Bagaimana Memahami Rapture?
Dipublikasikan tanggal 05 February 2015
Bagaimana Memahami “Rapture”?
1 Tes 4:16-17
Di penghujung tahun 2014 para pecinta bioskop disuguhi sebuah film berjudul “Left Behind”. Film ini disutradarai oleh Vic Armstrong dan dibintangi oleh pemain terkenal Nicolas Cage. Film ini berkisah tentang seorang pilot bernama Rayford Steele dan putrinya yang bernama Chloe Steele (diperankan oleh Cassi Thomson). Sebuah keanehan terjadi: banyak orang di dunia menghilang secara tiba-tiba dan meninggalkan orang-orang terdekat mereka dalam keadaan frustrasi. Film ini dikaitkan dengan Kitab Suci, yang ayat-ayatnya bertebaran di seluruh film. Orang-orang itu bukan menghilang, melainkan “diangkat ke surga”. Rayford Steele dan putrinya ditinggalkan, karena mereka adalah manusia-manusia berdosa.
Film ini tak luput dari kritikan. Toronto Star memberi komentar, “Score one to Satan.” Alur dan naskah film ini sangat buruk, demikian pula akhir film. Adegan-adegan yang disuguhkan hanya menampilkan kekonyolan. Namun dalam film itu ada sebuah pernyataan dari Chloe, seorang yang tidak percaya akan Tuhan, “The God, that my mother talked about, would never do something like this.” Dan memang benar, pernyataannya merupakan satu-satunya hal yang masuk akal dalam film ini.
Namun film ini cukup berpengaruh dalam obrolan-obrolan bahkan diskusi-diskusi keagamaan. Ironis, karena film ini dibuat berdasarkan sebuah novel dengan judul yang sama. Jadi film ini bukan film religi, meskipun dikaitkan dengan Kitab Suci! Banyak pewarta akhir zaman, termasuk beberapa pewarta Katolik, terpesona dengan ajaran tentang rapture. Menurut keyakinan mereka, ada sekelompok orang yang percaya kepada Tuhan, akan “diangkat” ke surga sebelum kedatangan Yesus yang kedua kalinya ke dunia. Untuk menguatkan ajaran mereka, mereka mengutip tulisan Paulus kepada jemaat di Tesalonika (1 Tes 4:16-17);
Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
Sesungguhnya dalam ayat ini kata yang muncul adalah shall be caught up dan bukan kata rapture, yang tidak pernah sekalipun muncul dalam Kitab Suci.
Kali ini kita akan coba memahami apa yang dimaksud Paulus dalam tulisannya ini. Sungguh beliau tidak akan menyangka bahwa gaya bahasa dan metaforanya tentang kedatangan Yesus yang kedua kali, dapat ditafsirkan dengan sangat berbeda dua ribu tahun kemudian. Untuk memahami tulisan Paulus, baik kiranya kita membaca tulisan Paulus di tempat lain, misalnya Rom 8:18-27, yang saya kutip di sini ayat 23 saja;
Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Apa yang dimaksud oleh Paulus dengan “pengangkatan sebagai anak” atau “pembebasan tubuh”? Untuk memahami hal ini, perlu kita membaca tulisan Paulus di tempat lain lagi, misalnya 1 Kor 15:51-54;
Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
Rupanya yang dimaksudkan oleh Paulus dengan pembebasan tubuh adalah perubahan tubuh manusia dari tubuh yang dapat binasa (tubuh alamiah) menjadi tubuh yang tidak dapat binasa (tubuh rohaniah). Ini semua terjadi pada akhir zaman. Di lain tempat Paulus menulis (Flp 3:20-21);
Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
Kita kembali ke laptop, 1 Tes 4:16-17! Rupanya dengan gaya bahasa lain Paulus melukiskan tentang perubahan tubuh dari tubuh alamiah menjadi tubuh rohaniah pada akhir zaman. Untuk itu Paulus meminjam beberapa catatan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan protokol kenegaraan yang berlaku pada saat itu:
1. Kisah Musa turun dari Gunung Sinai dengan dua loh hukum (Kel 32:15) untuk mengadili bangsa Israel, yang berdosa dengan menyembah berhala patung lembu emas, ketika dia bercakap-cakap dengan Allah di Gunung Sinai. Yesus tampil sebagai Musa baru, yang turun dari surga untuk menghakimi semua manusia seadil-adilnya.
2. Dan 7, terutama Dan 7:13-14
Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.
Yesus adalah Sang Anak Manusia, Sang Hakim Agung, yang akan mengadili semua manusia dan menegakkan Kerajaan Allah secara definitif.
3. Kebiasaan yang berlaku pada saat itu ketika seorang kaisar berkunjung ke sebuah tempat. Warga berkumpul di lapangan terbuka dan menyambutnya, Ide “manusia diangkat bersama-sama di dalam awan menyongsong Tuhan” nampaknya juga tidak lepas dari protokol kenegaraan yang berlaku pada saat itu.
Dengan demikian tulisan tentang pengangkatan orang-orang percaya atau rapture tidak dapat dipahami secara harafiah. Pada akhir zaman, ketika Yesus datang ke dunia dalam kemuliaan, Dia akan menghakimi semua orang. Orang-orang benar akan diganjar dengan perubahan tubuh: dari tubuh alamiah yang dapat binasa menjadi tubuh rohaniah yang tidak dapat binasa. Kemudian mereka akan bersama-sama dengan Allah sampai selama-lamanya.
Kita tidak perlu takut akan ketinggalan (left behind). Itu bukan kehendak Allah. Kepada Timotius Paulus menulis (1 Tim 2:3-4);
Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
Allah ingin agar semua manusia selamat. Untuk itu kita, sebagai murid-murid-Nya, wajib berupaya supaya pengetahuan akan kebenaran (Injil Kristus) dapat diwartakan sampai ke ujung dunia. Kita tidak perlu takut bahwa akan ada kuota jumlah penghuni surga. Jangan takut! Yesus sendiri berpesan kepada murid-murid-Nya (Yoh 14:1-3);
Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.
Inilah janji Yesus kepada kita semua dan kita wajib percaya kepada-Nya. Di surga ada banyak tempat tinggal. Sekarang Yesus menyediakan tempat bagi kita. Kelak Dia akan datang kembali dan membawa kita ke Kerajaan Allah. Pada saat itu kita tidak akan berpisah lagi dengan Allah. Imanuel!