HARI SABTU SUCI DAN MALAM PASKAH
Dipublikasikan tanggal 11 April 2020
- HARI SABTU SUCI DAN MALAM PASKAH
Dua Belas Hal yang Harus Diketahui
Ketika umat Katolik mendaraskan Syahadat Iman, mereka menyatakan bahwa Yesus “turun ke tempat penantian”. Hari Sabtu Suci adalah hari yang memperingati peristiwa tersebut. Ada dua belas hal yang perlu diketahui mengenai hari ini:
1. Apa yang terjadi pada hari Sabtu Suci yang pertama?
Pada saat itu para murid Yesus meratapi kematian-Nya, namun mereka beristirahat karena hari itu merupakan hari Sabat. Penginjil Lukas mencatat bahwa beberapa wanita yang datang bersama-sama dengan Yesus “pulang dan menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat” (Luk 23:56). Di makam Yesus penjaga-penjaga menjaga kubur Yesus agar supaya murid-murid Yesus tidak mencuri mayat-Nya (Mat 27:62-66).
2. Apa yang terjadi pada diri Yesus ketika berada di tempat penantian?
Menurut Katekismus Gereja Katolik #633-634:
- Kitab Suci menamakan tempat perhentian orang mati, yang dimasuki Kristus sesudah kematian-Nya "neraka", "sheol" atau “hades", karena mereka yang tertahan di sana tidak memandang Allah. Itulah keadaan semua orang yang mati sebelum kedatangan Penebus, apakah mereka jahat atau jujur. Tetapi itu tidak berarti bahwa mereka semua mempunyai nasib sama. Yesus menunjukkan hal itu kepada kita dalam perumpamaan tentang Lasarus yang miskin, yang diterima "dalam pangkuan Abraham". Jiwa orang jujur, yang menantikan Penebus dalam pangkuan Abraham, dibebaskan Kristus Tuhan waktu Ia turun ke dunia orang mati. Yesus tidak datang ke dunia orang mati untuk membebaskan orang-orang terkutuk dari dalamnya, juga tidak untuk menghapuskan neraka, tempat terkutuk, tetapi untuk membebaskan orang-orang benar, yang hidup sebelum Dia.
- "Juga kepada orang-orang mati, Injil diwartakan” (1 Ptr 4:6). Dengan turunnya Yesus ke dunia orang mati, selesailah sudah penyampaian warta gembira mengenai keselamatan. Itulah tahap terakhir perutusan Yesus sebagai Mesias - tahap yang menurut rentang waktu sangat singkat, tetapi menurut nilainya tidak dapat diukur: penyebar-luasan karya penebusan kepada semua orang dari segala waktu dan tempat, karena penebusan diperuntukkan bagi semua orang benar.
3. Bagaimana cara umat merayakan hari ini?
Menurut Dokumen Gerejawi “Perayaan Paskah dan Persiapannya” #73-74:
- Pada hari Sabtu Paskah Gereja tinggal di makam Tuhan, merenungkan Penderitaan, Wafat dan turun-Nya ke alam maut dan menantikan Kebangkitan-Nya dengan puasa dan doa. Amat dianjurkan, untuk merayakan ibadat bacaan dan ibadat pagi bersama jemaat. Di mana hal ini tak mungkin, hendaknya diadakan ibadat Sabda atau kebaktian yang sesuai dengan misteri hari ini.
- Gambar Kristus – pada salib, beristirahat di makam atau turun ke alam maut -, yang menjelaskan misteri Sabtu Paskah, atau juga gambar Bunda berduka, dapat dipasang dalam gereja untuk dihormati kaum beriman.
4. Apakah sakramen-sakramen dirayakan pada hari ini?
Pada dasarnya, tidak! “Perayaan Paskah dan Persiapannya” #75 menjelaskan:
- Pada hari ini Gereja tidak merayakan Kurban Misa. Komuni suci hanya dapat diberikan sebagai bekal suci. Perayaan sakramen perkawinan dan sakramen-sakramen lain, kecuali sakramen tobat dan orang sakit, tidak boleh diberikan.
5. Apa yang dimaksud dengan Malam Paskah atau Sabtu Vigili?
Malam ini Gereja berjaga dalam doa (Latin: vigili, Jawa: tuguran, tirakat) dengan merayakan suatu liturgi agung untuk mengenangkan saat-saat Tuhan bangkit dari kematian. Gereja sesungguhnya sedang menantikan kedatangan Tuhan kembali. Inilah “bunda dari segala malam tirakat (vigili)”. Suatu malam pembebasan, seperti ketika bangsa Israel tetap berjaga-jaga menantikan Tuhan yang akan lewat dan membebaskan mereka dari penindasan bangsa Mesir. Malam Tuhan lewat (pesach) yang dikenangkan bangsa Israel setiap tahun itu melambangkan saat kebangkitan Kristus (Paskah), malam pembebasan sejati, saat Kristus bangkit sebagai pemenang atas maut. Gereja juga memperingatinya setiap tahun.
