Ziarek Umat Lingkungan Santo Leo Agung

Dipublikasikan tanggal 17 May 2015

ZIAREK UMAT LINGKUNGAN ST LEO AGUNG KE LAMPUNG

Sejak awal 2015, umat lingkungan St Leo Agung mulai berdoa Novena Rosario untuk kelancaran ziarah dan rekreasi (ziarek) ke Lampung. Pada 14 Mei yang lalu, saat hari masih gelap, sebanyak 35 orang berangkat dengan bis dari Sunter menuju Pelabuhan Merak.

Tiga puluh lima peziarah St Leo Agung berangkat pk 05.30 pagi

Naik Ferry dari Pelabuahan Merak menuju Peabuahan Bakau Heni, Lampung

Rumah Retret Ngison Nando.

"Ngison" berasal dari bahasa Lampung yang artinya tempat yang sejuk dan damai. Ngison juga diartikan sebagai  singkatan dari Nama Griya Ini Sarat Oleh Nazar (Nostalgia). "Nando" adalah nama imam Prancis (Ferdi Nando Pecoraro, MEP) yg berkarya di Lampung. Semasa hidupnya, imam ini terlibat dalam mewujudkan rumah impian ini. Nando juga bisa dianggap singkatan dari Nur Asih Nafas Doa. Rumah Retret ini dikelola oleh Suster Suster Belas Kasih dari Hati Yesus yang Maha Kudus. Setelah makan siang, kami berdoa di Gua Maria. Konon, Gua Maria pertama yang kita kunjungi untuk berdoa maka doa itu akan dikabulkan Tuhan. Turun ke bawah ada makam Yesus yang sangat indah. Tempat itu berbentuk kubah batu dang mengeluarkan bau harum. Hati menjadi begitu damai saat berdoa di makam tersebut.

Rumah Retret Ngison Nando, Lampung 

Di Gua Maria Ngison Nando

Berdoa di Makam Yesus, Ngison Nando

Makam Yesus di Ngison Nando

Rumah Retret La Verna

Peran La Verna sangat besar saat perang kemerdekaan RI. Biarawan biarawati bersatu memberi tempat perlindungan bagi para anggota TNI. Umat Leo Agung mengadakan Misa Hari Kenaikan Tuhan di sini. Dalam homilinya, Romo Joko Susilo, SCY mengatakan bahwa pelayanan bukan masalah “bisa” atau “tidak bisa” melainkan “mau” atau “tidak mau”. Lihatlah, orang yang tidak mau melayani pasti akan menimbulkan masalah. Mau melayani dulu. Selebihnya, biar Roh Kudus yang ambil alih dan berkarya di dalam dirimu. Walau hari sudah gelap, umat St Leo Agung tetap bersemangat untuk berdoa di Gua Maria La Verna. Ratusan anak tangga dijajaki dengan penerangan senter maupun lilin.

Rumah Retret La Verna

Misa bersama Romo Joko Susilo, SCY di La Verna

 

Foto peserta Ziarek Leo Agung bersama Romo Joko Susilo, SCY di Kapel St Maria Degli Angeli, La Verna

Peserta Ziarek di depan Hotel Inna Eight, Lampung

Gua Maria Fajar Mataram

Fajar Mataram adalah tempat peziarahan yang amat sangat sederhana. Dari pakaian yang dikenakan penduduknya, orang langsung tahu betapa sederhananya desa ini. Namun, orang-orang Fajar Mataram sangat ramah. Ada sebuah gereja sederhana yang dikelola oleh para suster. Di tempat ini umat mengadakan misa pula. Romo Diosesan Paulus Suryanto menjelaskan bahwa para peziarah harus mengerti bahwa yang mengabulkan doa adalah Tuhan Yesus. Jadi, berziarah ke Gua Maria berarti kita mohon melalui perantaraan Bunda agar Tuhan berkenan mengabulkan doa - doa kita. Melalui Maria kita pasti sampai kepada Yesus. Ziarah Maria yang benar pasti membuat peziarah itu semakin mencintai Ekaristi.

Homili Romo Diosesan Paulus Suryanto di Gereja Fajar Mataram

Foto bersama RD Paulus Suryanto di Gereja Fajar Mataram

Umat St Leo Agung mengadakan Bakti Sosial di sini. Pakaian baru dan pakaian masih layak pakai disumbangkan untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar gereja.

Baksos di Fajar Mataram

Di depan Gua Maria Fajar Mataram

Keesokan harinya, sekitar 12 umat bela-belain bangun jam 3.00 pagi dan berangkat jam 4.30 pagi untuk melihat ikan lumba - lumba di Pantai Kiluan. Perjalanan panjang dari Teluk, Bandar Lampung ke Pantai Kiluan sekitar 52 km. Jalanan agak rusak membuat kecepatan bis kurang dari 30 km/jam. Akibatnya pukul 9.30 umat baru tiba di tepi pantai.

Di depan Pantai Kiluan

Cukup banyak lumba - lumba cukup yang terlihat saat perahu mendekati lautan lepas. Beberapa lumba-lumba melompat - lompat dengan riang seolah mengucapkan 'selamat datang'.

Lumba-lumba di Pantai Kiluan

Ziarek berakhir pada 16 Mei 2015 malam. Pukul 20.10 bis langsung masuk ke kapal ferry tanpa menunggu sebentarpun. Umat tiba kembali di Sunte tepat pukul 00.15. Terima kasih Tuhan buat pengalaman rohani dan jasmani yang begitu indah. Semoga umat yang telah disegarkan ini semakin bersemangat untuk melayani sesama.