioner yang berkomitmen dan berintegritas. Peran sebagai pendamping juga membuat saya belajar banyak tentang bagaimana melayani kelompok remaja yang menjadi tanggung jawab saya, dengan segala keberagaman latar belakang mereka. Keseluruhan 1300 peserta dari 35 Keuskupan dan peserta tamu dari Keuskupan Kuching dan Timor Leste dibagi menjadi beberapa keluarga, masing-masing terdiri atas 25-28 orang yang asalnya berbeda-beda. Saya sendiri di keluarga Santo Klaudius,dengan teman-teman dari Merauke, Sanggau, Samarinda, Pontianak, Ketapang, Kupang, Manado, Malang, Semarang, Palembang dan Surabaya.
Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu, baru kali ini saya alami dengan sangat nyata. Teman-teman berbicara satu bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, namun dengan logat dan cara yang berbeda. Di sini, kami mengalami persinggungan langsung dengan berbagai budaya. Musik dan tarian dari berbagai daerah tidak terasa asing, bahkan langsung memanggil kami untuk bersama memuji dan memuliakan nama-Nya. Kami saling menyapa, berjabat tangan,bahkan berpelukan layaknya sahabat. Kebersamaan dan tawa yang hangat di antara kami membuat kami rekat satu sama lain, wujud nyata dari kebhinnekaan.
Hal yang paling seru adalah saling tukar cerita tentang pengalaman pelayanan di berbagai Paroki. Kami berbagi tentang acara yang diselenggarakan masing-masing paroki, keuskupan maupun regio, terutama tentang bagaimana menanamkan semangat misioner bagi para remaja. Selama Jambore Nasional, para peserta dan pendamping diminta untuk bersikap misioner, misalnya mandi misioner yang artinya tidak berlama-lama dan menyebabkan antrian yang panjang atau makan misioner dengan bersyukur dan menyantap semua makanan yang disediakan. Saya juga belajar banyak tentang berbagai games yang baru dan keren untuk meningkatkan semangat peserta sebelum sesi. Para peserta terlihat sangat bersemangat untuk bernyanyi, menari, bahkan sangat aktif bertanya di berbagai sesi.
Kami semua sebagai peserta dan pendamping JAMBORE NASIONAL SEKAMI 2018 berkomitmen untuk terus menjadi garam dan terang bagi orang-orang di sekitar kami, baik dalam keluarga, sekolah, masyarakat dan bangsa. Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada pihak paroki, panitia dan semua pihak yang terlibat karena memberikan kesempatan mendapatkan pengalaman yang luar biasa ini. Semoga kami bisa terus membagikan sukacita dan mengembangkan apa yang kami dapat untuk kemajuan Bina Iman Remaja di paroki kami masing-masing.
Salam misioner 2D2K, Sergio Tedy