Menurut “Perayaan Paskah dan Persiapannya” #80:
- Sejak semula Gereja menjalani Paskah tahunan, hari raya tertinggi, dalam perayaan malam. Karena Kebangkitan Kristus adalah dasar iman kita dan harapan kita; oleh baptis dan krisma kita dimasukkan ke dalam misteri Paskah: mati bersama Dia, kita dimakamkan bersama Dia, dibangkitkan bersama Dia dan akan berkuasa bersama Dia juga. Tirakatan ini juga ditujukan kepada penantian kedatangan Tuhan kembali.
6. Kapan Gereja merayakan Sabtu Vigili?
“Perayaan Paskah dan Persiapannya” #78 menjelaskan:
- Seluruh perayaan Malam Paskah dilaksanakan waktu malam: tak boleh diadakan sebelum gelap atau berakhir setelah fajar Minggu. Peraturan ini harus ditepati secara ketat. Penyelewengan dan kebiasaan yang terjadi di sana sini, yakni merayakan Malam Paskah pada waktu biasanya diadakan Misa Sabtu sore, tak dibenarkan. Alasan yang kadang-kadang diajukan untuk memajukan waktu perayaan Malam Paskah, misalnya kerawanan publik, tidak diberlakukan di malam Kelahiran Tuhan atau bila menyangkut acara macam-macam.
Lilin Paskah Diberkati pada Perayaan Malam Paskah
7. Apa yang terjadi pada Sabtu Vigili?
Menurut “Perayaan Paskah dan Persiapannya” #81:
- Malam Paskah mempunyai struktur sebagai berikut:
Setelah perayaan cahaya pendek dan madah Paskah (Bagian I) Gereja Kudus merenungkan karya agung yang dilaksanakan Allah Tuhan pada umat-Nya sejak semula (Bagian II, ibadat Sabda), sampai ia bersama anggota-anggota baru yang dilahirkan kembali dalam baptis (Bagian III), diundang Tuhan ke meja yang disediakan-Nya bagi umat-Nya, sebagai kenangan akan wafat dan Kebangkitan-Nya, sampai ia datang kembali (Bagian IV). Urutan tata perayaan ini tak boleh diubah atas kuasa sendiri.
8. Apa yang terjadi selama Liturgi Cahaya (Lucernarium)?
Menurut “Perayaan Paskah dan Persiapannya” #82-83:
- Bagian I terdiri dari tindakan simbolis, yang hendaknya dilaksanakan seluruhnya dalam segala keindahannya, agar maknanya seperti diungkapkan dalam pengantar dan doa-doa, menjadi jelas bagi kaum beriman. Bila mungkin, sebaiknya di luar gereja di tempat yang sesuai diletakkan perapian untuk memberkati api; hendaknya cukup besar, agar nyala sungguh menembus kegelapan dan malam menjadi terang. Lilin Paskah demi kesungguhan tanda, harus sungguh lilin dari malam dan setiap tahun lilin baru; hanya boleh dipakai satu lilin Paskah, cukup besar tetapi tak pernah boleh buatan, agar dapat menjadi tanda bagi Kristus, yang adalah cahaya dunia. Ia diberkati dengan tanda dan kata yang ditetapkan dalam buku misa yang dapat diganti oleh Konferensi Waligereja dengan yang lain.
- Dengan prosesi umat memasuki gereja dan diterangi hanya oleh cahaya lilin Paskah. Seperti putra-putra Israel di malam dibimbing oleh tiang api, demikian pula orang-orang kristiani pada gilirannya mengikuti Kristus dalam kebangkitan-Nya. Dalam prosesi itu jawaban umat “Syukur kepada Allah” dapat ditambahkan seruan untuk menghormati Tuhan. Dari lilin Paskah cahaya dibagikan kepada lilin-lilin yang dibawa semua, sementara cahaya listrik masih belum dinyalakan.
Umat Mengikuti Sang Terang Dunia Sebagaimaan Bangsa Israel Mengikuti Tiang Api
9. Apa yang terjadi selama Madah Pujian Paskah dinyanyikan?
Menurut “Perayaan Paskah dan Persiapannya” #84:
- Diakon mewartakan madah Paskah yang menyanyikan misteri Paskah dalam kata-kata puitis, tertampung dalam seluruh sejarah keselamatan. Bila tiada diakon, dan bukan imam sendiri yang dapat menyanyikan madah Paskah, dapat diserahkan kepada seorang penyanyi. Konferensi Uskup dapat menyesuaikan madah Paskah itu dengan memasukkan aklamasi jemaat.
