NOLI ME TANGERE
Dipublikasikan tanggal 22 July 2021
NOLI ME TANGERE
Janganlah Engkau Memegang Aku!
Hari ini tanggal 22 Juli Gereja merayakan Pesta St. Maria Magdalena. Wanita ini pertama kali diperkenalkan dalam Luk 8:1-3, sebagai wanita yang dibebaskan dari tujuh roh jahat. Nampaknya Maria Magdalena pernah menderita penyakit yang sangat parah dan disembuhkan oleh Yesus. Sebagai ucapan rasa syukurnya, dia lalu ikut dalam rombongan Yesus dan murid-murid-Nya bersama beberapa wanita lainnya (Yohana dan Susana). Para wanita ini menjadi donatur dan penyandang dana dari pelayanan Yesus mewartakan Injil dari kota ke kota dan dari desa ke desa.
Magdala adalah nama sebuah kota perikanan di pantai Danau Galilea. Kata Magdala berasal dari kata Ibrani “migdal” (מגדל) yang berarti “menara”. Pada waktu itu jarang sekali seorang wanita dikaitkan dengan kota kelahirannya, kecuali kalau dia adalah tokoh yang berpengaruh di kota itu. Keterangan dalam Luk 8:1-3 menunjukkan bahwa Maria Magdalena adalah seorang wanita yang kaya, sehingga kekayaannya barangkali membuatnya cukup berpengaruh di Magdala.
Pada tahun 591 M Paus Gregorius I dalam khotbah Paskahnya menyamakan tokoh Maria Magdalena dengan Maria dari Betania (Luk 10:39, saudara Marta dan Lazarus) serta tokoh perempuan berdosa anonim yang mengurapi kaki Yesus (Luk 7:36-50). Sejak saat itu Maria Magdalena disalahpahami sebagai tokoh perempuan pendosa sampai tahun 1969 ketika Paus Paulus VI mengoreksi kekeliruan tersebut. Namun, Maria Magdalena terlanjur dicap sebagai perempuan pendosa, terutama dalam karya-karya seni di mana dia kerap digambarkan sebagai wanita yang cantik dan berpakaian sexy.
Maria Magdalena adalah orang pertama yang berjumpa dengan Yesus yang bangkit (Yoh 20:11-18). Pada mulanya Maria Magdalena mengira bahwa Yesus adalah penunggu taman. Ketika Yesus memanggil namanya, barulah Maria sadar dengan siapa dia sedang berbicara. Namun, Yesus berkata kepadanya, “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu” (Yoh 20:17). Kemudian Maria Magdalena menyampaikan warta tentang kebangkitan Yesus kepada para murid. Oleh sebab itu Maria Magdalena diberi gelar “rasul dari para rasul” (apostola apostolorum).
Noli Me Tangere - Karya Alonzo Cano (1601-16670
Relikui St. Maria Magdalena berupa tengkoraknya ditemukan di Perancis Selatan di sebuah kota bernama St. Maximin-la-Sainte-Baume. Menurut tradisi, Maximin adalah salah seorang dari ketujuh puluh murid Yesus (Luk 10:1). Tengkorak itu disemayamkan di dalam makam (crypt) di Basilique Sainte Marie Madeleine, yang mulai dibangun pada tahun 1295. Menurut tradisi, di tempat inilah Maria Magdalena wafat dan dikebumikan oleh Maximin. Beberapa abad kemudian makam ini berhasil ditemukan dalam sebuah penggalian pada tanggal 10 Desember 1279. Pada saat diketemukan, sisa-sisa tubuh Maria masih cukup lengkap. Di sekitar makam itu juga ditemukan bejana kaca berisi tanah bercampur darah Yesus yang berhasil dikumpulkan oleh Maria Magdalena di kaki salib-Nya. Bejana ini disebut “Sainte Ampoule”.
Relikui St. Maria Magdalena
Ketika makam Maria Magdalena dibongkar pada tahun 1279, bau minyak wangi mengharumi udara di sekitarnya dan nampak sepotong kulit menempel pada dahi tengkorak Maria Magdalena, persis pada tempat tangan Yesus menyentuh dahinya pada saat menampakkan diri kepadanya. Para uskup yang menyaksikan penggalian tersebut menyebut potongan kulit itu sebagai “noli me tangere” dengan keyakinan bahwa sentuhan tangan Yesuslah yang mampu mempertahankan kesegaran kulit itu sampai sekian abad.
Ada satu pertanyaan yang sangat menggelitik: mengapa Yesus melarang Maria Magdalena untuk menyentuh-Nya, sedangkan delapan hari kemudian Yesus menawarkan kepada Tomas untuk mencucukkan jarinya ke dalam lambung-Nya (Yoh 20:27)? Hal ini mungkin ada kaitannya dengan jabatan Yesus sebagai Imam Agung. Pasca kebangkitan-Nya Yesus akan pergi ke kemah surgawi untuk melaksanakan tugas-Nya sebagai Imam Agung (Ibr 9:11). Proses pentahbisan seorang imam memakan waktu tujuh hari (Kel 29:35). Itulah mungkin alasan mengapa Yesus melarang Maria, namun mengizinkan Tomas untuk menyentuh-Nya.