Program Membangun Rumah Tangga Tatap Muka Perdana
Cuaca cerah di pagi hari itu. Sembilan
belas pasangan calon menikah pada hari pertama dan 18 pasang pada hari kedua memasuki
Ruang Antonius, yang terletak di lantai 2, Pondok Paroki Sunter, Gereja Santo
Lukas, Jakarta Utara. Rupanya hari Sabtu dan Minggu tanggal 24 dan 25 September
2022, Seksi Kerasulan Keluarga (SKK) mengadakan Program Membangun Rumah Tangga
(MRT). Ini adalah MRT ke-3 yang diadakan Gereja Santo Lukas pada tahun 2022. MRT
diadakan dua hari penuh dari Pukul 08.00 – Pukul 17.00 WIB.
Mengikuti Program MRT adalah salah satu syarat menikah di Gereja Katolik. Materi
MRT disusun oleh Komisi Kerasulan Keluarga, Keuskupan Agung Jakarta (KomKK KAJ).
Ada 12 topik yang dibawakan oleh fasilitator yang seluruhnya berasal dari
Gereja Santo Lukas dan telah memiliki sertifikat dari KomKK KAJ. Fasilitator
terdiri dari : pasutri awam ; dokter ; dan pastor. Pada MRT kali ini, bergabung
3 fasilitator baru yaitu : Dr. Freggy Spicano Joprang, Kristi Widjaja dan Michael
Widyananda Budianto.
Adapun Topik-topik MRT adalah :
1.Inilah Diriku
2.Keluarga Berbicara
3.Mewujudkan Pengharapan
4.Memahami Cinta
5.Perkawinan pada Umumnya
6.Perkawinan Sakramental
7.Tata Cara Upacara Perkawinan
8.Pengelolaan Keuangan
9.Mengolah Rohani
10.Menghadirkan Kristus di Rumah Kita
11.Pengaturan Kelahiran
12.Kita di dalam Misi
Di setiap topik ada pre test, kutipan kitab
suci, penjelasan singkat dari fasilitator, diskusi, refleksi, video sharing, dan post test. Pre test dan post test diadakan untuk
mengetahui sejauh mana peserta memahami materi yang telah disampaikan.
Program Membangun Rumah Tangga menggunakan metode workshop (lokakarya). Dengan metode lokakarya, program MRT diharapkan
mudah dimengerti, menginspirasi, dan dikemas dengan menarik, bukan tutorial
satu arah. Sehingga interaksi antara pasangan calon menikah lebih diutamakan
dan dapat dipraktikkan ketika pasangan calon menikah sudah berada dalam rumah
tangga.
Di setiap topik, pasangan calon menikah
mengisi pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam buku MRT. Buku ini berfungsi
sebagai Sertifikat Program MRT. Buku ini pula yang nantinya akan dibawa saat
penyelidikan kanonik.
Sesi MRT Topik 6 adalah Perkawinan
Sakramental. Fasilitatornya, Romo Maksinimus Nepsa, OFMConv. Saat sesi itu, Romo Maksi bertanya kepada
peserta, apa yang membuat peserta ingin menikah di Gereja Katolik.
“Walaupun semula beda agama, tapi rencana mengikuti agama calon, ingin masuk
Katolik. Jadi menikah di Gereja Katolik”. Demikian jawaban dari salah satu
peserta calon menikah.
Ada pula yang menjawab : “Saat ini kami berbeda agama. Mengalami ketika
mengurus perkawinan Katolik begitu sulit, step-nya begitu ribet, jadi menurut
saya, inilah perkawinan yang baik”
Ternyata ada peserta calon menikah yang berpendapat semakin ribet pengurusan
perkawinan semakin baik perkawinan tersebut, yang kemudian diulas oleh Romo
Maksi bahwa memang sifat perkawinan
Katolik adalah monogami, tak terceraikan dan seumur hidup. MRT pada tanggal 24 dan 25 September 2022
lalu, adalah MRT tatap muka perdana yang
diadakan setelah 2,5 tahun MRT di Santo Lukas diadakan secara online, karena pandemi
Covid-19. Tentunya Seksi Kerasulan Keluarga (SKK) sebagai penyelenggara sangat
antusias dengan MRT tatap muka kali ini. “Walaupun sudah lama ga offline, kita
tetap semangat, kompak dan saling bantu. Happy banget bisa kumpul lagi,” begitu
komentar Herman Iswanto, Ketua Program MRT Santo Lukas.
“Kami mengucapkan terima kasih atas
kebersamaan dalam pelayanan MRT kemarin.
Kalau kita offline, ada kebersamaan, ada tawa dan canda, ada cape tapi
hati senang”, demikian Antonius Tanuwijaya, Ketua SKK Santo Lukas, Periode
2022-2025.
Sampai jumpa di Program MRT Santo Lukas berikutnya di bulan November 2022.
/franciskarenny