10. Apa yang terjadi selama Liturgi Sabda?
Menurut “Perayaan Paskah dan Persiapannya” #85 dan #87:
- Bacaan-bacaan dari Kitab Suci merupakan bagian kedua perayaan Malam Paskah. Di dalamnya dilukiskan karya-karya agung sejarah keselamatan yang harus direnungkan kaum beriman dengan tenang; mereka dibantu nyanyian mazmur tanggapan, keheningan meditatif dan doa-doa setelah bacaan. Perayaan Malam Paskah yang dibaharui mempunyai tujuh bacaan dari Perjanjian Lama, yakni dari Taurat dan para Nabi, yang sebagian besar berasal dari tradisi kuno Timur dan Barat, dan dua bacaan dari Perjanjian Baru, satu bacaan surat Rasul dan Injil. Demikianlah Gereja menjelaskan misteri Paskah Kristus “dengan berpangkal pada Musa dan semua Nabi”. Maka dari itu, haruslah dibacakan semua bacaan, di mana mungkin, agar terpelihara ciri tirakatan yang memang memerlukan waktu yang lebih lama. Tetapi bila ada alasan pastoral untuk mengurangi jumlah bacaan itu, haruslah sekurang-kurangnya dipakai tiga bacaan dari Perjanjian Lama, yakni dari kitab Taurat dan Nabi-nabi; dalam pada itu harus ada bacaan dari bab ke 14 dari Kitab Keluaran dengan kantikum-nya.
- Setelah bacaan Perjanjian Lama dinyanyikan gloria dan lonceng-lonceng dibunyikan, di mana lazim; lalu diikuti doa pembukaan dan orang beralih kepada bacaan-bacaan dari Perjanjian Baru. Sebagai epistola dibacakan nasihat Rasul Paulus tentang baptis sebagai inisiasi ke dalam misteri Paskah Kristus. Semua berdiri dan dengan meriah ketika imam menyanyikan aleluya, tiga kali dan setiap kali lebih tinggi, dan umat mengulanginya. Bila perlu, aleluya dinyanyikan pemazmur atau penyanyi; umat mengulanginya sebagai sisipan antara ayat-ayat mazmur 118, yang begitu sering dipakai para Rasul dalam kotbah Paskah. Pemakluman Kebangkitan Tuhan dalam Injil merupakan puncak seluruh ibadat Sabda. Injil diikuti homili, meskipun pendek dan tak boleh diabaikan.
11. Apa yang terjadi selama Liturgi Baptis?
Menurut “Perayaan Paskah dan Persiapannya” #88-89:
- Bagian III Malam Paskah ialah perayaan baptis. Paskah Kristus dan Paskah kita kini dirayakan dalam sakramen. Hal ini dungkapkan sepenuhnya dalam gereja-gereja di mana ada tempat baptis, bila juga orang dewasa digabungkan pada Gereja atau sekurang-kurangnya anak-anak dibaptis. Juga bila tiada calon baptis, dalam gereja paroki diberkati air baptis. Bila pemberkatan tidak dilaksanakan pada tempat baptis, melainkan di dekat altar, air baptis kemudian dibawa ke tempat baptis, di mana ia disimpan selama seluruh masa Paskah. Di mana tiada orang dibaptis dan tiada pemberkatan air baptis, air diberkati untuk mengenang baptis dan untuk memerciki umat.
- Setelah itu dilaksanakan pembaharuan janji baptis, Imam mengatakan beberapa kata pengantar. Kaum beriman sambil berdiri memegang lilin yang menyala dan menjawab atas pertanyaan yang diajukan. Lalu mereka diperciki dengan air suci. Demikianlah dengan tanda dan kata mereka diingatkan akan baptis yang telah mereka terima. Imam menelusuri gereja dan memerciki jemaat, sementara semua menyanyikan antifon; “Vidi Aqua” – “Aku melihat air” atau nyanyian lain dengan ciri baptis.
Pemercikan Air untuk Mengenang Pembaptisan
12. Apa yang terjadi selama Liturgi Ekaristi?
Menurut “Perayaan Paskah dan Persiapannya” #90:
- Perayaan ekaristi adalah bagian IV perayaan Malam Paskah dan juga puncaknya, karena ekaristi adalah sakramen Paskah, kenangan akan kurban salib Kristus, kehadiran Tuhan yang Bangkit, penyelesaian inisiasi ke dalam Gereja dan antisipasi pesta Paskah abadi.