MARILAH KITA BERBUAT KASIH
Dipublikasikan tanggal 11 May 2015
MARILAH KITA BERBUAT KASIH
Misa Arwah 7 Hari Alm. P. Antonio Murru
P. Antonio Murru lahir di Bonacardo Italia pada tanggal 3 Maret 1940 dari pasutri Salvatore Murru dan Christina Piras. Beliau mengenyam pendidikan dasar di kota kelahirannya dan melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Pertama di Sassari dan Sekolah Lanjutan Atas di Oristano Italia. Gelar Sarjana Teologi diperolehnya di Assisi pada tahun 1966. P. Antonio Murru menjalani novisiat di Piglio dan ditahbiskan sebagai imam di Oristano pada tanggal 19 Desember 1965.
Pada tanggal 3 April 1968 beliau berangkat dari Italia untuk memulai misi di tanah Batak bersama dengan P. Giuseppe Brentazzoli, OFMConv dan P. Ferdinando Severi, OFMConv. Setelah berhasil melewati beberapa kesulitan, akhirnya mereka tiba di Medan pada tanggal 6 April 1968 dan disambut oleh Uskup Mgr. Van Den Hurk OFMCap. Setelah belajar bahasa Indonesia secara kilat, mereka mulai menjalankan kerasulan secara langsung di Medan, meski dengan kemampuan bahasa yang terbatas. Pada bulan Oktober 1968 mereka memasuki kota Delitua, tempat yang dipercayakan untuk pengembangan Ordo.
Pada mulanya mereka menumpang pada salah satu bagian dari rumah sakit dan merayakan misa di sebuah pabrik tembakau. Baru pada bulan Januari 1970 para misionaris meresmikan biara baru dan pada bulan April tahun yang sama mereka meresmikan gereja, yang didedikasikan kepada St. Yosef.
P. Antonio Murru meninggal pada hari Minggu 3 Mei 2015 di Napu pada usia 75 tahun dan 2 bulan. Setelah disemayamkan beberapa hari di Palu dan Manado, pada hari Rabu 6 Mei 2015 jenazah dimakamkan di taman bahagia kekal para imam di Seminari St. Fransiskus Xaverius Kakaskasen Tomohon.
Misa arwah 7 hari meninggalnya P. Antonio Murru diselenggarakan pada hari Senin 11 Mei 2015 di Gereja St. Lukas Sunter. Misa dipimpin oleh P. Robert Zonpiter Sihotang, OFMConv dan konselebran P. Yakub Janami Barus, OFMConv, P. Petrus Gonzales Zonggar, OFMConv, dan P. Antonius Siswido Swy, OFMConv.
Dalam homilinya P. Siswido mengenangkan dua hal dalam pengalaman kebersamaan dengan P. Antonio Murru. Pertama, setiap kaul kekal P. Antonio Murru akan berdiri di samping frater yang mengikrarkan kaul kekal dan di hadapan umat, beliau akan menceritakan segala “keburukan” dari frater tersebut. Pada mulanya semua frater heran dengan sikap beliau, sampai pada akhirnya mereka menyadari apa yang diajarkan oleh P. Antonio Murru lewat peristiwa tersebut. P. Antonio Murru mengajarkan kepada para saudaranya bahwa untuk menjadi saksi Kristus dan pelayan-Nya tidak dibutuhkan kehebatan, kepandaian, dan kesucian, melainkan pertobatan. Kedua, khotbah P. Antonio Murru pada masa Adven, hari Natal, masa Prapaskah dan hari Paskah selalu sama. Dengan bahasa Indonesia yang masih belum lancar, beliau selalu mengakhiri homilinya dengan ajakan, “Marilah kita berbuat kasih”. Ternyata ajakan ini benar-benar sebuah pewartaan yang agung. Tidak ada khotbah yang lebih indah daripada ajakan untuk berbuat kasih.
Marilah kita mendoakan P. Antonio Murru dan mengikuti apa yang selalu diajarkannya: berbuat kasih. Selamat jalan P. Antonio Murru. Masukilah kebahagiaan abadi, Yesus Sang Pemenang menjemputmu.