Takhta Allah
Dipublikasikan tanggal 15 May 2013
Wahyu kepada Yohanes (Takhta Allah)
Setelah menulis surat kepada tujuh jemaat, Yohanes mendapat penglihatan lagi. Dia melihat sebuah pintu terbuka di surga. Yesus mengajaknya naik ke surga. Rupanya Yesus mau menunjukkan banyak hal kepadanya. Langsung Yohanes dikuasai Roh Allah dan dia melihat di surga ada sebuah takhta. Ada seseorang duduk di takhta itu. Mukanya bersinar seperti permata baiduri pandan dan permata delima. Suatu pelangi warna zamrud melingkari takhta itu. Allah benar-benar ahli dekor!
Dalam bentuk lingkaran sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta yang lain. Di situ duduk dua puluh empat pemimpin yang berpakaian putih dan memakai mahkota emas. Dari takhta itu terpancar cahaya kilat dan keluar bunyi guntur yang bergelegaran. Dan di depan takhta itu ada tujuh obor yang bernyala; itulah ketujuh Roh Allah. Masih ingat kan bahwa angka tujuh melambangkan kesempurnaan dan tujuh obor yang menyala juga melambangkan sapta karunia Roh Kudus.
Kembali ke laptop! Takhta Allah. Di depan takhta itu ada sesuatu yang kelihatan seperti lautan kaca, bening seperti kristal. Lautan adalah pusat kekuatan jahat, tetapi kekuatan jahat lumpuh di hadapan Allah. Di sekeliling takhta, pada setiap sisinya, ada empat makhluk, yang bagian depan dan bagian belakangnya penuh dengan mata. Makhluk yang pertama kelihatan seperti singa. Yang kedua, seperti banteng. Yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia. Yang keempat, kelihatan seperti burung rajawali yang sedang terbang. Jadi teringat dengan penglihatan nabi Yehezkiel ya! Yehezkiel mendapat penglihatan empat buah makhluk, yang masing-masing mempunyai empat wajah dan dua pasang sayap: wajah manusia di depan, wajah singa di sebelah kanan, wajah banteng di sebelah kiri, dan wajah rajawali di sebelah belakang (Yeh 1:5-7).
Manusia adalah pemimpin dari semua makhluk hidup, singa adalah pemimpin dari binatang-binatang buas, banteng adalah pemimpin dari binatang-binatang peliharaan, dan rajawali adalah pemimpin dari burung-burung. Keempat wajah ini juga melambangkan intelegensia (manusia), kekuasaan (singa), kekuatan (banteng) dan kelincahan (rajawali). Tak heran banyak orang mengaitkan keempat makhluk dalam kitab Wahyu ini dengan keempat penginjil: Matius (manusia), Markus (singa), Lukas (banteng) dan Yohanes (burung rajawali). Keempat makhluk itu tidak henti-hentinya menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Allah yang duduk di takhta itu.
Kemudian, Yohanes melihat Allah memegang sebuah gulungan buku yang dimeteraikan dengan tujuh buah segel. Dalam tulisan pertama sudah dijelaskan bahwa kitab Wahyu sangat menyukai angka tujuh. Seorang malaikat mulai panik ketika menyadari bahwa tidak ada seorang pun, baik di surga maupun di bumi, yang sanggup memecahkan segel-segel itu dan membuka buku itu.
Hal itu membuat Yohanes menangis tersedu-sedu. Namun salah seorang dari antara pemimpin-pemimpin di takhta Allah mengingatkan Yohanes tentang seseorang yang mampu. Puji Tuhan! Yohanes melihat seekor anak domba yang nampaknya seperti sudah disembelih, berdiri di tengah-tengah takhta itu. Anak domba itu memiliki tujuh tanduk dan tujuh mata. Tujuh mata itu ternyata adalah tujuh roh Allah yang sudah diutus ke seluruh dunia.
Anak domba itu maju dan mengambil gulungan buku itu dari Allah. Segera tersungkurlah semua makhluk untuk menyembah anak domba itu: keduapuluhempat pemimpin dan keempat makhluk itu. Mereka masing-masing memegang kecapi dan mangkuk emas yang berisi kemenyan, yaitu doa-doa umat Allah. Kemudian Yohanes melihat lagi suara berjuta-juta malaikat. Mereka mengelilingi takhta dan menyanyi dengan suara yang kuat. Tidak ketinggalan segala makhluk di langit, di bumi, dan di dalam laut, singkatnya segala makhluk alam semesta menyanyikan lagu pujian bagi anak domba. Keempat makhluk itu menjawab, “Amin!” dan para pemimpin itu tersungkur menyembah sang anak domba.
Apa gerangan ketujuh segel yang dimeteraikan pada gulungan buku itu? Silakan mengikuti episode berikutnya tentang tujuh segel.
Lanjutan: Tujuh Segel
Artikel Terkait: